Penerapan Analisis Faktor pada Harga Ikan di Gresik

Sagita Adhisya Farista

27 November 2024

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kasus

Gresik merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu sentra perikanan utama di Indonesia. Hal itu dikarenakan adanya akses langsung ke laut dan didukung oleh aktivitas nelayan yang produktif, sektor perikanan merupakan peran penting dalam perekonomian Gresik. Selain memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, hasil perikanan dari Gresik juga menjadi komoditas yang penting untuk perdagangan antar daerah hingga ekspor.

Namun demikian, dinamika harga ikan di Gresik dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti musim penangkapan, cuaca, permintaan pasar, dan biaya operasional nelayan, sehingga fluktuasi harga berdampak pada kesejahteraan nelayan, daya beli masyarakat, dan stabilitas ekonomi lokal. Studi ini bertujuan untuk menganalisis tren harga ikan, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab fluktuasi, serta memberikan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan. Dengan analisis ini, diharapkan dapat mendukung kebijakan pemerintah dan efisiensi usaha pelaku pasar, serta berkontribusi pada pengembangan sektor perikanan yang berkelanjutan di Gresik.

1.2 Latar Belakang Metode

Analisis faktor adalah analisis statistika yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan cara menyatakan variabel asal sebagai kombinasi linear sejumlah faktor, sedemikian hingga sejumlah faktor tersebut mampu menjelaskan sebesar mungkin keragaman data yang dijelaskan oleh variabel asal.

Analisis faktor dibagi menjadi dua yaitu analisis faktor ekploratori dan analisis faktor konfirmatori. Analisis faktor eksploratori digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang melandasi sehimpunan variabel atau sehimpunan ukuran. Sedangkan analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji hipotesis mengenai struktur faktor dalam sehimpunan data.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

  1. Mengetahui indikator apa saja yang dapat dilakukan analisis faktor

  2. Mengidentifikasi tren harga berbagai jenis ikan dan hasil laut di Gresik

  3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Model Analisis Faktor

Model analisis faktor adalah :

\[x_1=C_{11}F_1+C_{12}F_2+...+C_{1m}F_m+\varepsilon_1\]

\[x_2=C_{21}F_1+C_{22}F_2+\ldots+C_{2m}F_m+\varepsilon_2\]

\[\vdots\]

\[x_p=C_{p1}F_1+C_{p2}F_2+\ldots+C_{pm}F_m+\varepsilon p\]

Keterangan :

\(x_1,x_2,...,\ x_p\) adalah variabel asal

\(F_1,F_2,...,F_p\) adalah faktor bersama (common factor)

\(C_{ij}\) adalah bobot loading dari variabel asl ke-i pada faktor ke – j

\(\varepsilon_1,\varepsilon_2,...,\varepsilon_p\) adalah error

Besarnya bobot \(C_{ij}\) dapat diduga dengan menggunakan metode maximum likelihood. Nilai dugaan \(C_{ij}\) yang diperoleh dengan metode non-iteratif adalah :

\[C_{ij}\ =\frac{a_{ji}\sqrt{\lambda_j}}{s_{x_i}}\ atau\ C_{ij}\ =a_{ji}\sqrt{\lambda_j}\] untuk variabel asal yang dibakukan.

Keterangan :

\(a_{ji}\) adalah koefisien variabel asal ke-I untuk komponen utama ke-j \(\lambda_j\) adalah eigen value untuk komponen utama ke-j

\(s_{x_i}\) adalah simpangan baku variabel asal ke-j

Besarnya skor faktor dapat dinyatakan sebagai :

\[{F}={C}^\prime{S}^{-1}\left({x}_j-\bar{{x}}\right),\ j\ =\ 1,...,n\]

1.4.2 Measure of Sampling Adequety (MSA)

MSA digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana data yang digunakan cocok untuk analisis faktor. MSA mengukur seberapa baik variabel-variabel dalam data berkorelasi satu sama lain dengan nilai 0 hingga 1. Jika nilai \(MSA < 0,5\) maka indikator tidak dapat digunakan untuk analisis komponen utama.

