Library:

> # install.packages("knitr")
> # install.packages("rmarkdown")
> # install.packages("prettydoc")
> # install.packages("equatiomatic")

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Statistika tidak hanya untuk menganalisis data saja, data statistik dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Statistika berguna untuk mempermudah kita dalam mengatur suatu data yang sudah dikumpulkan agar bisa disimpulkan karakteristik datanya untuk disajikan. Saat ini penggunaan statistika sudah semakin luas di berbagai bidang baik bidang pertanian, peternakan, kesehatan, dan lain-lain. Dalam pembahasan kali ini merupakan penggunaan statsitika di bidang peternakan yaitu pengaruh penambahan tepung biji durian pada naget daging puyuh.

Burung puyuh adalah hewan ternak yang dapat dimanfaatkan daging dan telurnya. Namun, sayangnya masyarakat Indonesia masih kurang mengembangkan hasil olahan daging puyuh. Padahal, daging puyuh memiliki kandungan protein yang tinggi. Bahkan nutrisi daging puyuh tidak kalah dengan daging ayam. Salah satu olahan daging puyuh yaitu dapat dijadikan olahan naget.

Biji durian merupakan limbah dari buah durian yang jarang diolah. Kebanyakan masyarakat langsung membuang biji durian tanpa diolah lebih dahulu, bahkan masyarakat tidak tahu kegunaan atau manfaat dari biji durian. Jika biji durian dikeringkan maka dapat meningkatkan kandungan karbohidrat menjadi 90%.

1.2 Tinjauan Pustaka

1.2.1 Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif merupakan metode statistik yang memberikan informasi mengenai data yang didapat dan tidak menarik kesimpulan yang melibatkan analisis di dalamnya. Dalam statistika deskriptif hanya sekedar menyederhanakan dan menata data untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan (Yitnosumarto, 1990). Pemakaian statistika deskriptif sangat terbatas sekali. Biasanya statistika deskriptif disajikan dalam bentuk ukuran penyebaran data, ukuran pemusatan data, diagram, grafik, dan lain-lain.

1.2.2 Analisis Ragam Satu Arah

Analisis ragam (ANOVA) adalah metode analisis statistika untuk menguraikan varians menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Analisis ragam digunakan untuk menguji apakah beberapa sampel acak yang diuji berasal dari populasi yang sama atau tidak. Analisis ragam dapat diklasifikasikan menjadi analisis ragam satu arah dan analisis ragam dua arah. Dapat dikatakan analisis ragam satu arah dikarenakan hanya melibatkan satu peubah bebas.

Cara memperoleh pengujian hipotesis sebagai berikut:

\[ H_0 : \mu_1\ =\ \mu_2\ =\ ...\ =\ \mu_k \\ H_1 : Sekurang-kurangnya\ dua\ \mu_i\ berbeda \]

Keputusan dalam ANOVA didapatkan dari perbandingan nilai statistik uji \(F\) dengan nilai tabel distribusi \(F\) pada tingkat signifikansi (\(\alpha\)) tertentu.

Keputusan:

  • Jika \(F_{hitung} > F_{tabel}\), maka tolak \(H_0\)
  • Jika \(F_{hitung} \leq F_{tabel}\), maka terima \(H_0\)

Atau dapat diambil keputusan dengan menggunakan p-value:

  • Jika p-value \(\leq \alpha\), maka tolak \(H_0\)
  • Jika p-value \(> \alpha\), maka terima \(H_1\)

1.2.3 Asumsi Analisis Ragam

1.2.3.1 Asumsi Normalitas Shapiro Wilk

Metode Shapiro Wilk adalah metode uji normalitas untuk sampel kecil yaitu kurang dari 50 sampel. Uji ini digunakan untuk memeriksa apakah data yang kita analisis mengikuti distribusi normal. Langkah pertama yaitu urutkan data terlebih dahulu, kemudian dibagi dalam dua kelompok untuk dianalisis menggunakan metode Shapiro Wilk atau dapat dilanjutkan dengan mengubah menjadi nilai Z.

Hipotesis untuk uji kenormalan galat adalah:

\[ H_0 : Galat\ menyebar\ normal\\ H_1 : Galat\ tidak\ menyebar\ normal \]

1.2.3.2 Asumsi Homogenitas Bartlett

Uji Bartlett merupakan salah satu metode untuk menguji asumsi kehomogenan ragam galat. Uji Bartlett digunakan ketika data atau residual berdistribusi normal.

Hipotesis:

\[ H_0 : \sigma^2_1\ =\ \sigma^2_2\ =\ ...\ =\ \sigma^2_k\\ H_1 : Sekurang-kurangnya\ dua\ \sigma^2_i\ berbeda\ \]

1.3 Data

Data yang digunakan didapatkan dari skripsi dengan judul “Pengaruh Penambahan Tepung Biji Durian (Durio zibethinus Murr) Pada Naget Daging Puyuh Ditinjau dari Kadar Protein, pH, Susut Masak dan Organoleptok (Rasa dan Tekstur)” yang diakses melalui repository UB.

1.4 Tujuan

Dalam analisis ini kita akan mengetahui pengaruh penambahan tepung biji durian pada pembuatan naget daging puyuh yang ditinjau dari pH.

