1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur dari kesuksesan pembangunan perekonomian. Salah satu parameter yang digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi pada sebuah wilayah adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) (Maulana dkk, 2023).
Berdasarkan Maulana dkk (2023), PDRB dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Berdasarakan data BPS tahun 2022, berikut merupakan cuplikan data PDRB dan faktor yang mempengaruhi pada 34 Provinsi yang digunakan dalam analisis
| PROVINSI | Y | X1 | X2 | X3 |
|---|---|---|---|---|
| ACEH | 38767.08 | 9.44 | 6.17 | 63.5 |
| SUMATRA UTARA | 62922.26 | 9.71 | 6.16 | 69.53 |
| SUMATRA BARAT | 50263.83 | 9.18 | 6.28 | 69.3 |
| … | … | … | … | … |
| PAPUA | 59383.62 | 7.02 | 2.83 | 77.75 |
Keterangan
Y : Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam rupiah
X1 : Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dalam tahun
X2 : Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam persen
X3 : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dalam persen
Regresi merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respons (Syahputra, 2017). Dalam studi ini, analisis regresi diterapkan untuk mengetahui hubungan pengaruh dari tiga variabel prediktor, yaitu RLS, TPT, dan TPAK terhadap variabel respons berupa PDRB.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Regresi Linier Berganda
Menurut Syahputra (2017), analisis regresi merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respons. Ketika terdapat lebih dari satu variabel prediktor, analisis ini disebut regresi berganda. Berikut persamaan regresi linier berganda
\[ Y_{i} : \alpha + \beta_{1}X_{1}+ \beta_{2}X_{2}+...+\beta_{i}X_{i}+e \] keterangan:
Y i = Respons untuk subjek ke-i
α = Konstanta
X i = Prediktor untuk subjek ke-i
β i = Koefisien regresi untuk subjek ke-i
e = residual untuk subjek ke-i
2.2 Uji Simultan
Menurut Syahputra (2017), uji simultan merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel prediktor secara bersama-sama terhadap variabel respons. Uji yang digunakan adalah uji F dengan hipotesis sebagai berikut \[ H_{0} : \beta_{1}=\beta_{2}=...=\beta_{i}=0 \]
\[ H_{1} : \beta_{1}\neq\beta_{2}\neq...=\beta_{i}\neq0 \]
2.3 Uji Parsial
Menurut Syahputra (2017), uji parsial merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel prediktor terhadap variabel respons. Uji yang digunakan adalah uji t dengan hipotesis sebagai berikut \[ H_{0} : \beta_{i}= 0 \]
\[ H_{1} : \beta_{i} \neq 0 \]
2.4 Koefisien Detreminansi
Menurut Syahputra (2017), koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang mengukur kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan nilai pada variabel respons. Nilai koefisien ini berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati 1, maka model regresi yang diperoleh semakin baik dalam menjelaskan perubahan nilai pada variabel respons.
2.5 Uji Asumsi
Dalam analisis regresi, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap beberapa asumsi. Tujuannya adalah memastikan bahwa persamaan regresi yang diperoleh memiliki tingkat ketepatan estimasi, ketiadaan bias, dan konsistensi yang optimal (Sholihah dkk., 2023)
2.5.1 Asumsi Non Multikolinearitas
Menurut Sholihah dkk (2023), asumsi non multikolinearitas menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara variabel prediktor yang digunakan dalam model regresi. Korelasi tersebut dapat diperiksa menggunakan nilai VIF. Jika nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa asumsi non multikolinearitas terpenuhi.
