Analisis Rancangan Percobaan

Yovanka Hana Alfionita

31-05-2024

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis rancangan percobaan adalah serangkaian teknik dan prosedur statistik yang digunakan untuk merancang, melaksanakan, dan menganalisis eksperimen. Tujuannya adalah untuk memahami hubungan antara variabel bebas (perlakuan) dan variabel terikat (respon) serta memastikan bahwa hasil yang diperoleh adalah valid dan dapat dipercaya. Analisis rancangan percobaan membantu dalam mengontrol variabilitas data dan mengurangi pengaruh faktor pengganggu, sehingga kesimpulan yang diambil lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya tumbuh kecambah dengan memberikan dosis yang berbeda - beda. Dengan menggunakan metode rancangan percobaan, penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi pengaruh dosis terhadap daya tumbuh kecambah.

1.2 Tinjauan Pustaka

Rancangan Acak Lengkap

Rancangan Acak Lengkap (RAL) adalah salah satu desain percobaan yang sering digunakan dalam penelitian ilmiah, terutama dalam bidang agronomi, biologi, dan ilmu-ilmu sosial. RAL adalah metode pengacakan di mana perlakuan diberikan secara acak ke unit percobaan tanpa memperhatikan blok atau kelompok tertentu. Ini berarti setiap unit percobaan memiliki kesempatan yang sama untuk menerima setiap perlakuan \[ \text{Hipotesis}\\\ H_{0} : \mu _{i} = \mu_{i}^{'} = 0\\\ H_{1} : \text{Setidaknya ada satu}\mu_{i}\neq \mu_{i}^{'} \] \[ \begin{align*} \text{FK} &= \frac{(\sum Y_{ij}) ^2}{pr} \\ \text{JKT}&=\sum_{i}^{p} \sum_{j}^{r} Y_{ij}^{2} - FK\\ \text{JKP}&=\sum_{i}^{p} \frac{\sum_{j}^{r} Y_{ij}^{2}}{} - FK\\ \text{JKG}&=\text{JKT}-\text{JKP}\\ \text{KTP}&=\frac{\text{JKP}}{p-1}\\ \text{KTG}&=\frac{\text{JKG}}{p(r-1)}\\ Statistik F &= \frac{KTP}{KTG}\\ Keterangan :\\ \text{p}&= {perlakuan}\\ \text{r}&= {ulangan} \end{align*} \]

> SK = c("Perlakuan", "Galat","Total")
> DB = c("p-1", "p(r-1)", "pr-1")
> JK = c("JKP", "JKG","JKT")
> KT = c("KTP","KTG"," ")
> Fhit = c("KTP/KTG", " ", " ")
> anova = cbind(SK,DB,JK,KT,Fhit)
> paged_table(as.data.frame(anova))

\[ F_{tabel} = F_{\alpha (db1.db2)}\\ Tolak H_{0}, jika F_{hit} > F_{tabel}\\ Terima H_{0}, jika F_{hit}\leq F_{tabel} \]

Uji Lanjut

BNT dan BNJ merupakan metode uji lanjut dengan cara membandingkan antara 2 rata-rata dari 2 kelompok. \[ \text{Hipotesis}\\\ H_{0} : \mu _{i} = \mu_{i}^{'} = 0\\\ H_{1} : \mu_{i}\neq \mu{i}^{'} \neq 0 \] \[ \text{BNT}=t_{\frac{\alpha }{2},N-k}\sqrt{\text{KTG}(\frac{1}{ni}+\frac{1}{ni'})} \]

\[ \text{BNJ}=q_{\frac{\alpha }{2},k,N-k}\sqrt{\frac{\text{KTG}}{2}(\frac{1}{ni}+\frac{1}{ni'})} \] Asumsi

Normalitas Residual

Untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak.

Shapiro Wilk
Digunakan untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak \[ Hipotesis :\\ H_{0} : \text{Residual berdistribusi Normal}\\ H_{0} : \text{Residual tidak berdistribusi Normal}\\ \]

Statistik Uji \[ \text{T} = \frac{1}{D}(\sum_{i=1}^{n}a_{i}(x_{n-i+1} -xi))^2 \]

\[ \begin{align*} Keterangan :\\ \text{D}&=\sum_{i=1}^{n}(e_{i}-\bar{e})^2\\ a_{i}&= \text{Koefisien Shapiro Wilk}\\ x_{n-i+1}&= \text{Observasi ke n-i+1}\\ x_{i} &= \text{Observasi ke i} \end{align*} \] Homogenitas Ragam

