1. Ilustrasi 1

Dasar Plot

x <- 1:40 #x dengan elemen 1 sampai 40
y <- rnorm(40,5,1) #y dengan membangkitkan bilangan acak normal sebanyak 40, miu=5 dan sd=1

Membuat plot(x,y) dengan type default (titik)

plot(x,y,type="p") 

Membuat plot(x,y) dengan type garis dan titik (overlaid)

plot(x,y,type="o")

Membuat plot(x,y) dengan type nothing (tidak terlihat)

plot(x,y,type="n")

Membuat plot(x,y) dengan type both (garis dan titik)

plot(x,y,type="b")

Membuat plot(x,y) dengan type tangga, dimana segmen pertama horizontal

plot(x,y,type="s")

Membuat plot(x,y) dengan type garis vertikal dari sumbu x ke titik

plot(x,y,type="h")


2. Ilustrasi 2

Membuat plot(x,y) dengan type default (titik)

plot(x,y,type="o",xlab="Sumbu x",ylab="Sumbu y", main="Bilangan Acak Normal",col=2,pch=16)

plot(x,y,type="p",xlab="Sumbu x",ylab="Sumbu y", main="Bilangan Acak Normal",col=rainbow(20), 
     pch=16,cex=1.5,xlim=c(0,50),ylim=c(2.5,7.5))

#Menambahkan amatan

x1 <- 41:50 #menambah titik baru dari 41 sampai 50
y1 <- rnorm(10,5,1) #membangkitkan bilangan acak sebaran normal sebanyak 10, mean=5, dan st.dev=1
points(x1,y1,cex=1.5) #menambah titik amatan baru pada plot sebelumnya dengan fungsi points

#Menambahkan garis dengan fungsi lines

x2 <- rep(40.5,20) #membuat titik 40,5 sebanyak 20
y2 <- seq(min(c(y,y1)),max(c(y,y1)),length=20) #titik koordinat minimum (y,y1) sampai maksimum (y,y1)
lines(x2,y2,col=4,lwd=2,lty=2) 

abline(h=mean(y),col="red",lwd=2.5)  #menambah haris horizontal dr mean(y) berwarna merah, dengan lebar sebesar 2
abline(a=2,b=1/10,col="navy",lwd=2,lty=2) #menambah garis regresi dengan warna navy, lebar garis sebesar 2 dan putus-putus

# Menambahkan tanda panah**

arrows(x0=30,y0=3.5,x1=40,y1=mean(y)-.1,lwd=2) #koordinal awal x0=30 dan y0=3.5 dari y1

# Menambahkan tulisan


text(x=29,y=3.3,labels="Titik potong",cex=0.7) #menambah tulisan pada titik x=29 dan y=3.3 dengan label dan ukuran 0.7
text(x=3,y=7.3,labels="Data awal",cex=0.7)  #menambah tulisan pada titik x=3 dan y=7.3 dengan label dan ukuran 0.7
text(x=46,y=7.3,labels="Data baru",cex=0.7)  #menambah tulisan pada titik x=46 dan y=7.3 dengan label dan ukuran 0.7


3. Ilustrasi 3

Membuat plot dengan fungsi sinus dengan panjang dari -p sampai 2.pi

plot(sin,-pi, 2*pi) 

Membuat plot warna merah dengan membangkitkan bilangan acak sebaran poisson sebanyak 100 dgn lambda=5. Tipe yang digunakan adalah garis vertikal dari sumbu x ke titik dengan lebar garis 1

plot(table(rpois(100,5)),type="h",col="red", lwd=1,main="rpois(100,lambda=5)") 


4. Ilustrasi 4

Membuat plot bilangan acak yang dibangkitkan dari sebaran normal sebanyak 25, dengan mean=4, st.dev=2 dengan simbol titik/pch yaitu "w"

a1 <- 1:25 # a1 yaitu 1 sampai 25
a2 <- rnorm(25,4,2) 
plot(a1,a2,pch="w",main="W") 

