Pendahuluan

Latar Belakang

Research Center for Governance, Institutions and Organizations National University of Singapore (NUS), sebuah pusat penelitian yang didirikan oleh NUS Business School untuk memimpin penelitian yang relevan dan berdampak tinggi tentang isu-isu tata kelola dan keberlanjutan, bekerja sama dengan ASEAN CSR Network dalam mengeluarkan Corporate Sustainability Reporting in ASEAN Countries Report. Laporan ini mengevaluasi praktik pelaporan keberlanjutan dari perusahaan-perusahaan terbuka dan terbesar di negara-negara ASEAN dengan menggunakan dua dimensi, yaitu prinsip-prinsip pelaporan dan isi pengungkapan. Laporan ini juga memuat topik-topik keberlanjutan yang penting bagi perusahaan-perusahaan ASEAN. Pada laporan terbarunya di tahun 2020. ditemukan bahwa kualitas sustainability report yang diterbitkan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia berada di terendah kedua setelah Vietnam dengan persentase sebesar 36%. Hal ini menunjukan bahwa kualitas sustainability report Indonesia masih dibawah rata-rata dari negara-negara yang ada di ASEAN. Bahkan di tahun sebelumnya, tingkat persentase kualitas sustainability report Indonesia diatas 36%, yaitu 37% pada tahun 2018 dan 48,4% pada tahun 2016. Hal tersebut menunjukkan adanya penurunan persentase tingkat kualitas sustainability report. Berikut merupakan persentase tingkat kualitas sustainability report di enam negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Berdasarkan fenomena di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman perusahaan di Indonesia terhadap kualitas sustainability report masih rendah. Perusahaan di Indonesia seharusnya sudah siap dalam melaksanakan pelaporan ini. Merupakan suatu pertanyaan besar mengapa fenomena ini bisa terjadi mengingat adanya berbagai regulasi yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Beberapa faktor dapat menjadi pendorong perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report yang berkualitas.Dalam beberapa tahun terakhir, stakeholder juga semakin menekan dan menuntut informasi lebih banyak dan lebih rinci dari perusahaan tentang dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola dari kegiatan bisnis mereka (Osemeke et al., 2016). Tekanan yang diberikan oleh para stakeholder dalam menuntut pelaksanaan dan pengkomunikasian kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan bukan sekadar laporan biasa namun menekankan pada kualitas. Oleh karena itu, perusahaan harus merespon tuntutan ini dengan meningkatkan kualitas pelaporan mereka agar dapat memberikan transparansi yang memadai kepada stakeholder (Odriozola & Baraibar-Diez, 2017). Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang melebihi tujuan ekonomi semata dan perlu mempertimbangkan kepentingan dan harapan dari stakeholder.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan pemegang saham terhadap Kualitas Sustainability Report. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan karyawan terhadap Kualitas Sustainability Report. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan konsumen terhadap Kualitas Sustainability Report. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan lingkungan terhadap Kualitas Sustainability Report. 5. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan kreditur terhadap Kualitas Sustainability Report. 6. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan eksposur media terhadap Kualitas Sustainability Report. 7. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan auditor terhadap Kualitas Sustainability Report. 8. Menguji dan menganalisis pengaruh tekanan pemerintah terhadap Kualitas Sustainability Report.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu akuntansi untuk berbagai pihak, baik akademisi, pemerintah, maupun masyarakat umum serta dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian ini.
  2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada perusahaan untuk meningkatkan kualitas sustainability report, membantu dalam memahami hubungan antara stakeholder dan praktik berkelanjutan, serta membantu mengidentifikasi dan mengelola tekanan stakeholder yang beragam untuk mengintegrasikan aspek berkelanjutan dalam strategi dan operasi perusahaan. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk merancang kebijakan yang lebih efektif dalam mendukung praktik berkelanjutan yang baik di tingkat nasional maupun regional.

Metode Penelitian

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2022. Variabel independen pada penelitian ini terdiri dari 8 (delapan) yakni tekanan pemegang saham, tekanan karyawan, tekanan konsumen, tekanan lingkungan, tekanan kreditur, tekanan eksposur media, tekanan auditor dan tekanan pemerintah. Adapun variabel dependennya adalah kualitas sustainability report.
## Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode 2018-2022. Berdasarkan data di website BEI (www.idx.co.id) jumlah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 periode 2018-2022 adalah sebanyak 72 perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan seleksi terhadap populasi dengan harapan seleksi tersebut dapat menggambarkan seluruh karakteristik populasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling. ## Variabel Y1 = Kualitas SR X1 = Tekana Pemegang Saham X2 = Tekanan Karyawan X3 = Tekanan Konsumen X4 = Tekanan Lingkungan X5 = Tekanan Kreditur X6 = Tekanan Eksposure Media X7 = Tekanan Auditor X8 = Tekanan Pemerintah ## Teknik Analisis Data # Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitugan modus, median, mean, perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan porsentase (Sugiyono, 2020). # Analisis Regresi Data Panel Data panel memiliki gabungan karakteristik antara beberapa objek dengan beberapa periode waktu. Data dalam penelitian ini menggunakan rentang waktu selama 5 tahun yaitu tahun 2018 – 2022 yang bersifat time series. Untuk data cross section pada penelitian ini diambil dari beberapa perusahaan yang terdiri dari 17 perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 pada rentang waktu penelitian yang menjadi sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan data panel yang bersifat cross section karena dalam penelitian lebih banyak objek penelitian dibandingkan waktu. Uji regresi data panel yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu tekanan pemegang saham, tekanan karyawan, tekanan konsumen, tekanan lingkungan, tekanan kreditur, tekanan eksposur media, tekanan auditor dan tekanan pemerintah terhadap kualitas sustainability report. # Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel 1. Uji Chow Uji chow bertujuan untuk menguji atau juga membandingkan dan memilih model mana yang terbaik apakah model common effect atau fixed effect yang akan digunakan untuk melakukan regresi data panel. 2. Uji Hausman dilakukan untuk membandingkan atau juga memilih model mana yang terbaik antara fixed effects dengan random effects yang akan digunakan untuk melakukan regresi data panel. 3. Uji Lagrange Multiplier Uji Lagrange Multiplier (LM) memiliki tujuan untuk membandingkan antara model common effects dengan model random effects. # Uji Asumsi Klasik Sebuah model regresi akan dapat digunakan untuk prediksi apabila memenuhi sejumlah asumsi yang disebut asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang biasa dilakukan dalam penelitian regresi yaitu Uji Normalitas, Uji Autokolerasi, Uji Multikolinearitas, dan Uji Heteroskedastisitas. ### Analisi data & Pembahasan ## Pre Procesing data

library(ggplot2)
library(dplyr)
## 
## Attaching package: 'dplyr'
## The following objects are masked from 'package:stats':
## 
##     filter, lag
## The following objects are masked from 'package:base':
## 
##     intersect, setdiff, setequal, union
library(plm)
## 
## Attaching package: 'plm'
## The following objects are masked from 'package:dplyr':
## 
##     between, lag, lead
library(lfe)
## Loading required package: Matrix
## 
## Attaching package: 'lfe'
## The following object is masked from 'package:plm':
## 
##     sargan
library(lmtest)
## Loading required package: zoo
## 
## Attaching package: 'zoo'
## The following objects are masked from 'package:base':
## 
##     as.Date, as.Date.numeric
## 
## Attaching package: 'lmtest'
## The following object is masked from 'package:lfe':
## 
##     waldtest
library(readr)
library(geepack)
library(performance)
library(norm)
## This package has some major limitations
## (for example, it does not work reliably when
## the number of variables exceeds 30),
## and has been superseded by the norm2 package.
library(nortest)
library(pcse)
Tabulasi_Data <- read_csv("Tabulasi Data.csv")
## Rows: 85 Columns: 11
## ── Column specification ────────────────────────────────────────────────────────
## Delimiter: ","
## chr  (1): Code
## dbl (10): Year, Y, X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8
## 
## ℹ Use `spec()` to retrieve the full column specification for this data.
## ℹ Specify the column types or set `show_col_types = FALSE` to quiet this message.