Uji Lavene
Digunakan untuk menguji homogenitas varians antar kelompok dalam analisis statistik.Jika hasil uji Lavene menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antar varians kelompok, maka asumsi homogenitas varians dapat diterima. Hipotesis \[ Hipotesis :\\ H_{0} : \sigma _{i} = \sigma_{j}\\ H_{0} : \text{Setidaknya ada 1 pasang}\sigma _{i} \neq\sigma_{j}\\ \]

Statistik Uji : \[ \text{W} = \frac{(n-k)}{k-1} \frac{\sum_{i=1}^{k}n_{i}(\bar{Z_{i.}}-\bar{Z..})^2}{\sum_{i=1}^{k}\sum_{j=1}^{n_{i}}(Z_{ij}-\bar{Z_{i..}})^2} \] \[ \begin{align*} Keterangan :\\ n &= \text{Jumlah Observasi}\\ k &= \text{Banyak Kelompok}\\ Z_{ij}&= \left | Y_{ij}-\bar{Y}_{i.} \right |\\ \bar{Y}_{i.} &= \text{Rata - rata dari kelompok ke-1}\\ \bar{Z}_{i.} &= \text{Rata - rata dari kelompok Zi}\\ \bar{Z} &= \text{Rata - rata menyuluruh dari Z}\\ \end{align*} \]

1.3 Data

Data yang digunakan pada analisis ini berasal dari jurnal Perancangan Percobaan oleh Fakultas MIPA Universitas Udayana, data didapatkan melalui https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/cc429295fa1c78b491ca20550e03dd97.pdf

1.4 Tujuan

Data penelitian ini bertujuan untuk meneliti daya tumbuh benih kacang hijau dengan memberikan berbagai macam dosis seperti 0,16,32,48,64.

2 SOURCE CODE

2.1 Library

> #DataSet
> setwd("C:/Users/ASUS/Downloads")
> data <- read.csv("laprak komstat2.csv", header = TRUE, sep = ";")
> data
   Dosis Daya.Kecambah
1      0           100
2      0           100
3      0           100
4      0           100
5      0           100
6      0           100
7      0           100
8      0           100
9     16           100
10    16           100
11    16           100
12    16           100
13    16           100
14    16           100
15    16           100
16    16           100
17    32            90
18    32            80
19    32            92
20    32            94
21    32            90
22    32            88
23    32            86
24    32            94
25    48            80
26    48            80
27    48            82
28    48            78
29    48            84
30    48            76
31    48            82
32    48            78
33    64            90
34    64            80
35    64            92
36    64            78
37    64            82
38    64            88
39    64            94
40    64            76
> data$Dosis <- as.factor(data$Dosis)
> library(dplyr)
> library(tidyr)
> library(tseries)
> library(car)
> library(agricolae)

2.2 Import Data

setwd("C:/Users/ASUS/Downloads")
data <- read.csv("laprak komstat2.csv", header = TRUE, sep = ";")
data
data$Dosis <- as.factor(data$Dosis)

2.3 Analisis RAL

Cara Manual

> # ANOVA untuk model RAL -> 1 Arah
> library(dplyr)
> library(tidyr)
> 
> # Cara Manual sesuai Rumus
> # Hitung DB
> N <- nrow(data)
> p <- data$Dosis %>% unique() %>% length()
> DBt <- N-1
> DBp <- p-1
> DBg <- N-p
> 
> # Hitung JK
> perlakuan.mean <- aggregate(Daya.Kecambah ~ Dosis, data, mean)[,2]
> n <- aggregate(Daya.Kecambah ~ Dosis, data, length)[,2]
> grand.mean <- mean(data$Daya.Kecambah)
> 
> JKt <- sum((data$Daya.Kecambah - grand.mean)^2)
> JKp <- sum(n*(perlakuan.mean - grand.mean)^2)
> JKg <- JKt - JKp
> 
> # Hitung KT
> KTp <- JKp/DBp
> KTg <- JKg/DBg
> 
> # Hitung Statistik F
> Fp <- KTp/KTg
> pVal <- pf(Fp, DBp, DBg, lower.tail = FALSE)
> 
> #ANOVA
> data.frame(SK=c("Perlakuan","Galat","Total"), DB=c(DBp,DBg,DBt), JK=c(JKp,JKg,JKt),
+            KT=c(KTp,KTg,NA), Fhit=c(Fp,NA,NA), p.value=c(pVal,NA,NA))
         SK DB     JK        KT     Fhit      p.value
1 Perlakuan  4 2575.6 643.90000 42.72322 5.290576e-13
2     Galat 35  527.5  15.07143       NA           NA
3     Total 39 3103.1        NA       NA           NA