1.4.3 Statistik Kaiser Meyer Olkin (KMO)

Statistik KMO digunakan untuk mengetahui apakah data observasi yang ada tersebut layak dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor atau tidak. Syarat untuk dapat dilakukan analisis faktor adalah data dari peubah-peubah yang dianalisis harus memiliki nilai statistik KMO \(\geq\ 0,5\).

1.4.4 Uji Bartlett

Uji Bartlett digunakan untuk menguji apakah matriks korelasi yang dihasilkan adalah matriks identitas yang mengindikasikan bahwa di antara peubah tidak terdapat korelasi. Nilai sigifikansi uji Bartlett harus kurang dari taraf signifikansi \((\alpha=0,05)\).

1.4.5 Metode Ekstraksi Faktor

Ekstraksi faktor merupakan langkah inti dari analisis faktor dimana mereduksi sejumlah variabel asli (misalkan variabel p) menjadi sejumlah kecil faktor (misalkan k faktor), dimana \(p\le k\).

1.5 Data

Data yang digunakan merupakan dataset harga ikan di Kabupaten Gresik tahun 2016 - 2020. Terdapat 13 variabel dengan masing-masing variabel berjumlah 60. Berikut merupakan cuplikan data penelitian :

Tanggal Mas Tawes Udang Putih/Vaname Bandeng Kakap Putih
2016-01-01 9000 7500 60000 15000 35000
2016-02-01 9500 7500 55000 15000 30000
2016-03-01 9500 7500 55000 15000 35000
2016-04-01 15000 7500 60000 15000 35000
2016-05-01 15000 7500 60000 15000 35000
2016-06-01 8000 6000 50000 15000 35000
2016-07-01 10000 6500 50000 15000 35000
2016-08-01 12500 6500 50000 15000 35000

2 SOURCE CODE

2.1 Library

> library(readxl) #Import data dengan format excel
> library(corrplot) #Membuat plot
> library(REdaS) #Uji KMO dan Bartlett`s Test
> library(psych) #Analisis faktor

2.2 Input Data

Fungsi read_excel() digunakan untuk memuat data dari Dataset Harga Ikan Gresik dengan argumen yang berisikan lokasi file data tersimpan. Data tersebut disimpan dengan nama Dataa. Kemudian digunakan fungsi data = dataa[, -1] untuk menghilangkan kolom pertama yang merupakan kolom tanggal, str(Data) untuk melihat struktur data dan datanew <- data[sapply(data, is.numeric)] untuk menjadikan tipe data menjadi tipe data numerik.

> dataa <- read_excel("C:/Users/hp/Documents/AAA OMG SEMESTER 5/0. Tugas Sem 5/Anmul/Dilaut Dataset.xlsx")
> data = dataa[, -1]
> str(data)
tibble [60 × 13] (S3: tbl_df/tbl/data.frame)
 $ Mas               : num [1:60] 9000 9500 9500 15000 15000 8000 10000 12500 12500 15000 ...
 $ Tawes             : num [1:60] 7500 7500 7500 7500 7500 6000 6500 6500 6500 9000 ...
 $ Udang Putih/Vaname: num [1:60] 60000 55000 55000 60000 60000 50000 50000 50000 50000 60000 ...
 $ Bandeng           : num [1:60] 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 14000 ...
 $ Kakap Putih       : num [1:60] 35000 30000 35000 35000 35000 35000 35000 35000 35000 35000 ...
 $ Mujair            : num [1:60] 10000 11000 11000 17500 17500 18000 18500 20000 20000 20000 ...
 $ Kerapu            : num [1:60] 0 0 0 80000 80000 80000 80000 80000 80000 120000 ...
 $ Patin             : num [1:60] 20000 20000 20000 17500 20000 18000 18000 20000 20000 20000 ...
 $ Gurami            : num [1:60] 23500 23500 23500 23500 23500 23500 23500 23500 23500 23500 ...
 $ Lele              : num [1:60] 15000 15500 15500 14000 16000 15000 15000 16000 16000 16000 ...
 $ Udang Windu       : num [1:60] 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000 ...
 $ Kepiting          : num [1:60] 50000 50000 55000 50000 50000 40000 50000 50000 50000 70000 ...
 $ Nila              : num [1:60] 8500 8000 8000 14000 14000 12500 16000 17500 17500 18000 ...
> datanew <- data[sapply(data, is.numeric)] 

Dapat dilihat bahwa terdapat 60 data dengan 13 variabel sudah memiliki tipe data numerik. Kemudian, untuk menampilkan 6 baris teratas dari data Dataset Harga Ikan Gresik menggunakan fungsi head(datanew).