Memunculkan data untuk di analisis

str(Tabulasi_Data)
## spc_tbl_ [85 × 11] (S3: spec_tbl_df/tbl_df/tbl/data.frame)
##  $ Code: chr [1:85] "ANTM" "ANTM" "ANTM" "ANTM" ...
##  $ Year: num [1:85] 2018 2019 2020 2021 2022 ...
##  $ Y   : num [1:85] 0.42 0.42 0.52 0.49 0.87 0.27 0.27 0.32 0.31 0.68 ...
##  $ X1  : num [1:85] 0.65 0.65 0.65 0.65 0.65 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 ...
##  $ X2  : num [1:85] 7.86 7.94 7.95 7.97 7.95 ...
##  $ X3  : num [1:85] 0 0 0 0 1 0 0 0 0.33 1 ...
##  $ X4  : num [1:85] 0.5 0.5 0.53 0.43 0.87 0.33 0.33 0.33 0.33 0.7 ...
##  $ X5  : num [1:85] 0.41 0.4 0.4 0.37 0.3 0.49 0.47 0.42 0.41 0.41 ...
##  $ X6  : num [1:85] 7.49 7.53 7.66 7.67 8.67 5.92 7.35 7.11 7.39 8.18 ...
##  $ X7  : num [1:85] 21.1 21.3 21.8 22 22.6 ...
##  $ X8  : num [1:85] 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ...
##  - attr(*, "spec")=
##   .. cols(
##   ..   Code = col_character(),
##   ..   Year = col_double(),
##   ..   Y = col_double(),
##   ..   X1 = col_double(),
##   ..   X2 = col_double(),
##   ..   X3 = col_double(),
##   ..   X4 = col_double(),
##   ..   X5 = col_double(),
##   ..   X6 = col_double(),
##   ..   X7 = col_double(),
##   ..   X8 = col_double()
##   .. )
##  - attr(*, "problems")=<externalptr>

Klasifikasi Jenis Data Pervariabel

Tabulasi_Data %>%
  select(Year, Code) %>%
  table()
##       Code
## Year   ANTM ASII BBCA BBNI BBRI BBTN BMRI EXCL INCO INTP KLBF PGAS PTBA SMGR
##   2018    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1
##   2019    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1
##   2020    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1
##   2021    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1
##   2022    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1    1
##       Code
## Year   UNTR UNVR WIKA
##   2018    1    1    1
##   2019    1    1    1
##   2020    1    1    1
##   2021    1    1    1
##   2022    1    1    1

Karena tidak ada lubang (nol) yang dapat ditemukan dalam struktur ini, yang tidak ada informasi yang hilang pada tahun tertentu untuk setiap perusahaan, panel ini dianggap seimbang.

Statistik Deskriptif

summary(Tabulasi_Data)
##      Code                Year            Y                X1        
##  Length:85          Min.   :2018   Min.   :0.0900   Min.   :0.0000  
##  Class :character   1st Qu.:2019   1st Qu.:0.2700   1st Qu.:0.5100  
##  Mode  :character   Median :2020   Median :0.3600   Median :0.5900  
##                     Mean   :2020   Mean   :0.4074   Mean   :0.5599  
##                     3rd Qu.:2021   3rd Qu.:0.5200   3rd Qu.:0.6500  
##                     Max.   :2022   Max.   :0.9000   Max.   :0.8500  
##        X2               X3               X4               X5        
##  Min.   : 7.150   Min.   :0.0000   Min.   :0.0000   Min.   :0.1100  
##  1st Qu.: 7.980   1st Qu.:0.0000   1st Qu.:0.2300   1st Qu.:0.3600  
##  Median : 8.940   Median :0.3300   Median :0.3700   Median :0.5600  
##  Mean   : 9.091   Mean   :0.3406   Mean   :0.4054   Mean   :0.5534  
##  3rd Qu.:10.140   3rd Qu.:0.6700   3rd Qu.:0.6000   3rd Qu.:0.7800  
##  Max.   :12.030   Max.   :1.0000   Max.   :0.9300   Max.   :0.8900  
##        X6              X7              X8        
##  Min.   :2.200   Min.   :20.62   Min.   :0.0000  
##  1st Qu.:5.900   1st Qu.:22.08   1st Qu.:0.0000  
##  Median :6.920   Median :22.61   Median :0.0000  
##  Mean   :6.652   Mean   :22.59   Mean   :0.2053  
##  3rd Qu.:7.530   3rd Qu.:23.19   3rd Qu.:0.5700  
##  Max.   :9.010   Max.   :24.51   Max.   :0.6500

Berdasarkan hasil statistik deskriptif diatas, berikut ini adalah analisis interpretasi statistik deskriptif masing-masing variabel: A.Kualitas Sustainability Report (SRDI) Variabel kualitas sustainability report diukur menggunakan rumus jumlah item yang diungkapkan dibagi dengan jumlah item yang seharusnya diungkapkan pada sustainability report. Dari tabel 5.2 diatas, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa kualitas sustainability report memiliki nilai minimum sebesar 0.090909 yang berasal dari Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2019 dan nilai maksimum sebesar 0.896104 yang berasal dari Vale Indonesia Tbk.tahun 2022. Nilai rata-rata dari kualitas sustainability report adalah 0.408098 dengan standar deviasi sebesar 0.193662. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel kualitas sustainability report memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. b. Tekanan Pemegang Saham (TINV) Variabel tekanan pemegang saham diukur menggunakan rumus jumlah saham pemegang saham dominan (pemegang saham dengan kepemilikan saham terbesar) dibagi dengan jumlah total keseluruhan saham. hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan pemegang saham memiliki nilai minimum sebesar 0.101860 yang berasal dari Kalbe Farma Tbk. tahun 2018 dan 2019, sedangkan nilai maksimum sebesar 0.849918.Nilai rata-rata dari tekanan pemegang saham adalah 0.560152 dengan standar deviasi sebesar 0.164863. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam tekanan pemegang saham memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. c. Tekanan Karyawan (TKAR) Variabel tekanan karyawan diukur dengan menghitung logaritma natural dari jumlah total karyawan perusahaan. Dari tabel 5.2 di halaman 89, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan karyawan memiliki nilai minimum sebesar 7.147559 yang berasal dari XL Axiata Tbk. Tahun 2022 dan nilai maksimum sebesar 12.02613 yang berasal dari Astra International Tbk. tahun 2019. Nilai rata-rata dari tekanan karyawan adalah 9.091476 dengan standar deviasi sebesar 1.330759. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan karyawan memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. d. Tekanan Konsumen (TKON) Variabel tekanan konsumen diukur menggunakan rumus jumlah item yang diungkapkan dibagi dengan jumlah item yang seharusnya diungkapkan pada sustainability report.hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan konsumen memiliki nilai minimum sebesar 0.000000 Nilai maksimum sebesar 1.000000 berasal dari Aneka Tambang Tbk. Nilai rata-rata dari tekanan konsumen adalah 0.341176 dengan standar deviasi sebesar 0.295363. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan konsumen memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. e. Tekanan Lingkungan (TLIN) Variabel tekanan lingkungan diukur menggunakan rumus jumlah item yang diungkapkan dibagi dengan jumlah item yang seharusnya diungkapkan pada sustainability report. hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan lingkungan memiliki nilai minimum sebesar 0.000000 yang berasal dari Bank Mandiri Tbk.tahun 2018 dan Wijaya Karya Tbk. tahun 2018, sedangkan nilai maksimum sebesar 0.933333 berasal dari Vale Indonesia Tbk. tahun 2022. Nilai rata-rata dari tekanan lingkungan adalah 0.405490 dengan standar deviasi sebesar 0.247412. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan lingkungan memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. f. Tekanan Kreditur (TKRE) Variabel tekanan kreditur diukur menggunakan rumus leverage dengan membandingkan total liabilitas dan total aset. hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan kreditur memiliki nilai minimum sebesar 0.114117 yang berasal dari Vale Indonesia Tbk. tahun 2022 dan nilai maksimum sebesar 0.889725 yang berasal dari Bank Tabungan Negara Tbk.tahun 2020. Nilai rata-rata dari tekanan kreditur adalah 0.553281 dengan standar deviasi sebesar 0.253558. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan kreditur memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. g.Tekanan Media (TMED) Variabel tekanan media diukur dengan menghitung logaritma natural dari jumlah berita terkait perusahaan di mesin pencari google dalam tahun pelaporan. Dari tabel 5.2 di halaman 89, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan media memiliki nilai minimum sebesar 2.197225 yang berasal dari Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 9.005773 yang berasal dari Bank Negara Indonesia Tbk. tahun 2022. Nilai rata-rata dari tekanan media adalah 6.651837 dengan standar deviasi sebesar 1.277418. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan media memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. h. Tekanan Auditor (TAUD) Variabel tekanan auditor diukur dengan menghitung logaritma natural dari biaya audit yang dibayarkan perusahaan kepada KAP. Dari tabel 5.2 di halaman 89, hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan auditor memiliki nilai minimum sebesar 20.61893 yang berasal dari Wijaya Karya Tbk. tahun 2018 dan nilai maksimum sebesar 24.50746 yang berasal dari Astra Indonesia Tbk. tahun 2022. Nilai rata-rata dari tekanan auditor adalah 22.59129 dengan standar deviasi sebesar 0.914084. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan auditor memiliki sebaran yang kecil atau tidak ada kesenjangan yang cukup besar dalam variabel penelitian antara nilai maksimum dan minimum. i.Tekanan Pemerintah (TPEM) Variabel tekanan pemerintah diukur menggunakan rumus jumlah saham yang dimiliki pemerintah dibagi dengan jumlah total keseluruhan saham. hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa tekanan pemerintah memiliki nilai minimum sebesar 0.000000 Nilai maksimum sebesar 0.650488 berasal dari Wijaya Karya Tbk.tahun 2018, 2019, 2020. 2021 dan 2022. Nilai rata-rata dari tekanan pemerintah adalah 0.205255 dengan standar deviasi sebesar 0.280931. Nilai standar deviasi yang lebih besar dari rata-rata ini menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam variabel tekanan pemerintah memiliki sebaran yang menunjukkan di dalam data tersebut terdapat beberapa data yang terlalu ekstrem.