2 SOURCE CODE

2.1 Library

> library(dplyr)
> library(tidyr)
> library(AOV1R)
> library(tseries)
> library(car)

2.2 Input Data

> Data <- data.frame(
+   Perlakuan = rep(c("Tanpa Tepung Biji Durian","Tepung Biji Durian 5%","Tepung Biji Durian 10%","Tepung Biji Durian 15%")),
+   rep.pH1 = c(5.96, 5.88, 5.89, 5.92),
+   rep.pH2 = c(6.02, 6.02, 5.91, 5.91),
+   rep.pH3 = c(5.98, 5.94, 5.92, 5.87),
+   rep.pH4 = c(5.92, 5.91, 5.93, 5.89)
+ )
> 
> Data
                 Perlakuan rep.pH1 rep.pH2 rep.pH3 rep.pH4
1 Tanpa Tepung Biji Durian    5.96    6.02    5.98    5.92
2    Tepung Biji Durian 5%    5.88    6.02    5.94    5.91
3   Tepung Biji Durian 10%    5.89    5.91    5.92    5.93
4   Tepung Biji Durian 15%    5.92    5.91    5.87    5.89
> Data = Data %>%
+   pivot_longer(cols = starts_with("rep"),
+                names_to = "Tepung",
+                values_to = "pH") %>%
+   select(-Perlakuan)
> names(Data)[1] <- "Tepung"
> Data
# A tibble: 16 × 2
   Tepung     pH
   <chr>   <dbl>
 1 rep.pH1  5.96
 2 rep.pH2  6.02
 3 rep.pH3  5.98
 4 rep.pH4  5.92
 5 rep.pH1  5.88
 6 rep.pH2  6.02
 7 rep.pH3  5.94
 8 rep.pH4  5.91
 9 rep.pH1  5.89
10 rep.pH2  5.91
11 rep.pH3  5.92
12 rep.pH4  5.93
13 rep.pH1  5.92
14 rep.pH2  5.91
15 rep.pH3  5.87
16 rep.pH4  5.89

2.3 Menampilkan Hasil ANOVA

> anova <- aov(formula=pH ~ Tepung, data=Data)
> anova
Call:
   aov(formula = pH ~ Tepung, data = Data)

Terms:
                    Tepung  Residuals
Sum of Squares  0.00736875 0.02312500
Deg. of Freedom          3         12

Residual standard error: 0.04389856
Estimated effects may be unbalanced
> summary(anova)
            Df   Sum Sq  Mean Sq F value Pr(>F)
Tepung       3 0.007369 0.002456   1.275  0.327
Residuals   12 0.023125 0.001927               
> residu <- residuals(anova)
> residu
      1       2       3       4       5       6       7       8       9      10 
 0.0475  0.0550  0.0525  0.0075 -0.0325  0.0550  0.0125 -0.0025 -0.0225 -0.0550 
     11      12      13      14      15      16 
-0.0075  0.0175  0.0075 -0.0550 -0.0575 -0.0225 

2.4 Boxplot

> boxplot(formula=pH ~ Tepung, data=Data, main="Boxplot Penambahan Tepung Biji Durian Terhadap pH", xlab="pH", ylab="Tepung")

2.5 Uji Asumsi

2.5.1 Asumsi Normalitas Shapiro Wilk

> shapiro.test(residu)

    Shapiro-Wilk normality test

data:  residu
W = 0.92258, p-value = 0.1856

2.5.2 Asumsi Homogenitas Bartlett

> bartlett.test(pH ~ Tepung, data=Data)

    Bartlett test of homogeneity of variances

data:  pH by Tepung
Bartlett's K-squared = 3.8661, df = 3, p-value = 0.2763

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Statistika Deskriptif

> summary(Data)
    Tepung                pH       
 Length:16          Min.   :5.870  
 Class :character   1st Qu.:5.905  
 Mode  :character   Median :5.920  
                    Mean   :5.929  
                    3rd Qu.:5.945  
                    Max.   :6.020  

Berdasarkan Data yang digunakan, diperoleh nilai rataan sebesar 5.929 dan nilai median sebedar 5.92. Dari beberapa perlakuan didapatkan hasil pH paling tinggi yaitu 6.02 dan yang paling rendah yaitu 5.87. Pada gambar boxplot menunjukkan bahwa Rataan nilai pH dari masing-masing perlakuan cenderung mengalami penurunan seiring dengan penambahan rasio tepung biji durian pada bahan baku pembuatan naget.

3.2 Hipotesis

\[ H_0 : Perlakuan\ penambahan\ tepung\ biji\ durian\ tidak\ memengaruhi\ pH\\ H_1 : Perlakuan\ penambahan\ tepung\ biji\ durian\ memengaruhi\ pH \]

3.3 Statistik Uji

Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan didapatkan hasil nilai uji \(F\) sebesar 1.275. Untuk nilai tabel distribusi \(F\) dengan taraf signifikan (\(\alpha\)) 0.05 dan nilai derajat kebebasan 3 dan 12 yaitu sebesar 3.49. Jadi, \(F_{hitung} < F_{tabel}\) dan dapat diambil keputusan \(Terima H_0\). Sehingga, dengan taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa perlakuan penambahan tepung biji durian tidak memengaruhi pH.

3.4 Uji Asumsi

3.4.1 Asumsi Normalisasi Shapiro Wilk

Pada hasil perhitungan menggunakan uji Shapiro Wilk didapatkan hasil p-value 0.1856. Nilai-p yang didapat (0.1856) > alpha (0.05) sehingga dapat diambil kesimpulan \(Terima H_0\). Jadi, dapat disimpulkan bahwa galat menyebar normal.

3.4.2 Asumsi Homogenitas Bartlett

Pada hasil perhitungan menggunakan uji Bartlett didapatkan hasil p-value 0.2763. Nilai-p yang didapat (0.2763) > alpha (0.05) sehingga dapat diambil kesimpulan \(Terima H_0\). Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai pH mempunyai ragam yang sama.

4 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji ANOVA yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung biji durian pada pembuatan naget daging puyuh berpengaruh tidak nyata terhadap pH. Penambahan tepung biji durian sebanyak 15% merupakan perlakuan terbaik karena menghasilkan pH terendah sebesar 5.89.

5 DAFTAR PUSTAKA