2.5.2 Asumsi Normalitas
Menurut Sholihah dkk (2023), asumsi normalitas menyatakan bahwa residual dari model regresi menyebar mengikuti sebaran normal. Asumsi normalitas dapat diperiksa secara grafis maupun secara statistik uji, misalnya menggunakan uji Shapiro-Wilk, dengan hipotesis sebagai berikut
H 0 : residual menyebar secara normal
H 1 : residual tidak menyebar secara normal
2.5.3 Asumsi Homoskedastisitas
Menurut Sholihah dkk (2023), asumsi homoskedastisitas menyatakan bahwa ragam residual dari salah satu pengamatan dengan pengamatan yang lainnya bernilai sama (homogen). Asumsi homoskedastisitas dapat diperiksa secara grafis maupun secara statistik uji, misalnya menggunakan uji Breusch Pagan, dengan hipotesis sebagai berikut
H 0 : ragam residual homogen
H 1 : ragam residual tidak homogen
2.5.4 Asumsi Non Autokorelasi
Menurut Sholihah dkk (2023), asumsi non autokorelasi menyatakan bahwa residual pada periode ke t tidak berkorelasi dengan residual pada periode ke t-1. Asumsi homoskedastisitas dapat diperiksa secara grafis maupun secara statistik uji, misalnya menggunakan uji Durbin Watson., dengan hipotesis sebagai berikut
H 0 : tidak terjadi autokorelasi
H 1 : terjadi autokorelasi
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Library
3.2 Impor data
> data_reg <- read_excel("C:/Users/ASUS/Downloads/Data Prediktor Variabel PDRB.xlsx")
> str(data_reg)
tibble [34 × 5] (S3: tbl_df/tbl/data.frame)
$ Provinsi: chr [1:34] "ACEH" "SUMATERA UTARA" "SUMATERA BARAT" "RIAU" ...
$ PDRB : num [1:34] 38767 62922 50264 151259 76224 ...
$ RLS : num [1:34] 9.44 9.71 9.18 9.22 8.68 ...
$ TPT : num [1:34] 6.17 6.16 6.28 4.37 4.59 4.63 3.59 4.52 4.77 8.23 ...
$ TPAT : num [1:34] 63.5 69.5 69.3 63.9 67.8 ...3.3 Analisis Regresi
Melakukan inisiasi untuk setiap variabel yang digunakan
Melakukan analisis regresi menggunakan fungsi lm()
> reg <- lm(Y~X1+X2+X3)
> summary(reg)
Call:
lm(formula = Y ~ X1 + X2 + X3)
Residuals:
Min 1Q Median 3Q Max
-97164 -28454 -6485 20283 127866
Coefficients:
Estimate Std. Error t value Pr(>|t|)
(Intercept) -26543 273498 -0.097 0.92333
X1 36461 12440 2.931 0.00641 **
X2 -4908 7059 -0.695 0.49220
X3 -2834 3052 -0.929 0.36046
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Residual standard error: 51550 on 30 degrees of freedom
Multiple R-squared: 0.3489, Adjusted R-squared: 0.2838
F-statistic: 5.36 on 3 and 30 DF, p-value: 0.004469Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut \[ Y : -26543+36461 X_{1}-4908X_{2}-2834X_{3} \] Interpretasi:
Setiap penambahan satu tahun RLS akan meningkatkan PDRB senilai 36461 dengan asumsi variabel lainnya tetap bernilai nol.
Setiap penambahan satu persen TPT akan menurunkan PDRB senilai 4908 dengan asumsi variabel lainnya tetap bernilai nol.
Setiap penambahan satu persen TPAK akan menurunkan PDRB senilai 2834 dengan asumsi variabel lainnya tetap bernilai nol.
3.4 Uji Simultan
Berdasarkan output regresi diperoleh statistik uji F dan p-value sebagai berikut
| F hitung | p-value |
|---|---|
| 5.36 | 0.004469 |
Dapat dilihat bahwa p-value lebih kecil dari taraf nyata (0.05). Oleh karena itu, diperoleh keputusan tolak H0, dan dapat disimpulkan bahwa variabel prediktor secara simultan berpengaruh terhadap variabel respon.
3.5 Uji Parsial
Berdasarkan output regresi diperoleh statistik uji t dan p-value sebagai berikut
| Xi | t hitung | p-value |
|---|---|---|
| X1 | 2.391 | 0.00641 |
| X2 | -0.695 | 0.49220 |
| X3 | -0.929 | 0.36046 |
Dapat dilihat bahwa p-value pada variabel X1 lebih kecil dari taraf nyata (0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel X1 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon.
