Latar Belakang Penelitian

Rancangan Pengamatan Berulang untuk Mengevaluasi efektivitas psikoterapi rawat jalan dibandingkan dengan kelompok kontrol daftar tunggu dalam meningkatkan fungsi psikososial pada pasien dewasa yang mengalami depresi kronis.

  • Kondisi Pasien: Penelitian ini melibatkan pasien dewasa dengan depresi kronis. Depresi kronis merupakan kondisi di mana gejala depresi berlangsung dalam waktu yang lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun) dan seringkali sulit diobati.

  • Masalah yang Ditangani: Depresi kronis tidak hanya memengaruhi suasana hati, tetapi juga mengurangi fungsi sosial dan psikologis pasien. Hal ini bisa mempengaruhi kapasitas mereka dalam bekerja, membina hubungan (cinta), dan bersenang-senang atau menikmati hidup (play).

  • Peran Psikoterapi: Psikoterapi, terutama dalam bentuk rawat jalan, sering digunakan untuk menangani depresi. Namun, dalam kasus depresi kronis, efektivitas psikoterapi perlu diuji untuk melihat apakah benar-benar ada manfaatnya dibandingkan tanpa pengobatan (dalam hal ini, daftar tunggu).

Tujuan Penelitian

  1. Mengukur Efektivitas Psikoterapi: Mengkaji apakah psikoterapi rawat jalan dapat meningkatkan fungsi psikososial pada pasien dewasa dengan depresi kronis dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima pengobatan (kelompok kontrol daftar tunggu).

  2. Mengevaluasi Perubahan dari Waktu ke Waktu: Melihat apakah ada peningkatan signifikan pada fungsi psikososial dari waktu ke waktu (baseline, 1 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan setelah intervensi).

  3. Interaksi antara Intervensi dan Waktu: Menguji apakah perbedaan efek intervensi (psikoterapi vs. daftar tunggu) terhadap fungsi psikososial berubah dari waktu ke waktu.

Metode Pengambilan Data

  • Desain: Peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok: kelompok yang menerima psikoterapi rawat jalan dan kelompok kontrol daftar tunggu.

  • Jumlah Peserta: Total ada 134 peserta dalam penelitian ini, dengan 67 peserta di setiap kelompok intervensi.

  • Pengukuran Fungsi Psikososial: Fungsi psikososial diukur menggunakan skala 0-100, di mana skor yang lebih tinggi menunjukkan fungsi psikososial yang lebih baik. Fungsi psikososial mencakup kemampuan peserta untuk bekerja, mencintai, dan menikmati hidup, yang merupakan aspek penting dalam kesejahteraan psikologis.

  • Waktu Pengukuran: Pengukuran dilakukan pada empat titik waktu:

    • Baseline (t0): Sebelum memulai intervensi.

    • 1 Bulan (t1): Setelah satu bulan intervensi.

    • 6 Bulan (t6): Setelah enam bulan intervensi.

    • 12 Bulan (t12): Setelah dua belas bulan intervensi.

Analisis dan Hasil yang Diharapkan

Penelitian ini akan menggunakan ANOVA Rancangan Pengamatan Berulang. Analisis ini memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi:

  1. Efek Utama dari Intervensi: Apakah ada perbedaan dalam fungsi psikososial antara kelompok psikoterapi dan kelompok kontrol daftar tunggu secara keseluruhan.

  2. Efek Utama dari Waktu: Apakah skor fungsi psikososial berubah secara signifikan dari waktu ke waktu.

  3. Interaksi antara Intervensi dan Waktu: Apakah efek psikoterapi terhadap fungsi psikososial berbeda pada setiap titik waktu, yang akan menunjukkan bagaimana intervensi bekerja dalam jangka waktu tertentu.