cor(Tabulasi_Data[,-c(1:2)])
##              Y           X1         X2          X3          X4         X5
## Y   1.00000000  0.076301966 -0.3524968  0.57547357  0.88668071 -0.2086522
## X1  0.07630197  1.000000000 -0.2382147 -0.24017264 -0.02166330  0.4690003
## X2 -0.35249684 -0.238214687  1.0000000 -0.20102311 -0.34267739  0.2795451
## X3  0.57547357 -0.240172638 -0.2010231  1.00000000  0.35207679 -0.1196676
## X4  0.88668071 -0.021663297 -0.3426774  0.35207679  1.00000000 -0.4370234
## X5 -0.20865216  0.469000324  0.2795451 -0.11966763 -0.43702342  1.0000000
## X6  0.36288747  0.254497776  0.2925846  0.25530026  0.18395029  0.4281516
## X7 -0.12221995 -0.008355715  0.6163987 -0.17020545 -0.03758359  0.1145597
## X8 -0.14823009  0.114299933  0.2564322 -0.05527227 -0.22557227  0.6082822
##           X6           X7          X8
## Y  0.3628875 -0.122219952 -0.14823009
## X1 0.2544978 -0.008355715  0.11429993
## X2 0.2925846  0.616398689  0.25643223
## X3 0.2553003 -0.170205452 -0.05527227
## X4 0.1839503 -0.037583587 -0.22557227
## X5 0.4281516  0.114559746  0.60828220
## X6 1.0000000  0.396172258  0.17765820
## X7 0.3961723  1.000000000 -0.10012512
## X8 0.1776582 -0.100125123  1.00000000

Nilai Korelasi Antar Variabel dengan tidak melihat perusahaan dan tahun

Membentuk Format Data Panel

paneldata <- pdata.frame(Tabulasi_Data, index=c("Code","Year"))
model<-Y~X1+X2+X3+X4+X5+X6+X7+X8

Pooled (CEM)

pooled<-plm(model,paneldata,model = "pooling")
summary(pooled)
## Pooling Model
## 
## Call:
## plm(formula = model, data = paneldata, model = "pooling")
## 
## Balanced Panel: n = 17, T = 5, N = 85
## 
## Residuals:
##        Min.     1st Qu.      Median     3rd Qu.        Max. 
## -0.13047898 -0.02965718 -0.00030249  0.02542866  0.16176427 
## 
## Coefficients:
##               Estimate Std. Error t-value  Pr(>|t|)    
## (Intercept)  0.4974477  0.1857842  2.6776  0.009083 ** 
## X1           0.0744303  0.0547052  1.3606  0.177671    
## X2           0.0046996  0.0078568  0.5982  0.551517    
## X3           0.1741885  0.0264022  6.5975 4.982e-09 ***
## X4           0.6527088  0.0355774 18.3462 < 2.2e-16 ***
## X5           0.1383544  0.0470443  2.9409  0.004334 ** 
## X6           0.0170760  0.0073129  2.3350  0.022183 *  
## X7          -0.0298211  0.0100905 -2.9554  0.004157 ** 
## X8          -0.0723609  0.0310938 -2.3272  0.022620 *  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Total Sum of Squares:    3.1512
## Residual Sum of Squares: 0.24331
## R-Squared:      0.92279
## Adj. R-Squared: 0.91466
## F-statistic: 113.541 on 8 and 76 DF, p-value: < 2.22e-16

FIxed Efeck Mode (FEM)

fixed <-plm(model,paneldata,model = "within", effect = "twoways")
summary(fixed)
## Twoways effects Within Model
## 
## Call:
## plm(formula = model, data = paneldata, effect = "twoways", model = "within")
## 
## Balanced Panel: n = 17, T = 5, N = 85
## 
## Residuals:
##       Min.    1st Qu.     Median    3rd Qu.       Max. 
## -0.0814841 -0.0239121  0.0033848  0.0219220  0.0889788 
## 
## Coefficients:
##     Estimate Std. Error t-value  Pr(>|t|)    
## X1 -0.250484   0.273732 -0.9151    0.3641    
## X2  0.120214   0.077087  1.5595    0.1245    
## X3  0.193846   0.027871  6.9551 4.105e-09 ***
## X4  0.512685   0.047931 10.6963 3.768e-15 ***
## X5  0.060455   0.139990  0.4319    0.6675    
## X6 -0.014289   0.016648 -0.8583    0.3944    
## X7 -0.022022   0.016603 -1.3264    0.1901    
## X8 -1.018965   0.538845 -1.8910    0.0638 .  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Total Sum of Squares:    0.53542
## Residual Sum of Squares: 0.10037
## R-Squared:      0.81255
## Adj. R-Squared: 0.71882
## F-statistic: 30.3429 on 8 and 56 DF, p-value: < 2.22e-16

Within = Fix Model Twoways = gabungan cross section dan time series

Random Efeck Model (REM)

random <-plm(model,paneldata,model = "random", effect = "twoways",random.method = "walhus")
summary(random)
## Twoways effects Random Effect Model 
##    (Wallace-Hussain's transformation)
## 
## Call:
## plm(formula = model, data = paneldata, effect = "twoways", model = "random", 
##     random.method = "walhus")
## 
## Balanced Panel: n = 17, T = 5, N = 85
## 
## Effects:
##                     var   std.dev share
## idiosyncratic 2.400e-03 4.899e-02 0.847
## individual    4.007e-04 2.002e-02 0.141
## time          3.381e-05 5.814e-03 0.012
## theta: 0.2618 (id) 0.1018 (time) 0.05787 (total)
## 
## Residuals:
##        Min.     1st Qu.      Median     3rd Qu.        Max. 
## -0.11756313 -0.02917181  0.00041611  0.02542980  0.14646529 
## 
## Coefficients:
##               Estimate Std. Error z-value  Pr(>|z|)    
## (Intercept)  0.4568745  0.2071236  2.2058   0.02740 *  
## X1           0.0711207  0.0641610  1.1085   0.26766    
## X2           0.0025296  0.0093021  0.2719   0.78567    
## X3           0.1750342  0.0268771  6.5124 7.397e-11 ***
## X4           0.6313055  0.0374812 16.8433 < 2.2e-16 ***
## X5           0.1270814  0.0542563  2.3422   0.01917 *  
## X6           0.0169880  0.0079926  2.1255   0.03355 *  
## X7          -0.0264367  0.0113356 -2.3322   0.01969 *  
## X8          -0.0679128  0.0376040 -1.8060   0.07092 .  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Total Sum of Squares:    2.2435
## Residual Sum of Squares: 0.20506
## R-Squared:      0.9086
## Adj. R-Squared: 0.89897
## Chisq: 755.465 on 8 DF, p-value: < 2.22e-16

Uji Chow Test

chow_panel<-pFtest(fixed,pooled)
chow_panel
## 
##  F test for twoways effects
## 
## data:  model
## F = 3.9877, df1 = 20, df2 = 56, p-value = 2.241e-05
## alternative hypothesis: significant effects

hasil uji chow yang dilakukkan, menunjukkan bahwa hipotesis alternatif adalah effect yang signifikan. Hipotesis alternatif (H1) pada uji chow ini adalah Fixed Effect Model. Sehingga diambil kesimpulan bahwa model yang dipilih adalah model fixed effect.

Hausmen Test

hausman_panel<-phtest(fixed,random)
hausman_panel
## 
##  Hausman Test
## 
## data:  model
## chisq = 39.53, df = 8, p-value = 3.919e-06
## alternative hypothesis: one model is inconsistent

hasil uji hausman, menunjukkan bahwa hipotesis alternatif (H1) menunjukkan hasil uji yang inconsistent. Sehingga Hipotesis alternatif (H1) pada uji chow ini adalah Fixed Effect Model ditolak, maka H0 diterima yaitu random effect model.