#karena bilangan acak, maka hasil plot tiap menjalankan fungsi akan berbeda-beda

5. Ilustrasi 5

Menambahkan tulisan dengan label menggunakan fungsi paste "w" dari 1 sampai 25 dengan ukuran label 0.8 dan warna rainbow 25

plot(a1,a2,type="n",main="W") #plot dengan tipe nothing (kosong) dengan judul plot yaitu "W"
text(a1,a2,labels=paste("w",1:25,sep=""),col=rainbow(25),cex=0.8)


6. Ilustrasi 6

Membuat histogram dengan sumbu y=density, dengan batas sumbu y adalah 0 sampai 0.2 dan Membuat kurva berdasarkan data sebaran x

x <- rchisq(100,df=4) #membangkitkan bilangan acak sebaran chi-square sebanyak 100 dan derajat bebas=4
hist(x,freq=FALSE,ylim=c(0,0.2)) #membuat histogram dengan sumbu y=density, dengan batas sumbu y adalah 0 sampai 0.2 
curve(dchisq(x,df=4),col=2,lty=2,lwd=2,add=TRUE) #ditambah add=TRUE agar tersambung ke plot sebelumnya

Membagi layout menjadi 2 baris dan 2 kolom dengan fungsi par(mfrow atau mfcol)

par(mfrow=c(2,2)) #membagi layout menjadi 2 baris dan 2 kolom
plot(1:40,y,type="p",xlab="Sumbu x",ylab="Sumbu y", main="Bilangan Acak Normal",col=2,pch=16) 
plot(sin,-pi, 2*pi) 
plot(table(rpois(100,5)),type="h",col="red", lwd=1,main="rpois(100,lambda=5)") 
plot(a1,a2,type="n",main="W") 
text(a1,a2,labels=paste("w",1:25,sep=""), col=rainbow(25),cex=0.8)

Membagi layout menjadi 3 baris dan 2 kolom

par(mfcol=c(3,2)) 
plot(1:40,y,type="p",xlab="Sumbu x",ylab="Sumbu y", main="Bilangan Acak Normal",col=2,pch=16) 
plot(sin,-pi, 2*pi) 
plot(table(rpois(100,5)),type="h",col="red",lwd=1, main="rpois(100,lambda=5)") 
plot(a1,a2,type="n",main="W") 
text(a1,a2,labels=paste("w",1:25,sep=""), col=rainbow(25),cex=0.8)


7. Ilustrasi 7

Membuat 4 grafik dari 100 bilangan sebaran normal dan melakukan split screen

windows() #menampilkan kanvas
yb <- rnorm(100,5,1) #membangkitkan bilangan acak sebaran normal sebanyak 100, mean=5, st.dev=1

split.screen(c(2,2)) #membuat layout 2 baris 2 kolom
## [1] 1 2 3 4
screen(3) #memindahkan area plot yg pertama diisi pada screen ketiga (kiri bawah)
boxplot(yb) #membuat boxplot yb
title("Boxplot Bilangan Acak Normal",cex.main=0.7)

screen(4) #memindahkan area plot yg kedua diisi pada screen keempat (kanan bawah)
xb <- 1:100 #bilangan 1 sampai 100
plot(xb,yb,type="l",lwd=2,col="blue") #membuat plot dengan tipe garis berwarna biru 
title("Line Plot Bilangan Acak Normal",cex.main=0.7) #menambah judul

screen(2) #memindahkan area plot yg ketiga diisi pada screen kedua (kanan atas)
hist(yb,freq=FALSE,main=NULL,ylim=c(0,0.5)) #membuat histogram
x <- yb 
curve(dnorm(x,5,1),col="red",lty=2,lwd=2,add=TRUE) #membuat kurva
title("Histogram Bilangan Acak Normal",cex.main=0.7)

screen(1) #memindahkan area plot yg keempat diisi pada screen kesatu (kiri atas)
plot(xb,yb,pch=16,col=rainbow(100)) #membuat plot
title("Scatter Plot Bilangan Acak Normal",cex.main=0.7)