1
pengaruh = matrix(c(3, 12, 15, 10), nrow = 2)
colnames(pengaruh) = c("Terinfeksi", "Tidak Terinfeksi")
rownames(pengaruh) = c("Vaksin", "Tidak Vaksin")
pengaruh
## Terinfeksi Tidak Terinfeksi
## Vaksin 3 15
## Tidak Vaksin 12 10
fisher.test(pengaruh)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: pengaruh
## p-value = 0.02171
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.02515321 0.87497397
## sample estimates:
## odds ratio
## 0.1747616
- \(p-value\) sebesar 0,02171
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status vaksinasi dan
infeksi, karena p-value < 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 0.1747616
berarti orang yang divaksinasi memiliki kemungkinan 0,175 kali lebih
besar untuk terinfeksi dibandingkan dengan orang yang tidak
divaksinasi.
2
berhasil = matrix(c(8, 5, 2, 5), nrow = 2)
colnames(berhasil) = c("Baik", "Tidak Baik")
rownames(berhasil) = c("Baru", "Lama")
berhasil
## Baik Tidak Baik
## Baru 8 2
## Lama 5 5
fisher.test(berhasil)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: berhasil
## p-value = 0.3498
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.4048219 53.8102540
## sample estimates:
## odds ratio
## 3.718713
- \(p-value\) sebesar 0,3498
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara metode
pengobatan dan keberhasilan, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 3.718713
berarti metode pengobatan baru memiliki kemungkinan 3,719 kali lebih
besar untuk berhasil dibandingkan dengan metode pengobatan lama.
3
kejadian = matrix(c(7, 13, 20, 5), nrow = 2)
colnames(kejadian) = c("Kecelakaan", "Tidak Kecelekaan")
rownames(kejadian) = c("Menggunakan", "Tidak Menggunakan")
kejadian
## Kecelakaan Tidak Kecelekaan
## Menggunakan 7 20
## Tidak Menggunakan 13 5
fisher.test(kejadian)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: kejadian
## p-value = 0.005119
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.02796867 0.60899794
## sample estimates:
## odds ratio
## 0.1418894
- \(p-value\) sebesar 0,005119
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara menggunakan helm dan
tingkat kecelakaan, karena p-value < 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 0.1418894
berarti orang yang menggunakan helm memiliki kemungkinan 0,142 kali
lebih besar untuk kecelakaan dibandingkan dengan orang yang tidak
menggunakan helm.
4
program = matrix(c(6, 3, 4, 7), nrow = 2)
colnames(program) = c("Berhasil", "Gagal")
rownames(program) = c("Mengikuti", "Tidak Mengikuti")
program
## Berhasil Gagal
## Mengikuti 6 4
## Tidak Mengikuti 3 7
fisher.test(program)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: program
## p-value = 0.3698
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.4057961 33.2738448
## sample estimates:
## odds ratio
## 3.274233
- \(p-value\) sebesar 0,3698
menunjukkantidak adanya hubungan yang signifikan antara mengikuti
program dan tingkat keberhasilan, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 3,274233
berarti orang yang mengikuti program memiliki kemungkinan 3,275 kali
lebih besar untuk berhasil menurnukan berat badan dibandingkan dengan
orang yang tidak mengikuti program.
5
belajar = matrix(c(18, 15, 2, 5), nrow = 2)
colnames(belajar) = c("Lulus", "Tidak Lulus")
rownames(belajar) = c("Teknologi", "Tidak Teknologi")
belajar
## Lulus Tidak Lulus
## Teknologi 18 2
## Tidak Teknologi 15 5
fisher.test(belajar)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: belajar
## p-value = 0.4075
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.4049553 34.8644233
## sample estimates:
## odds ratio
## 2.920286
- \(p-value\) sebesar 0,4075
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara menggunakan
teknologi dan tingkat kelulusan, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 2,920286
berarti orang yang menggunakan teknologi memiliki kemungkinan 2,92 kali
lebih besar untuk lulus ujian dibandingkan dengan orang yang tidak
menggunakan teknologi.