Uji Breuschpangan

bp_panel<-plmtest(pooled, type = c("bp"))
bp_panel
## 
##  Lagrange Multiplier Test - (Breusch-Pagan)
## 
## data:  model
## chisq = 3.0787, df = 1, p-value = 0.07933
## alternative hypothesis: significant effects

Hasil uji Lagrange Multiplier Test - (Breusch-Pagan) yang dilakukkan, menunjukkan bahwa hipotesis alternatif adalah effect yang signifikan. Hipotesis alternatif (H1) pada uji Lagrange Multiplier Test - (Breusch-Pagan) ini adalah Random Effect Model. Sehingga diambil kesimpulan bahwa model yang dipilih adalah model Random effect.

Uji Asumsi Klasik

Sebuah model regresi akan dapat digunakan untuk prediksi apabila memenuhi sejumlah asumsi yang disebut asumsi klasik. Karena model yang terpilih dalam penelitian ini adalah Random Effect Model, maka uji asumsi klasik yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut # Uji Asumsi Normalitas

fitted_rem <- predict(random)
summary(fitted_rem)
## total sum of squares: 2.792959 
##        id      time 
## 0.4417406 0.3579747 
## 
##    Min. 1st Qu.  Median    Mean 3rd Qu.    Max. 
## 0.09938 0.26782 0.36238 0.40741 0.51635 0.84540

Dari hasil uji asumsi normalitas, dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal jika nilai TSS, koefisien variasi, rata-rata, kuartil, dan Min-Max berada dalam batas normalitas. Namun, jika nilai-nilai tersebut tidak berada dalam batas normalitas, maka data tidak memiliki distribusi normal. Dalam kasus ini, hasil uji asumsi normalitas menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal dengan nilai TSS, koefisien variasi, rata-rata, kuartil, dan Min-Max yang berada dalam batas normalitas

residual_rem <- paneldata$Y-fitted_rem
summary(residual_rem)
## total sum of squares: 0.2450997 
##         id       time 
## 0.33185042 0.06391672 
## 
##       Min.    1st Qu.     Median       Mean    3rd Qu.       Max. 
## -0.1228539 -0.0319501  0.0000338  0.0000000  0.0276153  0.1626383

Dari hasil uji asumsi normalitas, dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal jika nilai TSS, koefisien variasi, rata-rata, kuartil, dan Min-Max berada dalam batas normalitas. Namun, jika nilai-nilai tersebut tidak berada dalam batas normalitas, maka data tidak memiliki distribusi normal. Dalam kasus ini, hasil uji asumsi normalitas menunjukkan bahwa data memiliki distribusi normal dengan nilai TSS, koefisien variasi, rata-rata, kuartil, dan Min-Max yang berada dalam batas normalitas.

shapiro.test(residual_rem)
## 
##  Shapiro-Wilk normality test
## 
## data:  residual_rem
## W = 0.98, p-value = 0.2101

Hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data residual_rem tidak memiliki distribusi normal. Berikut adalah interpretasi dari hasil tersebut: W (W-statistic): 0.98 W-statistic menunjukkan koefisien korelasi antara data dengan distribusi normal. Nilai W yang lebih kecil dari 1 menunjukkan bahwa data tidak memiliki distribusi normal. p-value: 0.2101 p-value menunjukkan probabilitas bahwa data memiliki distribusi normal. Nilai p-value yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa data tidak memiliki distribusi normal. Dengan demikian, hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data residual_rem tidak memiliki distribusi normal.

Uji Asumsi Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas setelah REM menggunakan Studentized Breusch Pagan Test

bptest(random)
## 
##  studentized Breusch-Pagan test
## 
## data:  random
## BP = 12.347, df = 8, p-value = 0.1364

Analisis Hasil Uji Studentized Breusch-Pagan Hasil uji Studentized Breusch-Pagan menunjukkan bahwa data random tidak memiliki heteroskedastisitas. Berikut adalah interpretasi dari hasil tersebut: BP (Breusch-Pagan statistic): 12.347 BP menunjukkan nilai statistik yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas. Nilai BP yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa data memiliki heteroskedastisitas. df (degrees of freedom): 8 df menunjukkan derajat kebebasan yang digunakan dalam uji. p-value: 0.1364 p-value menunjukkan probabilitas bahwa data tidak memiliki heteroskedastisitas. Nilai p-value yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa data tidak memiliki heteroskedastisitas. Dengan demikian, hasil uji Studentized Breusch-Pagan menunjukkan bahwa data random tidak memiliki heteroskedastisitas, karena nilai p-value lebih besar dari 0.05.

Uji Asumsi Autokorelasi

Uji asumsi autokorelasi dengan menggunakan metode Wooldridge test

pbgtest(random)
## 
##  Breusch-Godfrey/Wooldridge test for serial correlation in panel models
## 
## data:  model
## chisq = 5.3227, df = 5, p-value = 0.3778
## alternative hypothesis: serial correlation in idiosyncratic errors

Analisis Hasil Uji Breusch-Godfrey/Wooldridge Hasil uji Breusch-Godfrey/Wooldridge menunjukkan bahwa data model tidak memiliki korrelasi serial. Berikut adalah interpretasi dari hasil tersebut: chisq (chi-squared statistic): 5.3227 chisq menunjukkan nilai statistik yang digunakan untuk menguji korrelasi serial. Nilai chisq yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa data memiliki korrelasi serial. df (degrees of freedom): 5 df menunjukkan derajat kebebasan yang digunakan dalam uji. p-value: 0.3778 p-value menunjukkan probabilitas bahwa data tidak memiliki korrelasi serial. Nilai p-value yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa data tidak memiliki korrelasi serial. Dengan demikian, hasil uji Breusch-Godfrey/Wooldridge menunjukkan bahwa data model tidak memiliki korrelasi serial, karena nilai p-value lebih besar dari 0.05.

Uji Cross Sectional Dependent Test

Uji Cross Sectional Dependent Test menggunakan metode Pesaran Test

pcdtest(random)
## 
##  Pesaran CD test for cross-sectional dependence in panels
## 
## data:  Y ~ X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8
## z = 0.54792, p-value = 0.5837
## alternative hypothesis: cross-sectional dependence

Analisis Hasil Uji Pesaran CD Hasil uji Pesaran CD menunjukkan bahwa data tidak memiliki dependensi lintas sebaris. Berikut adalah interpretasi dari hasil tersebut: z (z-statistic): 0.54792 z menunjukkan nilai statistik yang digunakan untuk menguji dependensi lintas sebaris. Nilai z yang lebih kecil dari 0.05 menunjukkan bahwa data memiliki dependensi lintas sebaris. p-value: 0.5837 p-value menunjukkan probabilitas bahwa data tidak memiliki dependensi lintas sebaris. Nilai p-value yang lebih besar dari 0.05 menunjukkan bahwa data tidak memiliki dependensi lintas sebaris. Dengan demikian, hasil uji Pesaran CD menunjukkan bahwa data tidak memiliki dependensi lintas sebaris, karena nilai p-value lebih besar dari 0.05

Analisis Regresi Data Panel

Setelah dilakukan uji untuk memilih model regresi data panel, didapatkan hasil bahwa model yang paling tepat untuk digunakan dalam penelitian ini adalah Random effect model. Model ini telah dilakukan uji asumsi klasik sehingga dapat dilanjutkan dalam model regresi. Berikut adalah hasil analisis regresi data panel dengan Random effect model

summary(random)
## Twoways effects Random Effect Model 
##    (Wallace-Hussain's transformation)
## 
## Call:
## plm(formula = model, data = paneldata, effect = "twoways", model = "random", 
##     random.method = "walhus")
## 
## Balanced Panel: n = 17, T = 5, N = 85
## 
## Effects:
##                     var   std.dev share
## idiosyncratic 2.400e-03 4.899e-02 0.847
## individual    4.007e-04 2.002e-02 0.141
## time          3.381e-05 5.814e-03 0.012
## theta: 0.2618 (id) 0.1018 (time) 0.05787 (total)
## 
## Residuals:
##        Min.     1st Qu.      Median     3rd Qu.        Max. 
## -0.11756313 -0.02917181  0.00041611  0.02542980  0.14646529 
## 
## Coefficients:
##               Estimate Std. Error z-value  Pr(>|z|)    
## (Intercept)  0.4568745  0.2071236  2.2058   0.02740 *  
## X1           0.0711207  0.0641610  1.1085   0.26766    
## X2           0.0025296  0.0093021  0.2719   0.78567    
## X3           0.1750342  0.0268771  6.5124 7.397e-11 ***
## X4           0.6313055  0.0374812 16.8433 < 2.2e-16 ***
## X5           0.1270814  0.0542563  2.3422   0.01917 *  
## X6           0.0169880  0.0079926  2.1255   0.03355 *  
## X7          -0.0264367  0.0113356 -2.3322   0.01969 *  
## X8          -0.0679128  0.0376040 -1.8060   0.07092 .  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Total Sum of Squares:    2.2435
## Residual Sum of Squares: 0.20506
## R-Squared:      0.9086
## Adj. R-Squared: 0.89897
## Chisq: 755.465 on 8 DF, p-value: < 2.22e-16