> head(datanew)
# A tibble: 6 × 13
    Mas Tawes `Udang Putih/Vaname` Bandeng `Kakap Putih` Mujair Kerapu Patin
  <dbl> <dbl>                <dbl>   <dbl>         <dbl>  <dbl>  <dbl> <dbl>
1  9000  7500                60000   15000         35000  10000      0 20000
2  9500  7500                55000   15000         30000  11000      0 20000
3  9500  7500                55000   15000         35000  11000      0 20000
4 15000  7500                60000   15000         35000  17500  80000 17500
5 15000  7500                60000   15000         35000  17500  80000 20000
6  8000  6000                50000   15000         35000  18000  80000 18000
# ℹ 5 more variables: Gurami <dbl>, Lele <dbl>, `Udang Windu` <dbl>,
#   Kepiting <dbl>, Nila <dbl>

2.3 Statistika Deskriptif

Fungsi summary() digunakan untuk menghitung statistika deskriptif dengan argumen data yang ingin dihitung yaitu (datanew) dimana statistika deskriptif yang dimaksud adalah mean, median, minimum, maksimum, dll.

> summary(datanew)

2.4 Menghitung Korelasi

Fungsi cor() digunakan untuk menghitung korelasi antar variabel dengan argumen data yang dihitung adalah (datanew) yang disimpan dalam r.

Fungsi corrplo() digunakan untuk membuat plot korelasi antar variabel. method = jenis yang dipakai untuk menggambarkan korelasi yaitu number type = jenis plot yang dipakai yaitu lower

> r = cor(datanew)
> library(corrplot)
> corrplot(r, method = "number", type = "lower")

2.5 Uji KMO

Sebelum menjalankan fungsi KMOS() perlu mengaktifkan packages REdaS terlebih dahulu. Fungsi KMOS() digunakan untuk menghitung MSA masing-masing variabel. Apabila nilai MSA < 0,5 maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.

> KMOS(datanew)

2.6 Menghilangkan Variabel dengan MSA < 0,5

Fungsi datanew[,-c()] digunakan untuk menghilangkan kolom tertentu dari data yang tersimpan dalam datanew. Fungsi data.frame() digunakan untuk membuat dataframe yang baru dengan argumen datanewww.

> dataneww <- datanew[,-c(7, 13)]
> data.frame(dataneww)

2.7 Uji Bartlett

Fungsi bart_spher() digunakan untuk pengujian korelasi antar variabel yang sebelumnya harus mengaktifkan packages REdaS terlebih dahulu.

> bart_spher(dataneww)

2.8 Scree Plot

Fungsi cor() digunakan untuk menghitung matriks korelasi antar variabel pada data dengan argumen yang dipakai dataneww yang kemudian disimpan dalam korelasi. Fungsi eigen() digunakan untuk menghitung nilai dan vektor eigen dengan argumen yang dipakai korelasi kemudian disimpan dalam eigen.

> korelasi = cor(dataneww)
> eigen = eigen(korelasi)
> screeplot = plot(eigen$values, main = "Scree Plot", 
+                  xlab = "faktor", ylab = "eigen values", pch = 16, type = "o",
+                  col= "blue", lwd = 1) + axis(1,at=seq(1,9)) + abline(h=1, col = "red")

x = data yang akan dibuat plot (eigen$value)

main = judul plot (Scree Plot)

xlab = label pada sumbu x (Faktor)

ylab = label pada sumbu y (Eigen Value)

pch = jenis kode yang dipakai untuk mewakili data (16)

type = jenis plot yang digunakan (o)

col = warna titik dan garis yang digunakan (blue)

lwd = ketebalan garis (1)

axis() memiliki argumen posisi sumbu dan nilai pada sumbu 1 dan at=seq(1,9)

abline() memiliki argumen nilai pada sumbu tegak dan warna garis (h=1, col = "red")

2.9 Ekstraksi Faktor dengan PCA

Sebelum menggunakan fungsi principal() terlebih dahulu mengaktifkan packages psych.