Package Yang Digunakan

library(readxl)
library(dplyr)
library(tidyr)
library(car)
library(afex)
library(emmeans)
library(psych)
library(ggplot2)

Data

Sumber Data

data <- read_excel("C:/Users/mrnaj/Downloads/psychotherapy1.xlsx")
data
## # A tibble: 536 × 6
##    ID    pasien intervention  time  psychosocial_fx time_num
##    <chr>  <dbl> <chr>         <chr>           <dbl>    <dbl>
##  1 aa16x      1 Psychotherapy t0                 30        0
##  2 aa16x      1 Psychotherapy t1                 36        1
##  3 aa16x      1 Psychotherapy t6                 39        6
##  4 aa16x      1 Psychotherapy t12                37       12
##  5 ac30k      2 Psychotherapy t0                 37        0
##  6 ac30k      2 Psychotherapy t1                 42        1
##  7 ac30k      2 Psychotherapy t6                 42        6
##  8 ac30k      2 Psychotherapy t12                36       12
##  9 ar93o      3 Psychotherapy t0                 34        0
## 10 ar93o      3 Psychotherapy t1                 36        1
## # ℹ 526 more rows

Explorasi Data

# Statistik deskriptif dari semua titik waktu dan kelompok intervensi
wl_t0 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Wait list" & data$time=="t0")
wl_t1 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Wait list" & data$time=="t1")
wl_t6 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Wait list" & data$time=="t6")
wl_t12 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Wait list" & data$time=="t12")
psy_t0 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Psychotherapy" & data$time=="t0")
psy_t1 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Psychotherapy" & data$time=="t1")
psy_t6 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Psychotherapy" & data$time=="t6")
psy_t12 <- subset(data$psychosocial_fx, data$intervention=="Psychotherapy" & data$time=="t12")
data_descriptives <- data.frame(wl_t0, wl_t1, wl_t6, wl_t12,
                               psy_t0, psy_t1, psy_t6, psy_t12)
data_descriptives <- as.data.frame(describe(data_descriptives))
data_descriptives$time <- rep(c("t0", "t1", "t6", "t12"), 2)
data_descriptives$time_num <- rep(c(0, 1, 6, 12), 2)
data_descriptives$intervention <- c(rep(c("Wait list"), 4),
                                   rep(c("Psychotherapy"), 4))

# Plot Statistik deskriptif Intervensi vs Psikososial Score 
ggplot() +
  coord_cartesian(ylim=c(0,100), xlim=c(0,12)) +
  scale_y_continuous(expand=c(0, 0), breaks=seq(from=0, to=100, by=10)) + 
  scale_x_continuous(breaks=c(0, 1, 6, 12), minor_breaks=NULL) + 
  ylab('Psikososial Score') +
  xlab('Time (Months)') +
  theme(legend.position="bottom") +
  geom_jitter(data=data, shape=16, size=1, width=0.2, alpha=0.4, 
              aes(x=time_num, y=psychosocial_fx, col=intervention)) +
  geom_point(data=data_descriptives, size=3, 
             position=position_dodge(0.25),
             aes(x=time_num, y=mean, col=intervention)) + 
  geom_line(data=data_descriptives, size=1,
            aes(x=time_num, y=mean, col=intervention))

Dari plot tersebut dapat kita lihat bahwa:

  1. Perbedaan antara Kelompok Intervensi:

    • kelompok Psychotherapy (berwarna biru) cenderung memiliki peningkatan skor fungsi psikososial yang lebih tinggi dibandingkan kelompok Wait list (berwarna merah).

    • Di titik waktu baseline (t0), kedua kelompok memiliki skor fungsi psikososial yang hampir serupa.

    • Namun, seiring waktu (terutama pada 6 dan 12 bulan), kelompok Psychotherapy menunjukkan peningkatan fungsi psikososial, sedangkan kelompok Wait list tidak menunjukkan perubahan berarti.

  2. Tren Waktu:

    • Peningkatan skor pada kelompok Psychotherapy menunjukkan bahwa intervensi psikoterapi mungkin efektif dalam meningkatkan fungsi psikososial bagi pasien dengan depresi kronis.

    • Sebaliknya, garis datar pada kelompok Wait list menunjukkan tidak adanya peningkatan signifikan pada fungsi psikososial tanpa intervensi.

  3. Variabilitas:

    • Plot juga menunjukkan titik-titik individual yang tersebar di sekitar mean, memberikan gambaran tentang distribusi data. Kelompok Psychotherapy memiliki lebih banyak variabilitas, terutama pada waktu t6 dan t12, yang menunjukkan bahwa efek psikoterapi mungkin tidak sama untuk semua individu.