Statistik: z-value: Nilai statistik yang menunjukkan signifikansi koefisien regresi. Pr(>|z|): Nilai probabilitas yang menunjukkan signifikansi koefisien regresi. p-value: Nilai probabilitas yang menunjukkan signifikansi koefisien regresi Hasil Signifikan: X3: 0.1750342 (p-value: 7.397e-11) X4: 0.6313055 (p-value: < 2.2e-16) X5: 0.1270814 (p-value: 0.01917) X6: 0.0169880 (p-value: 0.03355) X7: -0.0264367 (p-value: 0.01969)

Uji Simultan dengan F-Test

summary(model)
##  Length   Class    Mode 
##       3 formula    call
waldtest(random, test = "F")
## Wald test
## 
## Model 1: Y ~ X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8
## Model 2: Y ~ 1
##   Res.Df Df      F    Pr(>F)    
## 1     76                        
## 2     84 -8 94.433 < 2.2e-16 ***
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

Interpretasi: F-statistic: 94.433 p-value: < 2.2e-16 Dengan demikian, hasil uji Wald menunjukkan bahwa model regresi yang diperoleh memiliki signifikansi yang sangat tinggi, sehingga model ini dapat digunakan untuk menjelaskan variabel dependen Y

Uji Parsial dengan T-Test

coeftest(random)
## 
## t test of coefficients:
## 
##               Estimate Std. Error t value  Pr(>|t|)    
## (Intercept)  0.4568745  0.2071236  2.2058   0.03042 *  
## X1           0.0711207  0.0641610  1.1085   0.27115    
## X2           0.0025296  0.0093021  0.2719   0.78641    
## X3           0.1750342  0.0268771  6.5124 7.171e-09 ***
## X4           0.6313055  0.0374812 16.8433 < 2.2e-16 ***
## X5           0.1270814  0.0542563  2.3422   0.02179 *  
## X6           0.0169880  0.0079926  2.1255   0.03680 *  
## X7          -0.0264367  0.0113356 -2.3322   0.02234 *  
## X8          -0.0679128  0.0376040 -1.8060   0.07488 .  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

Hasil Signifikan: X1: 0.0711207 (p-value: 0.27115) H1 Tidak Berpengaruh X2: 0.0025296 (p-value: 0.78641) H2 Tidak Berpengaruh X3: 0.1750342 (p-value: 7.171e-09) H3 Berpengaruh Positif X4: 0.6313055 (p-value: < 2.2e-16) H4 Berpengaruh Positif X5: 0.1270814 (p-value: 0.02179) H5 Berpengaruh Positif X6: 0.0169880 (p-value: 0.03680) H6 Berpengaruh Positif X7: -0.0264367 (p-value: 0.02234) H7 Berpengaruh Negatif X8: -0.0679128 (p-value: 0.07488) H8 Berpengaruh Negatif Dengan demikian, hasil uji parsial menunjukkan bahwa beberapa koefisien regresi memiliki signifikansi yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan variabel dependen Y. # Pembahasan Pengujian Hipotesis 1: Tekanan Pemegang Saham berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan pemegang saham memiliki nilai probabilitas 0.27115 lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan pemegang saham terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan tidak signifikan. Pengujian Hipotesis 2: Tekanan Karyawan berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan karyawan memiliki nilai probabilitas 0.78641 lebih besar dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan karyawan terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan tidak signifikan. Pengujian Hipotesis 3: Tekanan Konsumen berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan konsumen memiliki nilai probabilitas 7.171e-09 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan konsumen terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan signifikan. Pengujian Hipotesis 4: Tekanan Lingkungan berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan lingkungan memiliki nilai probabilitas 2.2e-16 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan lingkungan terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan signifikan. Pengujian Hipotesis 5: Tekanan Kreditur berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan kreditur memiliki nilai probabilitas 0.02179 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan kreditur terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan signifikan. Pengujian Hipotesis 6: Tekanan Media berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan media memiliki nilai probabilitas 0.03680 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien positif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan media terhadap kualitas sustainability report adalah positif dan signifikan. Pengujian Hipotesis 7: Tekanan Auditor berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan auditor memiliki nilai probabilitas 0.02234 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien negatif sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan auditor terhadap kualitas sustainability report adalah negatif dan signifikan. Pengujian Hipotesis 8: Tekanan Pemerintah berpengaruh positif terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil uji statistik tekanan pemerintah memiliki nilai probabilitas 0.07488 lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05 dengan nilai koefisien negatif sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh tekanan pemerintah terhadap kualitas sustainability report adalah negatif dan signifikan.

Uji Koefisien Determinasi (R^2)

summary(random)
## Twoways effects Random Effect Model 
##    (Wallace-Hussain's transformation)
## 
## Call:
## plm(formula = model, data = paneldata, effect = "twoways", model = "random", 
##     random.method = "walhus")
## 
## Balanced Panel: n = 17, T = 5, N = 85
## 
## Effects:
##                     var   std.dev share
## idiosyncratic 2.400e-03 4.899e-02 0.847
## individual    4.007e-04 2.002e-02 0.141
## time          3.381e-05 5.814e-03 0.012
## theta: 0.2618 (id) 0.1018 (time) 0.05787 (total)
## 
## Residuals:
##        Min.     1st Qu.      Median     3rd Qu.        Max. 
## -0.11756313 -0.02917181  0.00041611  0.02542980  0.14646529 
## 
## Coefficients:
##               Estimate Std. Error z-value  Pr(>|z|)    
## (Intercept)  0.4568745  0.2071236  2.2058   0.02740 *  
## X1           0.0711207  0.0641610  1.1085   0.26766    
## X2           0.0025296  0.0093021  0.2719   0.78567    
## X3           0.1750342  0.0268771  6.5124 7.397e-11 ***
## X4           0.6313055  0.0374812 16.8433 < 2.2e-16 ***
## X5           0.1270814  0.0542563  2.3422   0.01917 *  
## X6           0.0169880  0.0079926  2.1255   0.03355 *  
## X7          -0.0264367  0.0113356 -2.3322   0.01969 *  
## X8          -0.0679128  0.0376040 -1.8060   0.07092 .  
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
## 
## Total Sum of Squares:    2.2435
## Residual Sum of Squares: 0.20506
## R-Squared:      0.9086
## Adj. R-Squared: 0.89897
## Chisq: 755.465 on 8 DF, p-value: < 2.22e-16

0.9086. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kualitas Sustainability Report dapat dijelaskan oleh variabel independen (Tekanan Pemegang Saham, Tekanan Karyawan, Tekanan Konsumen, Tekanan Lingkungan, Tekanan Kreditur, Tekanan Eksposur Media, Tekanan Auditor dan Tekanan Pemerintah) sebesar 90.86%. Sisanya sebesar 9.14% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi penelitian.

Pembahasan Hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan pemegang saham tidak mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan.