> PCA = principal(r = korelasi, nfactors = 3, rotate = "varimax")
> PCA$communality

r = matriks korelasi antar variabel (korelasi) nfactors = banyak komponen yang diekstrak (nfactors = 3) rotate = metode rotasi yang akan digunakan (rotate = "varimax") Fungsi PCA$communality digunakan untuk menghitung komunalitas setiap variabel.

2.10 Ekstraksi Faktor dengan PFA

Sebelum menggunakan fungsi fa() terlebih dahulu mengaktifkan packages psych.

> PFA = fa(r = dataneww, nfactors = 3, 
+          rotate = "varimax", fm ="pa")
> PFA
> PFA$scores

r = matriks korelasi dari data awal yang tersimpan dalam datanew yang otomotasi akan dibuat matriks korelasinya nfactors = banyak komponen yang diekstrak (nfactors = 3) rotate = metode rotasi yang digunakan (varimax) fm = metode ekstraksi faktor (pa)

2.11 Visualisasi

Visualiasi dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi fa.diagram() yang sebelumnya sudah mengaktifkan packages psych.

> loads = PFA$loadings
> fa.diagram(loads)
> round(PFA$loadings[1:6,],4)

Fungsi PFA$loadings digunakan untuk menghitung loading dari PFA yang akan disimpan dalam loads. Fungsi fa.diagram() dengan argumen loads digunakan untuk menampilkan hasil visualisasi. Fungsi round() untuk menampilkan nilai loading dengan argumen (PFA$loadings[1:6,],4) yang artinya menampilkan loadings dari 6 variabel teratas dan membulatkan 4 angka dibelakang koma.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Statistika Deskriptif

      Mas            Tawes       Udang Putih/Vaname    Bandeng     
 Min.   : 7500   Min.   : 6000   Min.   :40000      Min.   :    0  
 1st Qu.: 8500   1st Qu.: 7000   1st Qu.:50000      1st Qu.:15000  
 Median :12500   Median : 9500   Median :50000      Median :16000  
 Mean   :11150   Mean   :10133   Mean   :49083      Mean   :15587  
 3rd Qu.:14000   3rd Qu.:13000   3rd Qu.:50000      3rd Qu.:16775  
 Max.   :15000   Max.   :16000   Max.   :60000      Max.   :18000  
  Kakap Putih        Mujair          Kerapu           Patin      
 Min.   :25000   Min.   : 8000   Min.   :     0   Min.   :13000  
 1st Qu.:25000   1st Qu.: 9000   1st Qu.: 80000   1st Qu.:13000  
 Median :32000   Median :11000   Median : 82000   Median :13000  
 Mean   :30700   Mean   :12204   Mean   : 86625   Mean   :14758  
 3rd Qu.:35000   3rd Qu.:15000   3rd Qu.:120000   3rd Qu.:15000  
 Max.   :35000   Max.   :20000   Max.   :150000   Max.   :20000  
     Gurami           Lele        Udang Windu        Kepiting    
 Min.   :18000   Min.   :12500   Min.   : 75000   Min.   :    0  
 1st Qu.:19000   1st Qu.:12500   1st Qu.: 75000   1st Qu.:30000  
 Median :23500   Median :15000   Median : 80000   Median :35000  
 Mean   :21642   Mean   :14008   Mean   : 85550   Mean   :33667  
 3rd Qu.:23500   3rd Qu.:15000   3rd Qu.:100000   3rd Qu.:45000  
 Max.   :24000   Max.   :16000   Max.   :111000   Max.   :85000  
      Nila      
 Min.   : 8000  
 1st Qu.:12375  
 Median :14000  
 Mean   :13167  
 3rd Qu.:15000  
 Max.   :18000  

Berdasarkan output di atas, dapat dilihat nilai minimum, maksimum, median, mean, kuartil 1, dan kuartil 2 dari masing-masing variabel.

3.2 Menghitung Korelasi

Berdasarkan output plot korelasi yang dihasilkan, nilai korelasi yang mendekati 1 dan -1 mengindikasikan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara variabel tersebut. Dapat dilihat juga berdasarkan warna, semakin gelap warnanya maka semakin kuat juga korelasinya (warna biru menandakan korelasi positif dan warna merah menandakan korelasi negatif).