ANOVA untuk Rancangan Pengamatan Berulang

# Menggunakan 'intervention' sebagai faktor antara subjek, 'time_num (waktu)' sebagai faktor dalam subjek
anova_results <- aov_ez(id = "ID", 
                        dv = "psychosocial_fx", 
                        data = data, 
                        within = "time_num", 
                        between = "intervention")
# Menampilkan hasil
summary(anova_results)
## 
## Univariate Type III Repeated-Measures ANOVA Assuming Sphericity
## 
##                        Sum Sq num Df Error SS den Df   F value    Pr(>F)    
## (Intercept)           1210966      1    44706    132 3575.5012 < 2.2e-16 ***
## intervention             2437      1    44706    132    7.1967 0.0082380 ** 
## time_num                  712      3    15375    396    6.1117 0.0004513 ***
## intervention:time_num    3415      3    15375    396   29.3227 < 2.2e-16 ***
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## 
## Mauchly Tests for Sphericity
## 
##                       Test statistic    p-value
## time_num                     0.60632 9.2633e-13
## intervention:time_num        0.60632 9.2633e-13
## 
## 
## Greenhouse-Geisser and Huynh-Feldt Corrections
##  for Departure from Sphericity
## 
##                        GG eps Pr(>F[GG])    
## time_num              0.81116   0.001198 ** 
## intervention:time_num 0.81116  2.328e-14 ***
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
##                          HF eps   Pr(>F[HF])
## time_num              0.8275106 1.100316e-03
## intervention:time_num 0.8275106 1.336517e-14

Interpretasi dari ANOVA tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Intervention (Psychotherapy dan Wait List):

    • Sum Sq: 2,437 — jumlah kuadrat untuk efek faktor intervention.

    • num Df: 1 — derajat bebas untuk intervention.

    • Error SS: 44,706 — jumlah kuadrat error.

    • den Df: 132 — derajat bebas untuk error.

    • F value: 7.1967 — nilai F untuk efek intervention.

    • Pr(>F): 0.0082380 — p-value untuk uji efek intervention.

    Efek intervention signifikan (p < 0.01), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam skor fungsi psikososial antar kelompok intervensi.

  2. Waktu (0t,1t,6t,12t):

    • Sum Sq: 712 — jumlah kuadrat untuk efek waktu (time_num).

    • num Df: 3 — derajat bebas untuk time_num.

    • Error SS: 15,375 — jumlah kuadrat error untuk faktor dalam subjek.

    • den Df: 396 — derajat bebas untuk error dalam subjek.

    • F value: 6.1117 — nilai F untuk efek waktu.

    • Pr(>F): 0.0004513 — p-value untuk efek waktu.

    Efek waktu signifikan (p < 0.001), yang berarti ada perubahan yang signifikan pada skor fungsi psikososial pada waktu yang berbeda.

  3. Interaksi antara Intervention dengan Waktu:

    • Sum Sq: 3,415 — jumlah kuadrat untuk interaksi antara intervention dan Waktu.

    • num Df: 3 — derajat bebas untuk interaksi intervention:Waktu.

    • Error SS: 15,375 — jumlah kuadrat error untuk interaksi.

    • den Df: 396 — derajat bebas error dalam-subjek untuk interaksi.

    • F value: 29.3227 — nilai F untuk interaksi.

    • Pr(>F): < 2.2e-16 — p-value untuk interaksi.

    Interaksi antara intervention dan waktu sangat signifikan (p < 0.001), yang menunjukkan bahwa pola perubahan fungsi psikososial dari waktu ke waktu berbeda antara kelompok intervensi.

Uji lanjut

Untuk mengidentifikasi lebih lanjut perbedaan spesifik antara pasangan kondisi dalam pengamatan berulang, baik itu perbedaan antar waktu (0t, 1t, 6t, 12t), antar Intervention (Psychotherapy dan Wait List), atau interaksi antara keduanya akan digunakan package Estimated Marginal Means (EMMs) dengan emmeans: Paket emmeans di R memungkinkan untuk menghitung rata-rata marginal dan melakukan perbandingan pasangan (pairwise comparisons) antara waktu atau kelompok, baik untuk efek utama maupun interaksi. Paket ini sangat fleksibel dan sering digunakan dalam analisis data pengamatan berulang.