Hal ini disebabkan oleh perusahaan induk sebagai pemegang saham pengendali tidak memanfaatkan haknya untuk memantau dan mengendalikan kinerja manajemen perusahaan dalam upaya menjaga keberlanjutan perusahaan. Biasanya, untuk menentukan perusahaan mana yang diinvestasikan, pemegang saham cenderung kurang memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan mana yang lebih baik. Bagi pemegang saham, aspek terpenting dalam berinvestasi adalah mendapatkan keuntungan melalui dividen. Dengan demikian, adanya laporan keberlanjutan membuat pemegang saham khawatir karena dapat menimbulkan biaya tambahan yang dapat mengurangi laba atas investasi. Hal ini mengakibatkan pemegang saham pengendali meminta manajemen untuk tidak melaksanakan dan mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan untuk memenuhi tujuan pemegang saham dalam memperoleh laba sebesar-besarnya. Juga, karena pengungkapan laporan keberlanjutan di Indonesia masih bersifat sukarela, pemegang saham tidak memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Teori stakeholder menyatakan bahwa stakeholder dapat mempengaruhi tindakan perusahaan (Suharyani et al., 2019). Tekanan dari pemangku kepentingan dapat mendorong perusahaan untuk menerapkan dan mengungkapkan laporan keberlanjutan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori pemangku kepentingan karena tekanan pemegang saham tidak terbukti mempengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan laporan keberlanjutan. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak mampu memenuhi harapan pemangku kepentingan untuk memberikan informasi yang berkualitas atas kegiatannya, dalam hal ini informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan. # Pengaruh Tekanan Karyawan terhadap Kualitas Sustainability Report Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan karyawan tidak mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rudyanto &; Siregar (2018) yang menyatakan bahwa tekanan karyawan tidak mempengaruhi kualitas laporan keberlanjutan. Hal ini dikarenakan sebagian besar karyawan di Indonesia memandang tanggung jawab sosial dan lingkungan yang diungkapkan dalam laporan keberlanjutan sebagai sesuatu yang dapat merugikan perusahaan dan menurunkan nilai perusahaan. Karyawan melihat bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dapat menambah beban perusahaan dan dapat mengakibatkan berkurangnya gaji. Selain itu, praktik tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dilaporkan dalam laporan keberlanjutan tidak disosialisasikan dengan baik kepada karyawan, yang membuat karyawan merasa dikucilkan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori stakeholder karena tekanan karyawan terbukti tidak mempengaruhi perusahaan untuk mengungkapkan laporan keberlanjutan, berbeda dengan penjelasan teori stakeholder yang menyatakan bahwa kehadiran stakeholder dapat selalu mempengaruhi tindakan perusahaan. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi harapan pemangku kepentingan untuk memberikan informasi yang berkualitas tentang kegiatan perusahaan, dalam hal ini informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan. # Pengaruh Tekanan Konsumen terhadap Kualitas Sustainability Report Tekanan konsumen dapat berasal dari preferensi konsumen, kepuasan konsumen, loyalitas konsumen, atau keluhan konsumen. Dalam mengonsumsi barang atau jasa dari suatu perusahaan, konsumen tidak hanya menghabiskan uangnya untuk membeli barang atau jasa yang terjangkau, melainkan juga cenderung memperhatikan apakah produk tersebut terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, serta tidak ada masalah-masalah lain dari perusahaan yang merugikan pihak lain seperti adanya kerja paksa dan sebagainya (Alfaiz & Aryati, 2019). Melalui pengukuran yang digunakan pada penelitian ini, tekanan konsumen dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mengungkapkan mengenai penilaian dampak kesehatan dan keselamatan dari berbagai kategori produk dan jasa, insiden ketidakpatuhan sehubungan dengan dampak kesehatan dari produk dan jasa, serta pengaduan yang berdasar mengenai pelanggaran terhadap privasi pelanggan dan hilangnya data pelanggan. Ketiga hal tersebut berhubungan erat dengan kepuasan konsumen. # Pengaruh Tekanan Lingkungan terhadap Kualitas Sustainability Report Ditinjau dari teori stakeholder, perusahaan yang dalam aktivitasnya berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan dipaksa oleh pecinta lingkungan dan warga sekitar untuk memberikan pertanggungjawabannya atas kegiatan operasionalnya yang berdampak negatif terhadap lingkungan tersebut (Dicky et al., 2021). Publikasi informasi tanggung jawab lingkungan dan sosial cenderung akan di-publish oleh perusahaan yang berpotensi memiliki dampak lingkungan yang tinggi. Pengungkapan ini juga diperlukan oleh perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan tersebut beroperasi (Hamudiana & Achmad, 2017). Selain untuk mendapatkan legitimasi, pengungkapan ini juga bertujuan untuk meminimalisir risiko atas tuduhan yang ditujukan kepada perusahaan atas kinerjanya dalam mengelola sumber daya alam serta menciptakan komunikasi yang baik antara perusahaan, warga, dan lingkungan, sehingga perusahaan akan melakukan tanggung jawab sosial lingkungan serta mengungkapkannya dalam sustainability report (Alfaiz & Aryati, 2019). Melalui pengukuran yang digunakan pada penelitian ini, tekanan lingkungan dapat dilihat dari seberapa banyak aspek lingkungan yang diungkapkan perusahaan sesuai dengan indeks GRI Standard yang terdiri dari 30 indikator. # Pengaruh Tekanan Kreditur terhadap Kualitas Sustainability Report Kreditor sebagai penyedia modal pinjaman adalah pemangku kepentingan yang kuat yang dapat mempengaruhi aktivitas dan pengungkapan perusahaan. Roberts (1992) berpendapat bahwa semakin besar tingkat di mana perusahaan bergantung pada pembiayaan utang, semakin besar tingkat di mana manajemen perusahaan diharapkan untuk menanggapi harapan kreditor mengenai peran perusahaan dalam kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial. Bukti empiris tentang hubungan antara kreditur dan pengungkapan, bagaimanapun, bertentangan (Cormier dan Magnan, 1999, 2003). Cormier dan Magnan (2003) menemukan hubungan negatif antara leverage keuangan dan pengungkapan, dengan alasan bahwa hanya perusahaan yang sehat secara finansial (leverage rendah) yang dapat menukar manfaat dari pengungkapan sosial dan lingkungan terhadap biaya kepemilikan untuk mengungkapkannya. Temuan juga menunjukkan bahwa perusahaan dengan leverage rendah lebih mungkin untuk terlibat dalam pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan untuk memastikan penilaian yang tepat dari risiko keuangan mereka oleh pelaku pasar. Mempertimbangkan temuan beragam dari penelitian sebelumnya, penelitian ini mengkaji kembali efek kreditor pada pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan dalam konteks perusahaan terdaftar yang bertanggung jawab secara sosial di Cina, untuk mengidentifikasi efek terarah dari kekuatan kreditor pada pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan # Pengaruh Tekanan Media terhadap Kualitas Sustainability Report Eksposur media memiliki pengaruh terhadap kualitas sustainability report. Solikhah & Maulina (2021) mengemukakan bahwa liputan media mampu meningkatkan perhatian atas masalah lingkungan. Ketika perusahaan dalam pengawasan publik, perusahaan akan merespon dengan membuat sustainability report yang berkualitas. Sustainability report yang disampaikan oleh perusahaan kepada stakeholder melalui berbagai media akan meyakinkan publik bahwa mereka beroperasi sesuai dengan harapan sosial dan untuk mendapatkan legitimasi sosial. Liputan media sebagai bagian dari secondary stakeholder akan menilai kinerja perusahaan berdasarkan kinerja ekonomi/keuangan perusahaan dan isu-isu yang dibawa oleh liputan media. Adanya ekposur media tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan sustainability report yang lebih luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Trianaputri & Djakman (2019), Solikhah & Maulina (2021), Rupley et al. (2012). # Pengaruh Tekanan Auditor terhadap Kualitas Sustainability Report Komite Audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas sustainability report. Meski perusahaan memiliki jumlah Komite Audit yang besar, namun tidak diikuti oleh rapat yang dengan efektif. Kondisi tersebut menyebabkan Komite Audit didominasi oleh suara anggota yang mementingkan pribadi atau kelompoknya sehingga tidak memprioritaskan kepentingan perusahaan. Faktor lain yaitu belum adanya kepedulian Komite Audit dalam mengarahkan manajemen untuk mempublikasikan pengungkapan sustainability report yang berkualitas Komite Audit tidak sungguh-sungguh dalam memberikan peran dalam penyusunan sustainability report yang berkualitas. Pengungkapan sustainability report hanya dipublikasikan sebagai penggugur kewajiban semata sehingga kualitas tidak menjadi objek penting yang dikaji Komite Audit melalui perannya dalam perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Madona & Khafid (2020), Pratama & Yulianto, (2015).