3.3 Uji KMO


Kaiser-Meyer-Olkin Statistics

Call: KMOS(x = datanew)

Measures of Sampling Adequacy (MSA):
               Mas              Tawes Udang Putih/Vaname            Bandeng 
         0.8663847          0.9250174          0.5402595          0.5495928 
       Kakap Putih             Mujair             Kerapu              Patin 
         0.7467843          0.5880151          0.3856411          0.7003740 
            Gurami               Lele        Udang Windu           Kepiting 
         0.6950473          0.7256063          0.7513889          0.5568655 
              Nila 
         0.4620158 

KMO-Criterion: 0.6987179

Berdasarkan output yang dihasilkan, diperoleh statistik KMO sebesar 0.69 > 0.5, sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis faktor dapat diterapkan menggunakan matriks korelasi antar variabel data.

Akan tetapi, nilai MSA untuk variabel Kerapu dan Nila memiliki nilai MSA < 0.5 sehingga variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut.

3.4 Menghilangkan Variabel dengan MSA < 0,5

     Mas Tawes Udang.Putih.Vaname Bandeng Kakap.Putih Mujair Patin Gurami  Lele
1   9000  7500              60000   15000       35000  10000 20000  23500 15000
2   9500  7500              55000   15000       30000  11000 20000  23500 15500
3   9500  7500              55000   15000       35000  11000 20000  23500 15500
4  15000  7500              60000   15000       35000  17500 17500  23500 14000
5  15000  7500              60000   15000       35000  17500 20000  23500 16000
6   8000  6000              50000   15000       35000  18000 18000  23500 15000
7  10000  6500              50000   15000       35000  18500 18000  23500 15000
8  12500  6500              50000   15000       35000  20000 20000  23500 16000
9  12500  6500              50000   15000       35000  20000 20000  23500 16000
10 15000  9000              60000   14000       35000  20000 20000  23500 16000
11 13000  9000              60000   14000       35000  19000 20000  23500 16000
12 13000  9000              60000   14000       35000  20000 20000  23500 16000
13 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
14 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
15 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
16 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
17 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
18 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
19  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
20  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
21  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
22  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
23  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
24  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
25 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
26 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
27 14000 13000              50000   16000       25000   9000 13000  18000 15000
28 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
29 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
30 14000 16000              50000   16000       25000  11000 13000  19000 15000
31  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
32  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
33  7500  7000              40000   15000       32000   8500 13000  23500 12500
34  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
35  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
36  8500  7000              40000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
37 14000 13000              50000   17000       25000   9000 13000  18000 15000
38 14000 13000              50000   17000       25000   9000 13000  18000 15000
39 14000 13000              50000   17000       25000   9000 13000  18000 15000
40 14000 14000              50000   16000       25000  11000 13000  20000 14000
41 14000 14000              50000   16000       25000  11000 13000  20000 14000
42 14000 14000              50000   16000       25000  11000 13000  20000 14000
43  7500  7000              50000   15000       32000   8300 13000  23500 12500
44  7500  7000              50000   15000       32000   8300 13000  23500 12500
45  7500  7000              50000   15000       32000   8300 13000  23500 12500
46  8500 10000              50000   18000       35000  15000 15000  24000 12500
47  8500 10000              50000   18000       35000  15000 15000  24000 12500
48  8500 10000              50000   18000       35000  15000 15000  24000 12500
49 14000 13000              50000   16700       30000  14000 13000  20000 15000
50 14000 13000              50000   17500       25000  14200 13000  18000 15000
51 14000 13000              45000   15500       25000  12250 13000  18000 15000
52 14000 13000              50000   15500       30000   9000 13000  18000 15000
53 14000 13000              50000   16500       30000   9000 15000  18000 15000
54 13000 12000              50000   15000       30000   8000 15000  18000 12500
55  7500  7000              50000   15000       35000  10000 13000  23500 12500
56  7500  7000              50000   15000       32000   8900 13000  23500 12500
57  7500  7000              50000   15000       32000   8500 13000  24000 12500
58  8500 10000              50000       0       35000  15000 15000  24000 12500
59  8500 10000              50000   17500       35000  15000 15000  24000 12500
60  8500 10000              50000   17000       35000  15000 15000  24000 12500
   Udang.Windu Kepiting
1        75000    50000
2        75000    50000
3        75000    55000
4        75000    50000
5        75000    50000
6        75000    40000
7        75000    50000
8        75000    50000
9        75000    50000
10       75000    70000
11       75000    70000
12       75000    85000
13      100000    30000
14      100000    30000
15      100000    30000
16      100000    30000
17      100000    30000
18      100000    30000
19       75000    45000
20       75000    45000
21       75000    45000
22       75000    45000
23       75000    45000
24       75000    45000
25      100000    30000
26      100000    30000
27      100000    30000
28      100000    30000
29      100000    30000
30      100000    30000
31       75000    45000
32       75000    45000
33       75000    45000
34       75000    45000
35       75000    45000
36       75000    45000
37      100000    30000
38      100000    30000
39      100000    30000
40      111000    30000
41      111000    30000
42      111000    30000
43       80000    45000
44       80000    45000
45       80000    45000
46       80000    45000
47       80000    45000
48       80000    45000
49      100000        0
50      100000        0
51      100000        0
52       80000        0
53       80000        0
54       80000        0
55       80000        0
56       80000        0
57       80000        0
58       80000        0
59       80000        0
60       80000        0

