Tabel kontingensi merupakan bentuk yang mudah untuk menguji data
apakah memiliki dependensi/asosiasi dengan data lainnya. Jika baris yang
berbeda mewakili data dari populasi yang berbeda, sedangkan kolom-kolom
merepresentasikan kategori lainnya, maka dependensi baris-kolom dapat
diperoleh dengan table kontingensi.
Misalkan ada dua variable
kategori \(X\) dan \(Y\). \(I\)
menyatakan banyaknya kategori dari \(X\) dan \(J\) menyatakan banyaknya kategori dari
\(Y\). Suatu tabel yang terdiri dari
\(I\) barus untuk kategori \(X\) dan \(J\) kolom untuk kategori \(Y\) sehingga memungkinkan tabel tersebut
menampilkan kombinasi dari \(IJ\).
Tabel ini disebut Tabel Kontingensi. Statistik uji yang digunakan dalam
tabel kontingensi I×J diperoleh.
Menghitung Frekuensi Ekspektasi
\(E_{ij}\)\(=\) \(\frac
{((total baris i)(total kolom j))}{(total keseluruhan data)}\)
\(E_ij\) = adalah frekuensi ekpektasi pada sel baris \(i\), kolom \(j\)
Menghitung Nilai Chi-Square
\(O_{ij}\) = adalah frekuensi yang
diamati pada sel baris \(i\), kolom
\(j\)
\(E_{ij}\) = adalah frekuensi ekpektasi pada
sel baris \(i\), kolom \(j\)
Hipotesis:
\(H_0\) = Tidak ada
hubungan (independensi) antara kedua variable
\(H_1\) = ada hubungan (dependensi) antara
kedua variable
Dimana tolak \(H_0\) apabila \(p-value < a\)
Statistik ini
dipakai sebagai ukuran dependensi dengan filosofi bahwa “jika baik
digunakan untuk menguji dependesi, tentu baik untuk mengukur
dependensi”.
Contoh Kasus :
Data yang digunakan adalah studi mengenai
Kesehatan psikologis pasien yang telah diberikan obat. Diantara pasien
yang diberi obat ini, terdapat beberapa pasien yang terkena serangan
jantung.
Dengan menggunakan tabel kontingensi 2x2 akan dilakukan pengolahan
data untuk pengujian independensi dua variable dengan menggunakan R.
Sintak R
#### membuat tabel kontingensi 2 arah
# Membuat tabel kontingensi
data_matrix <- matrix(c(189, 10845, 104, 10933), nrow = 2, byrow = TRUE)
# Menambahkan nama baris dan kolom
rownames(data_matrix) <- c("Placebo", "Aspirin")
colnames(data_matrix) <- c("Yes", "No")
# Menampilkan tabel
print(data_matrix)
## Yes No
## Placebo 189 10845
## Aspirin 104 10933
# plot mosaik
mosaicplot(data_matrix, color = c("darkred", "gold"),
xlab ="Group", ylab = "Myocardial Infraction")
Plot mosaic adalah salah satu cara untuk melihat data mana yang lebih
mayoritas atau lebih banyak dari tabel kontingensi 2 arah. Dimana pada
data bisa dilihat data yang tidak diberikan obat lebih besar
dibandingkan yang diberikan obat.
3. Pengujian Chi-Square
# Uji Chi-Square
chi_test <- chisq.test(data_matrix)
chi_test
##
## Pearson's Chi-squared test with Yates' continuity correction
##
## data: data_matrix
## X-squared = 24.429, df = 1, p-value = 7.71e-07
Pada pengujian Chi-Square didapatkan hasil \(X-Squared = 24.429\) dan nilai \(p-value 7.71e-07\). Dimana pada pegujian
chi square
\(H_0\) = Tidak ada
hubungan (independensi) antara kedua variable
\(H_1\) = ada hubungan (dependensi) antara
kedua variable
Sehingga kesimpulannya dikarenakan nilai \(p-value < a\) atau \(7.71e-07 < 0.05\) maka \(H_0\) ditolak sehingga ada hubungan antara
obat dengan pasien terkena serangan jantung.