Pengaruh Tekanan Pemerintah terhadap Kualitas Sustainability Report

Pemerintah memiliki atribut kekuasaan dengan menetapkan aturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Perusahaan akan berusaha mematuhi peraturan dan norma yang sesuai dan ditetapkan oleh pemerintah, untuk mempertahankan reputasi perusahaan sebagai suatu bisnis yang legimative. Pemerintah merupakan salah satu stakeholder yang berperan besar dalam menekan dan mempengaruhi kegiatan operasional suatu perusahaan, dikarenakan pemerintah memiliki kekuasaan dan merupakan lembaga yang tertinggi dalam membuat keputusan dan peraturan yang di ikuti oleh berbagai pihak (Eryadi et al., 2021). Penelitian yang dilakukan oleh Cuadrado-Ballesteros et al., (2017) menjelaskan bahwa perusahaan yang mematuhi peraturan pemerintah cenderung akan tertib dalam menggunakan jasa assurance di dalam sustainability report yang diterbitkan, sebagai upaya dalam mengurangi kemungkinan terjadinya sebuah asimetri informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tekanan Pemerintah berpengaruh negatif terhadap sustainability report assurance. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa tekanan pemerintah dapat mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menggunakan jasa sustainability report assurance. Akan tetapi Perusahaan BUMN yang cenderung mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pemerintah memiliki kemungkinan yang lebih kecil dalam menggunakan jasa sustainability report assurance dibandingkan dengan perusahaan Swasta. Hal ini dikarenakan perusahaan BUMN memiliki reputasi yang lebih baik terhadap opini publik atau memiliki kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan swasta, sehingga perusahaan BUMN merasa tidak perlu menggunakan jasa sustainability report assurance untuk meningkatkan reputasi mereka, sedangkan perusahaan swasta perlu meningkatkan reputasi mereka terhadap opini publik terutama untuk meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap perusahaan mereka, maka dari itu perusahaan swasta cenderung memiliki kemungkinan lebih besar dalam menggunakan jasa sustainability report assurance dibandingkan dengan perusahaan BUMN. Dalam teori stakeholder dijelaskan bahwa perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, akan tetapi juga harus memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan dalam memberikan manfaat terhadap stakeholder adalah dengan menggunakan jasa sustainability report assurance untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan yang diberikan sehingga perusahaan dapat mempertahankan reputasi perusahaan mereka sebagai suatu bisnis yang legimative. Namun teori ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perusahaan yang mendapatkan tekanan yang lebih besar dari pemerintah atau perusahaan BUMN pada umumnya tidak menggunakan jasa sustainability report assurance sehingga perusahaan tidak mampu dalam memberikan informasi yang berkualitas mengenai aktivitas perusahaan yang terkait dengan keberlanjutan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan perusahaan BUMN memiliki reputasi yang lebih baik terhadap opini publik atau memiliki kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan swasta, sehingga perusahaan BUMN merasa tidak perlu menggunakan jasa sustainability report assurance untuk meningkatkan reputasi mereka. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Adhipradana & Daljono, (2013) dan Eryadi et al., (2021) yang menyataan bahwa tekanan pemerintah berpengaruh positif terhadap sustainability report assurance ### Implikasi Penelitian ## Implikasi Teoritis Dari penelitian ini, peneliti menemukan pengaruh yang signifikan dari tekanan konsumen dan tekanan lingkungan terhadap kualitas sustainability report. Ini menguatkan pandangan teori stakeholder bahwa perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan berbagai stakeholder dalam operasional mereka. Konsumen dan lingkungan, sebagai external primary stakeholder, memainkan peran penting dalam menentukan kualitas laporan keberlanjutan. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukan hanya beroperasi untuk kepentingan pemiliknya saja, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi para stakeholder. Perusahaan berlomba-lomba mendapatkan dukungan dari stakeholder karena mereka memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Dukungan dari stakeholder penting untuk kelangsungan hidup perusahaan karena mereka mengendalikan sumber daya yang diperlukan perusahaan untuk beroperasi. Sustainability report yang berkualitas diperlukan karena melalui laporan ini, perusahaan dapat mengungkapkan informasi yang transparan mengenai kinerja mereka terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Laporan ini memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja perusahaan secara langsung, yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan mereka dalam memberikan kontribusi terhadap perusahaan. Dengan demikian, sustainability report yang berkualitas dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan mempertahankan hubungan baik dengan stakeholder. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya pada bidang kajian yang sama, baik pada topik penelitian maupun hanya sebatas referensi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan topik penelitian ini, baik untuk pemerintah selaku pembuat regulasi di Indonesia maupun pihak manajemen perusahaan sebagai pelaksana kebijakan internal perusahaan. ## Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel tekanan konsumen dan tekanan lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas sustainability report di 17 perusahaan dalam objek penelitian ini. Perusahaan harus meningkatkan transparansi dalam laporan keberlanjutan mereka yang mencakup pengungkapan informasi yang lebih rinci tentang dampak lingkungan dan bagaimana produk atau layanan mereka memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan harus melakukan pelaporan berkelanjutan, bukan hanya sebagai tanggapan terhadap tekanan eksternal, tetapi sebagai bagian integral dari strategi bisnis mereka untuk membangun kepercayaan dan reputasi jangka panjang. Dalam konteks teori stakeholder, implikasi ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memperhatikan dan merespons tekanan dari stakeholder kunci seperti konsumen dan lingkungan tidak hanya memenuhi tanggung jawab sosial mereka tetapi juga memperkuat legitimasi dan keberlanjutan bisnis mereka dalam jangka panjang. Ini sejalan dengan prinsip teori stakeholder yang mengakui pentingnya semua pemangku kepentingan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Untuk peneliti selanjutnya yang merujuk penelitian ini sebagai referensi penelitiannya dapat mengetahui masalah serta keterbatasan penelitian yang peneliti temui dalam meneliti topik penelitian ini. Masalah serta keterbatasan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian dan analisis terkait dampak stakeholder pressure terhadap kualitas sustainability report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018 – 2022, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Tekanan Pemegang Saham (TINV) berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan pemegang saham pada perusahaan tidak dapat meningkatkan kualitas sustainability report. b. Tekanan Karyawan (TKAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan karyawan pada perusahaan tidak dapat meningkatkan kualitas sustainability report. c. Tekanan Konsumen (TKON) berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan konsumen pada perusahaan dapat meningkatkan kualitas sustainability report. d. Tekanan Lingkungan (TLIN) berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan lingkungan pada perusahaan dapat meningkatkan kualitas sustainability report. e. Tekanan Kreditur (TKRE) berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan kreditur pada perusahaan dapat meningkatkan kualitas sustainability report. f. Tekanan Media (TMED) berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan media pada perusahaan dapat meningkatkan kualitas sustainability report. g. Tekanan Auditor (TAUD) berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan auditor pada perusahaan dapat meningkatkan kualitas sustainability report. h. Tekanan Pemerintah (TPEM) berpengaruh signifikan terhadap kualitas sustainability report. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan pemerintah pada perusahaan tidak dapat meningkatkan kualitas sustainability report. ## Saran Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, berikut saran-saran yang dapat peneliti berikan baik untuk peneliti selanjutnya maupun pihak-pihak yang berkepentingan: a. Hasil penelitian mungkin tidak dapat digeneralisasikan ke semua jenis industri atau konteks geografis karena pengaruh stakeholder mungkin berbeda tergantung pada sektor industri atau wilayah operasi perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis subgrup untuk memahami bagaimana pengaruh stakeholder bervariasi antar sektor industri atau wilayah geografis; b. Disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan variabel kontrol yang cukup untuk mengisolasi pengaruh variabel independen terhadap kualitas sustainability report. Variabel kontrol seperti ukuran perusahaan dan umur perusahaan mungkin mempengaruhi hasil penelitian.

Daftar Pustaka

Abubakar, R. (2021). Pengantar Metodologi Penelitian.

Aditya, I., Linda, R., Razak, A., & Fuada, N. (2023). Determinants of The Quality of Sustainability Reports in Companies Included in The Kompas 100 Index. International Journal of Business, Economics and Law, 29, 1.

Boiral, O., & Henri, J. F. (2017). Is Sustainability Performance Comparable? A Study of GRI Reports of Mining Organizations. Business and Society, 56(2), 283–317. https://doi.org/10.1177/0007650315576134

Buysse, K., & Verbeke, A. (2003). Environmental Strategy Choice and Financial Profitability: Differences between Multinationals and Domestic Firms in Belgium. In Research in Global Strategic Management (Vol. 9, pp. 43–63). JAI Press. https://doi.org/10.1016/S1064-4857(03)09003-X

Chiu, T. K., & Wang, Y. H. (2015). Determinants of Social Disclosure Quality in Taiwan: An Application of Stakeholder Theory. Journal of Business Ethics, 129(2), 379–398. https://doi.org/10.1007/s10551-014-2160-5

Damayanti, A., & Hardiningsih, P. (2021). Determinan Pengungkapan Laporan Berkelanjutan. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 22(1), 175. https://doi.org/10.29040/jap.v22i1.2756

Desita Putri, R., Pratama, F., Muslih, M., & Kunci, K. (2022). Pengaruh Stakeholder Pressure dan Dewan Komisaris Independen terhadap Kualitas Sustainability Report. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana, 11, 432–443. https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/index

Dewi, S. P., & Keni. (2013). Pengaruh Umur Perusahaan, Profitabilitas,  Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan (Vol. 15, Issue 1). http://www.tsm.ac.id/JBA