Menggunakan Function

> # Dengan Fungsi
> f <- as.formula("Daya.Kecambah ~ Dosis")
> model <- aov(f, data)
> summary(model)
            Df Sum Sq Mean Sq F value   Pr(>F)    
Dosis        4 2575.6   643.9   42.72 5.29e-13 ***
Residuals   35  527.5    15.1                     
---
Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

2.4 Uji Lanjut

> # Uji Lanjut
> # BNT
> library(agricolae)
> bnt <- LSD.test(model,"Dosis",alpha = 0.05)
> bnt$groups
   Daya.Kecambah groups
0         100.00      a
16        100.00      a
32         89.25      b
64         85.00      c
48         80.00      d
> bnt$means
   Daya.Kecambah      std r       se      LCL       UCL Min Max   Q25 Q50   Q75
0         100.00 0.000000 8 1.372563 97.21355 102.78645 100 100 100.0 100 100.0
16        100.00 0.000000 8 1.372563 97.21355 102.78645 100 100 100.0 100 100.0
32         89.25 4.652188 8 1.372563 86.46355  92.03645  80  94  87.5  90  92.5
48         80.00 2.618615 8 1.372563 77.21355  82.78645  76  84  78.0  80  82.0
64         85.00 6.845228 8 1.372563 82.21355  87.78645  76  94  79.5  85  90.5
> 
> #BNJ
> TukeyHSD(model,conf.level = 0.95)
  Tukey multiple comparisons of means
    95% family-wise confidence level

Fit: aov(formula = f, data = data)

$Dosis
               diff         lwr        upr     p adj
16-0   4.263256e-14  -5.5807707   5.580771 1.0000000
32-0  -1.075000e+01 -16.3307707  -5.169229 0.0000296
48-0  -2.000000e+01 -25.5807707 -14.419229 0.0000000
64-0  -1.500000e+01 -20.5807707  -9.419229 0.0000000
32-16 -1.075000e+01 -16.3307707  -5.169229 0.0000296
48-16 -2.000000e+01 -25.5807707 -14.419229 0.0000000
64-16 -1.500000e+01 -20.5807707  -9.419229 0.0000000
48-32 -9.250000e+00 -14.8307707  -3.669229 0.0002982
64-32 -4.250000e+00  -9.8307707   1.330771 0.2074039
64-48  5.000000e+00  -0.5807707  10.580771 0.0970957

2.5 Asumsi

> # Asumsi 
> # Normalitas Galat
> library(tseries)
> model$residual %>% jarque.bera.test()

    Jarque Bera Test

data:  .
X-squared = 2.6013, df = 2, p-value = 0.2724
> 
> # Asumsi Homogenitas Ragam
> library(car)
> leveneTest(Daya.Kecambah ~ Dosis, data)
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
      Df F value    Pr(>F)    
group  4  13.863 7.132e-07 ***
      35                      
---
Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Anova

Hipotesis \[ \text{Hipotesis}\\\ H_{0} : \mu _{i} = \mu_{i}^{'} = 0\\\ H_{1} : \mu_{i}\neq \mu{i}^{'} \neq 0 \] Statistik Uji

> #ANOVA
> data.frame(SK=c("Perlakuan","Galat","Total"), DB=c(DBp,DBg,DBt), JK=c(JKp,JKg,JKt),
+            KT=c(KTp,KTg,NA), Fhit=c(Fp,NA,NA), p.value=c(pVal,NA,NA))
         SK DB     JK        KT     Fhit      p.value
1 Perlakuan  4 2575.6 643.90000 42.72322 5.290576e-13
2     Galat 35  527.5  15.07143       NA           NA
3     Total 39 3103.1        NA       NA           NA

$$ p-value (0,05), \

\text{Dengan taraf nyata signifikansi 5%, dengan tingkat kepercayaan 95% dihasilkan keputusan Tolak H0. Hal ini berarti sudah cukup bukti nyata dalam perhitungan statistik yang menyatakan dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup nyata signifikan dalam daya kecambah benih kacang hijau terhadap setidaknya satu dosisi pupuk atas pemberian perlakuan dosis pupuk yang berbeda.} $$

