Tabel kontingensi yang terdiri dari tiga variabel katagori disebut dengan Tabel Kontingensi 3×3. Misalkan ada tiga variabel kategori X, Y dan Z. Dalam mengamati pengaruh variabel penjelas X terhadap variabel respon Y seharusnya menyesuaikan variabel-variabel (Z) yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut karena variabel-variabel tersebut (Z) berhubungan dengan X dan Y. Dengan kata lain asosiasi X dan Y mungkin hanya menggambarkan efek dari variabel-variabel (Z) tersebut terhadap X dan Y. Statistik uji yang digunakan dalam tabel kontingensi I×J diperoleh
Bagian cross-sectional dua arah dari tabel klasifikasi silang tiga
arah X dan Y pada taraf terpisah dari Z.
Crosssections ini disebut sebagai tabel parsial. Tabel parsial
menunjukkan hubungan X dengan Y pada taraf tetap
Z, sehingga terlihat efek X terhadap Y pada
saat di kontrol oleh Z. Tabel parsial mengabaikan efek dari
Z dengan menetapkan nilainya sebagai konstanta.
Tabel
kontingensi dua-arah hasil dari kombinasi tabel parsial disebut sebagai
tabel marginal XY. Setiap isi sel adalah jumlah dari isi
sel-sel pada lokasi yang sama dalam tabel parsial. Tabel marginal tidak
berisi informasi mengenai Z. Dengan demikian hubungan tabel dua
arah X dan Y disederhanakan. Metode-metode yang
digunakan dalam tabel dua arah tidak dapat menghitung pengaruh dari
variabel lain. Asosiasi dalam tabel parsial disebut asosiasi bersyarat,
karena menjelaskan tentang efek X terhadap Y bersyarat
pada Z yang tetap pada suatu taraf. Asosiasi bersyarat dalam
tabel parsial dapat menghasilkan Kesimpulan yang sangat berbeda
dibandigkan dengan asosiasi dalam tabel marginal.
Contoh kasus:
Package
library("epitools")
library("DescTools")
library("lawstat")
Input data
R.Korban<- matrix(c(45,20,15,29),nrow=2,byrow=TRUE,
dimnames = list("Penyebab" = c("Bunuh Diri","Kecelakaan"),
"Luka" = c("Ya","Tidak")))
print(R.Korban)
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 45 20
## Kecelakaan 15 29
R.Kerabat<- matrix(c(13,12,14,27),nrow=2,byrow=TRUE,
dimnames = list("Penyebab" = c("Bunuh Diri","Kecelakaan"),
"Luka" = c("Ya","Tidak")))
print(R.Kerabat)
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 13 12
## Kecelakaan 14 27
Lainnya<- matrix(c(18,11,11,29),nrow=2,byrow=TRUE,
dimnames = list("Penyebab" = c("Bunuh Diri","Kecelakaan"),
"Luka" = c("Ya","Tidak")))
print(Lainnya)
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 18 11
## Kecelakaan 11 29
myarray <- array(c(R.Korban,R.Kerabat,Lainnya),dim=c(2,2,3),
dimnames = list("Penyebab" = c("Bunuh Diri","Kecelakaan"),
"Luka" = c("Ya","Tidak"),
"Lokasi" = c("R.Korban","R.Kerabat","Lainnya")))
myarray
## , , Lokasi = R.Korban
##
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 45 20
## Kecelakaan 15 29
##
## , , Lokasi = R.Kerabat
##
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 13 12
## Kecelakaan 14 27
##
## , , Lokasi = Lainnya
##
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 18 11
## Kecelakaan 11 29
Asosiasi Parsial/Conditional
or.rkorban <- oddsratio.wald(R.Korban,rev="b")
or.rkorban$measure
## odds ratio with 95% C.I.
## Penyebab estimate lower upper
## Kecelakaan 1.00 NA NA
## Bunuh Diri 4.35 1.923387 9.838115
chisq.test(R.Korban,correct=FALSE)
##
## Pearson's Chi-squared test
##
## data: R.Korban
## X-squared = 13.093, df = 1, p-value = 0.0002964
Karena \(p-value<α\)\(=0,05\), maka tolak \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada asosiasi antara penyebab cedera dan kondisi luka yang tempat kejadiannya pada rumah korban.
or.rkerabat <- oddsratio.wald(R.Kerabat, rev="b")
or.rkerabat$measure
## odds ratio with 95% C.I.
## Penyebab estimate lower upper
## Kecelakaan 1.000000 NA NA
## Bunuh Diri 2.089286 0.7563948 5.770948
chisq.test(R.Kerabat,correct=FALSE)
##
## Pearson's Chi-squared test
##
## data: R.Kerabat
## X-squared = 2.0478, df = 1, p-value = 0.1524
Karena \(p-value>α\)\(=0,05\), maka terima \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk menyatakan ada asosiasi antara penyebab cedera dan kondisi luka yang tempat kejadiannya pada rumah kerabat.
or.Lainnya <- oddsratio.wald(Lainnya, rev="b")
or.Lainnya$measure
## odds ratio with 95% C.I.
## Penyebab estimate lower upper
## Kecelakaan 1.00000 NA NA
## Bunuh Diri 4.31405 1.552637 11.98672
chisq.test(Lainnya,correct=FALSE)
##
## Pearson's Chi-squared test
##
## data: Lainnya
## X-squared = 8.2456, df = 1, p-value = 0.004085
Karena \(p-value<α\)\(=0,05\), maka tolak \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada asosiasi antara penyebab cedera dan kondisi luka yang tempat kejadiannya selain di rumah korban dan rumah kerabat.
Asosiasi Marginal
R.marjinal<- matrix(c(76,43,40,85),nrow=2,byrow=TRUE,
dimnames = list("Penyebab" = c("Bunuh Diri","Kecelakaan"),
"Luka" = c("Ya","Tidak")))
print(R.marjinal)
## Luka
## Penyebab Ya Tidak
## Bunuh Diri 76 43
## Kecelakaan 40 85
or.marjinal<- oddsratio.wald(R.marjinal, rev="b")
or.marjinal$measure
## odds ratio with 95% C.I.
## Penyebab estimate lower upper
## Kecelakaan 1.000000 NA NA
## Bunuh Diri 3.755814 2.210249 6.382149
chisq.test(R.marjinal,correct=FALSE)
##
## Pearson's Chi-squared test
##
## data: R.marjinal
## X-squared = 24.821, df = 1, p-value = 6.29e-07
Karena \(p-value<α\)\(=0,05\), maka terima \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada asosiasi antara penyebab cedera dan kondisi luka tanpa memperhatikan tempat kejadiannya. Uji Breslow-Day
BreslowDayTest(myarray, OR = NA, correct = FALSE)
##
## Breslow-Day test on Homogeneity of Odds Ratios
##
## data: myarray
## X-squared = 1.4302, df = 2, p-value = 0.4891
Karena \(p-value>α=0,05\), maka terima \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk menyatakan tidak terdapat asosiasi homogen.
Uji Cochran-Mantel-Hanszel (CMH)
mantelhaen.test(myarray, correct = F)
##
## Mantel-Haenszel chi-squared test without continuity correction
##
## data: myarray
## Mantel-Haenszel X-squared = 21.83, df = 1, p-value = 2.979e-06
## alternative hypothesis: true common odds ratio is not equal to 1
## 95 percent confidence interval:
## 2.061472 6.027449
## sample estimates:
## common odds ratio
## 3.524971
Karena \(p_value<α=0,05\), maka tolak \(H_0\) sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi/terdapat partial/conditional association.