Dicky, B., Kholif, A., Akuntansi, J., Keuangan, P., Stan, N., & Siswanto, I. (2021). Pengaruh Tekanan Lingkungan, Tekanan Pemegang Saham, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kualitas Sustainability Reporting. https://doi.org/10.24843/EJA.2021.v

Diono, H., & Prabowo, T. J. W. (2017). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Sustainability Report. Diponegoro Journal of Accounting, 6, 1–10. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Dong, S., & Xu, L. (2016). The Impact of Explicit CSR Regulation: Evidence from China’s Mining Firms. Journal of Applied Accounting Research, 17(2), 237–258. https://doi.org/10.1108/JAAR-03-2014-0030

Fernandez-Feijoo, B., Romero, S., & Ruiz, S. (2014). Effect of Stakeholders’ Pressure on Transparency of Sustainability Reports within the GRI Framework. Journal of Business Ethics, 122(1), 53–63. https://doi.org/10.1007/s10551-013-1748-5

Firmansyah, A., Febrian, W., Jadi, P. H., Husna, M. C., & Putri, M. A. (2021). Respon Investor atas Tanggung Jawab Sosial Tata Kelola Perusahaan di Indonesia: Perspektif Resource Based View. E-Jurnal Akuntansi, 31(8), 1918. https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i08.p04

García-Benau, M. A., Sierra-Garcia, L., & Zorio, A. (2013). Financial Crisis Impact on Sustainability Reporting. Management Decision, 51(7), 1528–1542. https://doi.org/10.1108/MD-03-2013-0102

Girón, A., Kazemikhasragh, A., Cicchiello, A. F., & Panetti, E. (2021). Sustainability Reporting and Firms’ Economic Performance: Evidence from Asia and Africa. Journal of the Knowledge Economy, 12(4), 1741–1759. https://doi.org/10.1007/s13132-020-00693-7

GRI. (2016). Consolidated Set of GRI Sustainability Reporting Standards.

GRI 1: Landasan 2021. (n.d.).

Hamudiana, A., & Achmad, T. (2017). Pengaruh Tekanan Stakeholder terhadap Transparansi Laporan Keberlanjutan Perusahaan-Perusahaan di Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting, 6, 1–11. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Harmoni, A. (2013). Stakeholder-Based Analysis of Sustainability Report: A Case Study on Mining Companies in Indonesia. In 204 INTERNATIONAL CONFERENCE ON EURASIAN ECONOMIES.

Hendi, & Angelina, S. (2021). Pengaruh Biaya Audit, Audit Tenure dan Rotasi KAP terhadap Kualitas Audit. JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 4(1), 212–221.

Hunardy, N., & Tarigan, J. (2017). Pengaruh Kepemilikan Pemerintah terhadap Kinerja Keuangan melalui Dewan Komisaris Independen sebagai Variabel Intervening.

KPMG. (2022). Survey of Sustainability Reporting 2022.

Leonirda Lulu, C. (2020). Stakeholder Pressure and the Quality of Sustainability Report: Evidence from Indonesia. Journal of Accounting, Entrepreneurship, and Financial Technology, 02(01).

Loh, L., Thi, N., Thao, P., Sim, I., Thomas, T., & Yu, W. (2016). Sustainability Reporting in ASEAN State of Progress in Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand 2015.

Lu, Y., & Abeysekera, I. (2014). Stakeholders’ Power, Corporate Characteristics, and Social and Environmental Disclosure: Evidence from China. Journal of Cleaner Production, 64, 426–436. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2013.10.005

Muanifah, S., & Pamulang, U. (2023). Interaksi Good Corporate Governance dalam Hubungan Comprehensive Stakeholder Pressure terhadap Laporan Keberlanjutan. In Jurnal Studi Akuntansi dan Keuangan (Vol. 6, Issue 2).

Mufida, I., & Syafruddin, M. (2023). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap  Kualitas Pelaporan Keberlanjutan. Diponegoro Journal of Accounting, 12(2), 1–14. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting

Nilawati, Y. J., Purwanti, E., & Nuryaman, F. A. (2019). The Effect of Stakeholders’ Pressure and Corporate Financial Performance on Transparency of Sustainability Report. Jurnal Akuntansi Trisakti, 5(2), 225–238. https://doi.org/10.25105/jat.v5i2.4867

Octora, V. C., & Amin, M. N. (2023). Pengaruh Tekanan Stakeholder Dan Board Governance Terhadap Kualitas Laporan Keberlanjutan. Owner, 7(3), 2021–2030. https://doi.org/10.33395/owner.v7i3.1443

Odriozola, M. D., & Baraibar-Diez, E. (2017). Is Corporate Reputation Associated with Quality of CSR Reporting? Evidence from Spain. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 24(2), 121–132. https://doi.org/10.1002/csr.1399

OJK. (2021). Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap II (2021 – 2025).

Osemeke, L., Adegbite, S., & Adegbite, E. (2016). Corporate Social Responsibility (CSR) Initiatives in Nigeria. Springer. https://ssrn.com/abstract=3512804

Qisthi, F., & Fitri, M. (2020). Pengaruh Keterlibatan Pemangku Kepentingan terhadap Pengungkapan Laporan Keberlanjutan berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) G4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 5, 469–484.

R. Trianaputri, A., & D. Djakman, C. (2019). Quality of Sustainability Disclosure among The ASEAN-5 Countries and The Role of Stakeholders. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 16(2), 180–205. https://doi.org/10.21002/jaki.2019.10

Rizki, M., Bukhori, T., Stan, S., Mandiri, I., Jakarta, J., 79, N., Bandung, K., Barat, J., & Sopian, D. (2017). Pengaruh Pengungkapan Sustainability Report terhadap Kinerja Keuangan. SIKAP, 2(1), 35–48. http://jurnal.usbypkp.ac.id/index.php/sikap

Rizkika Alfaiz, D., & Aryati, T. (2019). Pengaruh Tekanan Stakeholder dan Kinerja Keuangan terhadap Kualitas Sustainability Report dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi. 2(2), 112–130.

Rudyanto, A., & Siregar, S. V. (2018). The Effect of Stakeholder Pressure and Corporate Governance on The Sustainability Report Quality. International Journal of Ethics and Systems, 34(2), 233–249. https://doi.org/10.1108/IJOES-05-2017-0071

Rupley, K. H., Brown, D., & Marshall, R. S. (2012). Governance, Media and The Quality of Environmental Disclosure. Journal of Accounting and Public Policy, 31(6), 610–640. https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2012.09.002

Saka, C., & Noda, A. (2013). The Effects of Stakeholders on CSR Disclosure: Evidence from Japan. https://ssrn.com/abstract=2239469

Sandri, A. B., Prihatni, R., & Armeliza, D. (2021). Pengaruh Kepemilikan Asing, Kepemilikan Keluarga dan Tekanan Karyawan terhadap Pengungkapan Laporan Keberlanjutan. Jurnal Akuntansi, Perpajakan Dan Auditing, 2, 661–678. https://doi.org/http://doi.org/XX.XXXX/Jurnal

Septiani, H., Mukhzarudfa, & Yudi. (2018). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report.

Solikhah, B., & Maulina, U. (2021). Factors Influencing Environment Disclosure Quality and The Moderating Role of Corporate Governance. Cogent Business and Management, 8(1). https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1876543

Sriningsih, S., & Wahyuningrum, I. F. S. (2022). Pengaruh Comprehensive Stakeholder Pressure dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Sustainability Report. Owner, 6(1), 813–827. https://doi.org/10.33395/owner.v6i1.680

Suharyani, R., Ulum, I., & Jati, A. W. (2019). Pengaruh Tekanan Stakeholder dan Corporate Governance terhadap Kualitas Sustainability Report. http://ejournal.umm.ac

Trianaputri, A. R., Adhariani, D., & Djakman, C. (2020). The Effects of External Stakeholder Pressure on CSR Disclosure: Evidence from Indonesia. https://www.researchgate.net/publication/338965888

Ubaka, F. (2017). Effect of Audit Fee on Audit Quality of Listed Firms in Nigeria. In International Journal of Trend in Research and Development (Vol. 4, Issue 5). www.ijtrd.com

Villiers, C. de, & Van Staden, C. J. (2011). Where Firms Choose to Disclose Voluntary Environmental Information. Journal of Accounting and Public Policy, 30(6), 504–525. https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2011.03.005

Wiratama, E., & Herawati. (n.d.). Pengaruh Tekanan Pemangku Kepentingan dan Corporate Governance terhadap Kualitas Sustainability Report. www.idx.co.id.

Yosua, A., & Tundjung, H. (2022). Pengaruh Pemangku Kepentingan dan Pemegang Saham terhadap Kualitas Laporan Berkelanjutan.