3.2 Uji Lanjut

BNT

> # BNT
> library(agricolae)
> bnt <- LSD.test(model,"Dosis",alpha = 0.05)
> bnt$groups
   Daya.Kecambah groups
0         100.00      a
16        100.00      a
32         89.25      b
64         85.00      c
48         80.00      d
> bnt$means
   Daya.Kecambah      std r       se      LCL       UCL Min Max   Q25 Q50   Q75
0         100.00 0.000000 8 1.372563 97.21355 102.78645 100 100 100.0 100 100.0
16        100.00 0.000000 8 1.372563 97.21355 102.78645 100 100 100.0 100 100.0
32         89.25 4.652188 8 1.372563 86.46355  92.03645  80  94  87.5  90  92.5
48         80.00 2.618615 8 1.372563 77.21355  82.78645  76  84  78.0  80  82.0
64         85.00 6.845228 8 1.372563 82.21355  87.78645  76  94  79.5  85  90.5

Interprestasi : Berdasarkan hasil perhitungan Uji Lanjut BNT diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan cukup nyata signifikan dalam rata-rata “Daya Kecambah” antar setiap pasangan pemberian dosis yang berbeda. Didapatkan kelompok perlakuan pemberian dosis “0” dan “16” memiliki rata-rata “Daya Kecambah” tertinggi dan juga didapatkan kelompok perlakuan pemberian pupuk “dos48” memiliki rata-rata “Daya Kecambah” terendah.

BNJ

> TukeyHSD(model,conf.level = 0.95)
  Tukey multiple comparisons of means
    95% family-wise confidence level

Fit: aov(formula = f, data = data)

$Dosis
               diff         lwr        upr     p adj
16-0   4.263256e-14  -5.5807707   5.580771 1.0000000
32-0  -1.075000e+01 -16.3307707  -5.169229 0.0000296
48-0  -2.000000e+01 -25.5807707 -14.419229 0.0000000
64-0  -1.500000e+01 -20.5807707  -9.419229 0.0000000
32-16 -1.075000e+01 -16.3307707  -5.169229 0.0000296
48-16 -2.000000e+01 -25.5807707 -14.419229 0.0000000
64-16 -1.500000e+01 -20.5807707  -9.419229 0.0000000
48-32 -9.250000e+00 -14.8307707  -3.669229 0.0002982
64-32 -4.250000e+00  -9.8307707   1.330771 0.2074039
64-48  5.000000e+00  -0.5807707  10.580771 0.0970957

Interpretasi : Berdasarkan hasil perhitungan Uji Lanjut BNJ diatas,dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan cukup nyata signifikan antar pasangan kelompok perlakuan dosis “48-0”,”64-0”,”48-16”,”64-16” dikarenakan pasangan kelompok perlakuan tersebut mendapatkan nilai p yang lebih kecil dari 0,05, sedangkan pasangan kelompok perlakuan dosis yang lain mendapatkan nilai p yang lebih dari 0,05.

3.3 Uji Asumsi

Normalitas Residual

\[ Hipotesis :\\ H_{0} : \text{Residual berdistribusi Normal}\\ H_{0} : \text{Residual tidak berdistribusi Normal}\\ \]

> # Asumsi 
> # Normalitas Galat
> library(tseries)
> model$residual %>% jarque.bera.test()

    Jarque Bera Test

data:  .
X-squared = 2.6013, df = 2, p-value = 0.2724

\[p-value \leq \alpha (0,05), \text{maka Tolak H0}\\ \text{Dengan taraf nyata 5%, dapat disimpulkan residual tidak berdistribusi normal.} \]

Homogenitas Ragam

\[ Hipotesis :\\ H_{0} : \text{Ragam Homogen}\\ H_{0} : \text{Ragam Tidak Homogen}\\ \]

> # Asumsi Homogenitas Ragam
> library(car)
> leveneTest(Daya.Kecambah ~ Dosis, data)
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
      Df F value    Pr(>F)    
group  4  13.863 7.132e-07 ***
      35                      
---
Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

\[p-value \leq \alpha (0,05), \text{maka Tolak H0}\\ \text{Dengan taraf nyata 5%, dapat disimpulkan ragam tidak homogen.} \]

4 KESIMPULAN

  • Didapatkan kelompok perlakuan pemberian dosis “0” dan “16” memiliki rata-rata “Daya Kecambah” tertinggi dan juga didapatkan kelompok perlakuan pemberian pupuk “dos48” memiliki rata-rata “Daya Kecambah” terendah.
  • Residual tidak berdistribusi normal sehingga data tidak berdistribusi normal.

5 DAFTAR PUSTAKA

Ayu Indraswari Nurmaya P. Rancangan Acak Lengkap(RAL), (Completely Randomize Design), 23. https://lensa.unisayogya.ac.id/mod/resource/view.php?id=90856