Setelah diketahui bahwa variabel Kerapu dan NIla memiliki nilai MSA < 0,5 yang tidak dapat dianalisis lebih lanjut, maka untuk variabel Kerapu dan Nila dihilangkan dan membentuk data frame yang baru tanpa variabel Kerapu dan Nila.

3.5 Uji Bartlett

    Bartlett's Test of Sphericity

Call: bart_spher(x = dataneww)

     X2 = 743.035
     df = 55
p-value < 2.22e-16

Hipotesis :

\(H_0:R=I\) (Tidak terdapat korelasi antar variabel)

\(H_0:R\neq I\) (Terdapat korelasi antar variabel)

Keputusan :

Berdasarkan output diatas, \(nilai-p <\alpha(0,05)\), maka keputusan \(Tolak \ H_0.\)

Kesimpulan :

Dengan taraf nyata sebesar 5% dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antar variabel dan layak untuk dilanjutkan dengan analisis faktor.

3.6 Scree Plot

Berdasarkan output Scree Plot diatas, dapat dilihat bahwa terdapat 3 titik yang berada di atas garis yang artinya terdapat 3 faktor yang memiliki nilai eigen > 1 sehingga banyak faktor bermakna yang akan diekstrak sebanyak 3 faktor.

3.7 Ekstraksi Faktor dengan PCA

               Mas              Tawes Udang Putih/Vaname            Bandeng 
         0.9122880          0.8765777          0.7158619          0.8545975 
       Kakap Putih             Mujair              Patin             Gurami 
         0.9300226          0.6512177          0.9294185          0.9276871 
              Lele        Udang Windu           Kepiting 
         0.8769637          0.8709643          0.6068117 

Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa komunalitas dari setiap variabel memiliki \(nilai < 1\). Hal tersebut mengindikasikan bahwa hilangnya informasi sehingga data kurang representatif. Oleh karena itu, PCA kurang tepat digunakan sebagai metode ektraksi faktor pada kasus ini.

3.8 Ekstraksi Faktor dengan PFA

Factor Analysis using method =  pa
Call: fa(r = dataneww, nfactors = 3, rotate = "varimax", fm = "pa")
Standardized loadings (pattern matrix) based upon correlation matrix
                     PA1   PA2   PA3   h2    u2 com
Mas                 0.92  0.22  0.00 0.90 0.099 1.1
Tawes               0.87 -0.30 -0.03 0.85 0.148 1.2
Udang Putih/Vaname  0.42  0.52  0.41 0.61 0.388 2.9
Bandeng             0.11 -0.05 -0.39 0.17 0.833 1.2
Kakap Putih        -0.83  0.43  0.28 0.96 0.040 1.8
Mujair             -0.17  0.68  0.15 0.52 0.485 1.2
Patin              -0.18  0.94  0.26 0.99 0.013 1.2
Gurami             -0.89  0.34  0.11 0.92 0.077 1.3
Lele                0.73  0.57  0.04 0.86 0.140 1.9
Udang Windu         0.83 -0.37 -0.17 0.84 0.156 1.5
Kepiting           -0.25  0.61 -0.30 0.53 0.471 1.8