# Uji Lanjut untuk pengaruh Intervention
emmeans_intervention <- emmeans(anova_results, ~ intervention)
pairwise_intervention <- pairs(emmeans_intervention)
print(pairwise_intervention)
##  contrast                  estimate   SE  df t.ratio p.value
##  Psychotherapy - Wait list     4.26 1.59 132   2.683  0.0082
## 
## Results are averaged over the levels of: time_num
# Uji Lanjut untuk Pengaruh Waktu
emmeans_time <- emmeans(anova_results, ~ time_num)
pairwise_time <- pairs(emmeans_time)
print(pairwise_time)
##  contrast estimate    SE  df t.ratio p.value
##  X0 - X1    -1.619 0.526 132  -3.081  0.0132
##  X0 - X6    -2.896 0.686 132  -4.224  0.0003
##  X0 - X12   -2.716 0.704 132  -3.858  0.0010
##  X1 - X6    -1.276 0.793 132  -1.608  0.3774
##  X1 - X12   -1.097 0.916 132  -1.197  0.6296
##  X6 - X12    0.179 0.875 132   0.205  0.9970
## 
## Results are averaged over the levels of: intervention 
## P value adjustment: tukey method for comparing a family of 4 estimates
# Uji Lanjut untuk Interaksi Intervention:Waktu
emmeans_interaction <- emmeans(anova_results, ~ intervention * time_num)
pairwise_interaction <- pairs(emmeans_interaction)
print(pairwise_interaction)
##  contrast                             estimate    SE  df t.ratio p.value
##  Psychotherapy X0 - Wait list X0       -1.4478 1.540 132  -0.939  0.9816
##  Psychotherapy X0 - Psychotherapy X1   -2.4925 0.743 132  -3.354  0.0226
##  Psychotherapy X0 - Wait list X1       -2.1940 1.690 132  -1.296  0.8987
##  Psychotherapy X0 - Psychotherapy X6   -7.2537 0.970 132  -7.482  <.0001
##  Psychotherapy X0 - Wait list X6        0.0149 1.810 132   0.008  1.0000
##  Psychotherapy X0 - Psychotherapy X12  -8.9104 0.996 132  -8.948  <.0001
##  Psychotherapy X0 - Wait list X12       2.0299 1.740 132   1.165  0.9404
##  Wait list X0 - Psychotherapy X1       -1.0448 1.690 132  -0.617  0.9986
##  Wait list X0 - Wait list X1           -0.7463 0.743 132  -1.004  0.9731
##  Wait list X0 - Psychotherapy X6       -5.8060 1.810 132  -3.212  0.0344
##  Wait list X0 - Wait list X6            1.4627 0.970 132   1.509  0.8016
##  Wait list X0 - Psychotherapy X12      -7.4627 1.740 132  -4.282  0.0009
##  Wait list X0 - Wait list X12           3.4776 0.996 132   3.492  0.0147
##  Psychotherapy X1 - Wait list X1        0.2985 1.830 132   0.163  1.0000
##  Psychotherapy X1 - Psychotherapy X6   -4.7612 1.120 132  -4.244  0.0010
##  Psychotherapy X1 - Wait list X6        2.5075 1.940 132   1.294  0.8997
##  Psychotherapy X1 - Psychotherapy X12  -6.4179 1.300 132  -4.953  0.0001
##  Psychotherapy X1 - Wait list X12       4.5224 1.880 132   2.409  0.2460
##  Wait list X1 - Psychotherapy X6       -5.0597 1.940 132  -2.611  0.1615
##  Wait list X1 - Wait list X6            2.2090 1.120 132   1.969  0.5068
##  Wait list X1 - Psychotherapy X12      -6.7164 1.880 132  -3.577  0.0111
##  Wait list X1 - Wait list X12           4.2239 1.300 132   3.260  0.0299
##  Psychotherapy X6 - Wait list X6        7.2687 2.040 132   3.564  0.0116
##  Psychotherapy X6 - Psychotherapy X12  -1.6567 1.240 132  -1.339  0.8824
##  Psychotherapy X6 - Wait list X12       9.2836 1.980 132   4.683  0.0002
##  Wait list X6 - Psychotherapy X12      -8.9254 1.980 132  -4.503  0.0004
##  Wait list X6 - Wait list X12           2.0149 1.240 132   1.628  0.7326
##  Psychotherapy X12 - Wait list X12     10.9403 1.920 132   5.689  <.0001
## 
## P value adjustment: tukey method for comparing a family of 8 estimates
  1. Pengaruh intervention: Psychotherapy vs. Wait list

    Baris pertama menunjukkan perbandingan efek utama antara kelompok Psychotherapy dan Wait list secara keseluruhan:

    • Psychotherapy - Wait list: Estimasi sebesar 4.26 dengan standar error (SE) 1.59, derajat bebas (df) 132, t.ratio 2.683, dan p-value 0.0082.

    Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok Psychotherapy dan Wait list (p = 0.0082 < 0.05), menunjukkan bahwa rata-rata skor fungsi psikososial di kelompok psikoterapi secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan kelompok daftar tunggu. Ini mendukung hipotesis bahwa psikoterapi memiliki efek positif pada fungsi psikososial dibandingkan tidak ada intervensi.

  2. Pengaruh Waktu: Perbandingan Antar Waktu t0, t1, t6, t12

    Bagian berikutnya dari output menunjukkan perbandingan antara setiap titik waktu (t0, t1, t6, t12). Ini untuk memahami bagaimana skor fungsi psikososial berubah dari waktu ke waktu dan tidak dibedakan antara Psychotherapy dan Wait list.

    • X0 - X1: Estimasi -1.619, p-value 0.0132. Ada perbedaan signifikan antara waktu t0 (baseline) dan t1 (1 bulan).

    • X0 - X6: Estimasi -2.896, p-value 0.0003. Perbedaan signifikan antara waktu t0 dan t6 (6 bulan).

    • X0 - X12: Estimasi -2.716, p-value 0.0010. Perbedaan signifikan antara waktu t0 dan t12 (12 bulan).

    • X1 - X6: Tidak signifikan (p = 0.3774), menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara waktu t1 dan t6.

    • X1 - X12: Tidak signifikan (p = 0.6296), menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara waktu t1 dan t12.

    • X6 - X12: Tidak signifikan (p = 0.9970), menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara waktu t6 dan t12.

    Hasil ini menunjukkan bahwa fungsi psikososial meningkat secara signifikan dari baseline (t0) ke titik-titik waktu setelahnya (t1, t6, dan t12). Namun, setelah bulan pertama (t1), tidak ada perubahan signifikan lebih lanjut, yang menunjukkan bahwa perbaikan mungkin terjadi di awal periode intervensi, kemudian stabil setelahnya.

  3. Interaksi intervention:Waktu

    Bagian terakhir dari output menunjukkan perbandingan antar kombinasi intervention dan Waktu. Ini memungkinkan kita untuk memahami bagaimana pola perubahan dari waktu ke waktu berbeda di antara kelompok Psychotherapy dan Wait list.

    • Perbedaan dalam Kelompok Psychotherapy: Pada kelompok Psychotherapy, terdapat peningkatan signifikan pada skor fungsi psikososial dari waktu ke waktu, terutama dari baseline (t0) ke t6 dan t12. Ini menunjukkan bahwa efek psikoterapi meningkat seiring waktu.

    • Tidak Ada Perubahan Signifikan di Kelompok Wait List: Sebagian besar perbandingan dalam kelompok Wait list tidak menunjukkan perbedaan signifikan, yang menunjukkan bahwa fungsi psikososial tidak berubah secara signifikan di kelompok ini dari waktu ke waktu.

    • Perbedaan antara Kelompok pada Waktu Tertentu: Beberapa perbandingan menunjukkan perbedaan signifikan antara kelompok Psychotherapy dan Wait list pada waktu tertentu. Sebagai contoh, kelompok Psychotherapy pada t6 memiliki skor fungsi psikososial yang secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok Wait list pada t12, yang menunjukkan efek psikoterapi yang lebih besar bahkan setelah beberapa waktu.

    • Peningkatan fungsi psikososial dari waktu ke waktu hanya terlihat pada kelompok psikoterapi. Kelompok daftar tunggu tidak menunjukkan perubahan yang signifikan, dan perbedaan antara kedua kelompok ini menjadi semakin besar seiring waktu.

Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa psikoterapi efektif dalam meningkatkan fungsi psikososial pada pasien dengan depresi kronis, terutama terlihat dalam peningkatan dari baseline ke 6 dan 12 bulan setelah intervensi, sementara kelompok daftar tunggu tidak menunjukkan peningkatan serupa.