3.6 Koefisien determinasi
Berdasarkan output regresi diperoleh koefisien determinasi sebagai berikut
| R-squared |
|---|
| 0.3489 |
Berdasarkan output regresi, diperoleh Koefisien determinasi sebesar 0.3489. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang terbentuk mampu menjelaskan keragaman dari variabel respon sebesar 34.89%.
3.7 Uji asumsi
3.7.1 Asumsi Non Multikolinearitas
Berdasarkan hasil uji di atas, diperoleh nilai VIF bagi setiap variabel X senilai kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pelanggaran asumsi nonmultikolinearitas.
3.7.2 Asumsi Normalitas
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa residual menyebar
mendekati garis diagonal meskipun terdapat beberapa amatan yang terletak
jauh dari garis diagonal. Namun, untuk memastikan terpenuhinya asumsi
normalitas, maka perlu dilakukan uji statistik berupa uji Jarque Bera
sebagai berikut
> residual <- residuals(reg)
> jarque.bera.test(residual)
Jarque Bera Test
data: residual
X-squared = 3.9942, df = 2, p-value = 0.1357Berdasarkan uji Jarque Bera di atas diperoleh p-value yang lebih besar dari taraf nyata (0.05), sehingga diperoleh keputusan terima H0, yaitu galat menyebar secara normal.
3.7.3 Asumsi Homoskedastisitas
Berdasarkan uji Breusch Pagan di atas diperoleh p-value yang lebih kecil dari taraf nyata (0.05), sehingga diperoleh keputusan tolak H0, yaitu ragam galat tidak homogen.
3.7.4 Asumsi Non Autokorelasi
> dwtest(reg)
Durbin-Watson test
data: reg
DW = 1.5523, p-value = 0.0825
alternative hypothesis: true autocorrelation is greater than 0Berdasarkan uji Durbin Watson di atas diperoleh p-value yang lebih besar dari taraf nyata (0.05), sehingga diperoleh keputusan terima H0, yaitu tidak terdapat autokorelasi.
4 KESIMPULAN
Variabel Rata-rata Lama Sekolah (RLS) berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB).
Model regresi yang terbentuk kurang mampu menjelaskan keragaman nilai pada variabel respons, yang ditunjukan oleh koefisien determinasi senilai 34.89%. Sementara itu, 65.11% lainnya dijelaskan oleh variabel prediktor lain di luar penelitian.
Asumsi homogenitas model terlanggar sehingga perlu diterapkan penanganan yang sesuai agar model regresi yang terbentuk bersifat valid.
5 DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (2024, November 15). [Metode Baru] Rata-rata Lama Sekolah (Tahun), 2022-2024. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NDE1IzI=/-metode-baru--rata-rata-lama-sekolah.html
Badan Pusat Statistik (2025, Januari 02). Persentase Angkatan Kerja Terhadap Penduduk Usia Kerja (TPAK) menurut Provinsi (Persen), 2022. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MjM5NiMy/persentase-angkatan-kerja-terhadap-penduduk-usia-kerja--tpak--menurut-provinsi.html
Badan Pusat Statistik (2025, Maret 11). Produk Domestik Regional Bruto per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Provinsi (ribu rupiah), 2022. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/3/T1hBNVYwVjBjMU5oTTA5SFVuWjRVSGhuYUhsV1p6MDkjMyMwMDAw/produk-domestik-regional-bruto-per-kapita-atas-dasar-harga-konstan-2010-menurut-provinsi--ribu-rupiah-.html?year=2022
Badan Pusat Statistik (2024, November 06). Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi (Persen), 2022. Retrieved from Badan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NTQzIzI=/tingkat-pengangguran-terbuka-menurut-provinsi.html
Maulana, R., Cut, Z.R., Nazamuddin, B.S., & ZT, F. A. (2023). Pengaruh Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (JIM EKP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala, 8(2), 78-87.
Sholihah, S. M., Aditiya, N. Y., Evani, E. S., & Maghfiroh, S. (2023). Konsep Uji Asumsi Klasik pada Regresi Linier Berganda. JURNAL RISET AKUNTANSI SOEDIRMAN, 2(2), 103-108.
Syahputra, R. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA, 1(2), 189-190.