                       PA1  PA2  PA3
SS loadings           4.64 2.89 0.62
Proportion Var        0.42 0.26 0.06
Cumulative Var        0.42 0.68 0.74
Proportion Explained  0.57 0.35 0.08
Cumulative Proportion 0.57 0.92 1.00

Mean item complexity =  1.6
Test of the hypothesis that 3 factors are sufficient.

df null model =  55  with the objective function =  13.63 with Chi Square =  743.03
df of  the model are 25  and the objective function was  2.34 

The root mean square of the residuals (RMSR) is  0.03 
The df corrected root mean square of the residuals is  0.05 

The harmonic n.obs is  60 with the empirical chi square  6.53  with prob <  1 
The total n.obs was  60  with Likelihood Chi Square =  122.99  with prob <  6.6e-15 

Tucker Lewis Index of factoring reliability =  0.674
RMSEA index =  0.255  and the 90 % confidence intervals are  0.213 0.304
BIC =  20.63
Fit based upon off diagonal values = 1
              PA1         PA2          PA3
 [1,] -0.40172804  1.84454791  1.609766633
 [2,]  0.06060376  1.72181395 -0.568916648
 [3,] -0.40327226  2.32581696  1.281647223
 [4,]  0.03161953  1.18473173  0.449045509
 [5,]  0.29183359  2.64277502  0.854323329
 [6,] -0.71758631  0.34898020  0.006395065
 [7,] -0.52686391  0.83692760 -0.129998836
 [8,] -0.10197000  2.29715663  0.002202177
 [9,] -0.10197000  2.29715663  0.002202177
[10,]  0.35056618  2.33391483  0.431945505
[11,]  0.15475668  1.94457307  0.511831044
[12,]  0.13450021  1.81753366  0.103230696
[13,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[14,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[15,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[16,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[17,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[18,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[19,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[20,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[21,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[22,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[23,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[24,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[25,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[26,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[27,]  1.15486721 -0.52744283 -0.374798042
[28,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[29,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[30,]  1.24168767 -0.35861979 -0.384435383
[31,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[32,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[33,] -1.16429188 -0.57938276 -0.848361812
[34,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[35,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[36,] -1.18483611  0.11091013 -0.631183782
[37,]  1.15075843 -0.49419293 -0.484901980
[38,]  1.15075843 -0.49419293 -0.484901980
[39,]  1.15075843 -0.49419293 -0.484901980
[40,]  1.07420759  0.02176710 -0.251454849
[41,]  1.07420759  0.02176710 -0.251454849
[42,]  1.07420759  0.02176710 -0.251454849
[43,] -0.99613408 -1.08266950 -0.249392558
[44,] -0.99613408 -1.08266950 -0.249392558
[45,] -0.99613408 -1.08266950 -0.249392558
[46,] -0.88329625 -0.27163487  0.172767812
[47,] -0.88329625 -0.27163487  0.172767812
[48,] -0.88329625 -0.27163487  0.172767812
[49,]  0.67914403  0.03402669  1.194361123
[50,]  1.27620444 -1.23578884 -0.703018198
[51,]  1.18620147 -0.67470650 -0.380980965
[52,]  0.68349596 -0.67341611  1.188853990
[53,]  0.80473283  0.10564576  1.247966062
[54,]  0.53251063 -0.76436140  1.164836146
[55,] -1.15043917 -1.00266775  1.501342125
[56,] -0.89187092 -1.20770110  0.486276014
[57,] -0.93291217 -0.98425916  0.500906487
[58,] -0.71232405 -0.91080646  2.971996012
[59,] -0.78422766 -0.32893311  1.045177098
[60,] -0.78217327 -0.34555807  1.100229066

Berdasarkan output diatas, dapat dilihat bahwa komunalitas dari setiap variabel memiliki \(nilai < 1\). Hal tersebut mengindikasikan bahwa sudah memenuhi syarat komunalitas pada metode PFA yaitu nilai komunalitas tiap variabel \(< 1\). Oleh karena itu, PFA sudah tepat digunakan sebagai metode ektraksi faktor pada kasus ini.