6
efek = matrix(c(9, 4, 3, 10), nrow = 2)
colnames(efek) = c("Normal", "Tinggi")
rownames(efek) = c("Mengikuti", "Tidak Mengikuti")
efek
## Normal Tinggi
## Mengikuti 9 3
## Tidak Mengikuti 4 10
fisher.test(efek)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: efek
## p-value = 0.04718
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 1.018953 62.695315
## sample estimates:
## odds ratio
## 6.846914
- \(p-value\) sebesar 0,04718
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara diet dan tekanan
darah karena p-value < 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 6,846914
berarti orang yang mengikuti diet memiliki kemungkinan 6,847 kali lebih
besar untuk memiliki tekanan darah normal dibandingkan dengan orang yang
tidak mengikuti diet.
7
prestasi = matrix(c(10, 4, 5, 11), nrow = 2)
colnames(prestasi) = c("Baik", "Buruk")
rownames(prestasi) = c("Terlibat", "Tidak Terlibat")
prestasi
## Baik Buruk
## Terlibat 10 5
## Tidak Terlibat 4 11
fisher.test(prestasi)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: prestasi
## p-value = 0.0656
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.9192986 35.5575305
## sample estimates:
## odds ratio
## 5.159851
- \(p-value\) sebesar 0,0656
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan
orang tua dan prestasi akademik siswa, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 5,159851
berarti siswa yang orang tuanya terilbat dalam pendidikan memiliki
kemungkinan 5,16 kali lebih besar untuk memiliki pretasi akademik yang
baik dibandingkan dengan siswa yang orang tuanya tidak terilbat
8
konseling = matrix(c(12, 5, 3, 8), nrow = 2)
colnames(konseling) = c("Menurun", "Tidak Menurun")
rownames(konseling) = c("Mendapatkan", "Tidak Mendapatkan")
konseling
## Menurun Tidak Menurun
## Mendapatkan 12 3
## Tidak Mendapatkan 5 8
fisher.test(konseling)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: konseling
## p-value = 0.05103
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.9327367 50.3798211
## sample estimates:
## odds ratio
## 5.932922
- \(p-value\) sebesar 0,05103
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara mengikuti
konseling dan tingkat depresi, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 5,932922
berarti orang yang mendapatkan konseling memiliki kemungkinan 5.933 kali
lebih besar untuk menurunkan depresi dibandingkan dengan orang yang
tidak mendapatkan konseling.
9
penyembuhan = matrix(c(7, 4, 2, 6), nrow = 2)
colnames(penyembuhan) = c("Sembuh", "Tidak Sembuh")
rownames(penyembuhan) = c("Latihan", "Tidak Latihan")
penyembuhan
## Sembuh Tidak Sembuh
## Latihan 7 2
## Tidak Latihan 4 6
fisher.test(penyembuhan)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: penyembuhan
## p-value = 0.1698
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.5142383 71.5337148
## sample estimates:
## odds ratio
## 4.772621
- \(p-value\) sebesar 0,1698
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara melakukan
latihan dan kesembuhan, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 4,77261
berarti orang yang melakukan latihan memiliki kemungkinan 4,77 kali
lebih besar untuk sembuh dibandingkan dengan orang yang tidak melakukan
latihan.
10
antibiotik = matrix(c(15, 7, 3, 8), nrow = 2)
colnames(antibiotik) = c("Sembuh", "Tidak Sembuh")
rownames(antibiotik) = c("Menggunakan", "Tidak menggunakan")
antibiotik
## Sembuh Tidak Sembuh
## Menggunakan 15 3
## Tidak menggunakan 7 8
fisher.test(antibiotik)
##
## Fisher's Exact Test for Count Data
##
## data: antibiotik
## p-value = 0.06131
## alternative hypothesis: true odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 0.9316085 41.5991801
## sample estimates:
## odds ratio
## 5.388553
- \(p-value\) sebesar 0,06131
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara menggunakan
antibiotik dan kesembuhan, karena p-value > 0,05.
- \(Odds ratio\) sebesar 5,388553
berarti orang yang menggunakan antibiotik memiliki kemungkinan 5.388
kali lebih besar untuk sembuh dibandingkan dengan orang yang tidak
menggunakan antibiotik.