Model analisis faktor yang terbentuk sebagai berikut :

\(Mas\ =\ 0,92PA_1+0,22PA_2+u_1\)

\(Tawes\ =\ 0,87PA_1-0,30PA_2-0,03PA_3+u_2\)

\(Udang\ Putih/Vaname\ =\ 0,42PA_1+0,52PA_2+\ 0,41PA_3+u_3\)

\(Bandeng\ =\ 0,11PA_1-0,05PA_2-0,39PA_3+u_4\)

\(Kakap\ Putih\ =\ -0,83PA_1+0,43PA_2+0,28PA_3+u_5\)

\(Mujair\ =\ -0,17PA_1+0,68PA_2+0,15PA_3+u_6\)

\(Patin\ =\ -0,18PA_1+0,94PA_2+0,26PA_3+u_7\)

\(Gurami\ =\ -0,89PA_1+0,34PA_2+0,11PA_3+u_8\)

\(Lele\ =\ 0,73PA_1+0,57PA_2+0,04PA_3+u_9\)

\(Udang\ Windu\ =\ 0,83PA_1-0,37PA_2-0,17PA_3+u_{10}\)

\(Kepiting\ =\ -0,25PA_1+0,62PA_2-0,30PA_3+u_{11}\)

Pada output bagian Proportion Variance, faktor \(PA_1\) dapat menjelaskan variansi sebesar \(42\%\), faktor \(PA_2\) dapat menjelaskan variansi sebesar \(26\%\) dan faktor \(PA_3\) dapat menjelaskan variansi sebesar \(6\%\), sehingga secara kumulatif kedua faktor dapat menjelaskan variansi sebesar \(74\%\).

3.9 Visualisasi

                       PA1     PA2     PA3
Mas                 0.9247  0.2155  0.0045
Tawes               0.8720 -0.3006 -0.0323
Udang Putih/Vaname  0.4234  0.5163  0.4079
Bandeng             0.1139 -0.0507 -0.3898
Kakap Putih        -0.8328  0.4331  0.2804
Mujair             -0.1705  0.6810  0.1499

Berdasarkan hasil visualisasi di atas, dapat dilihat bahwa faktor \(PA_1\) memiliki korelasi yang signifikan terhadap Ikan Mas, Tawes, Udang Windu, Lele(hubungan Positif), Gurami dan Kakap Putih (hubungan negatif). Faktor \(PA_2\) memiliki korelasi yang signifikan terhadap Ikan Patin, Mujair, Kepiting, Udang Putih/Vename(hubungan positif) dan Faktor \(PA_3\) memiliki korelasi yang signifikan terhadap Bandeng (hubungan negatif).

Hasil dari 11 variabel menghasilkan 3 buah faktor yang dapat dikelompokkan berdasarkan indikator-indikator masing-masing.

Faktor-faktor tersebut diinterpretasikan sebagai faktor ikan premium untuk konsumsi luas, faktor ikan massal dan ekspor dan faktor ikan khas dengan pasar lokal.

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Terdapat 2 variabel (Kerapu dan Nila) dengan nilai \(MSA < 0.5\), sehingga variabel tersebut harus dihapus dan variabel menjadi berjumlah 11 dari yang sebelumnya berjumlah 13 variabel.

  2. Terdapat 3 faktor bermakna yang dapat diekstrak dari 11 variabel Harga Ikan di Gresik.

  3. Faktor-faktor tersebut diinterpretasikan sebagai faktor ikan premium untuk konsumsi luas, faktor ikan massal dan ekspor dan faktor ikan khas dengan pasar lokal.

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu memperbanyak indikator atau variabel mengenai Harga Ikan di Gresik.

4.3 Daftar Pustaka

Sumber data Kaggle : Dataset Harga Ikan di Gresik

Ir. Sigit Nugroho, M. P. 2008. Statistika Multivariat Terapan. Bengkulu: UNIB PRess.

Hasan, M. I. 2022. Statistika Terapan Univariat dan Multivariat. Makassar: UIN Alauddin.

Purwanto. 2004. Analisis Faktor: Konsep, Prosedur Uji, dan Interpretasi. Jurnal Teknodik, No. 15 Vol. VIII