Anova & Asumsinya Menggunakan R

Muhammad Pranaya Eka Adiyatma

28-05-2024


Library:

> # install.packages("knitr")
> # install.packages("rmarkdown")
> # install.packages("prettydoc")
> # install.packages("equatiomatic")

1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Ragam atau ANOVA adalah salah satu alat statistik pada cabang statistika inferensia. ANOVA digunakan untuk melihat/mendeteksi adanya perbedaan rata-rata dari dua kelompok atau lebih.

Ragam atau dapat disebut juga sebagai varians merupakan besaran statistik yang merepresentasikan ukuran penyebaran dari suatu data. Pada data yang tidak menyebar atau nilainya hanya pada satu titik saja, ragamnya bernilai nol. Keragaman dapat menjadi indikator homogen atau tidaknya suatu data. Semakin besar nilai keragaman, maka data akan semakin tidak homogen (heterogen).

Pada percobaan ini, peneliti ingin mengetahui pengaruh level salinitas terhadap perkecambahan kacang hijau yang ditinjau dari jumlah akarnya. Terdapat 5 level salinitas yang diterapkan dan nantinya akan diuji lebih dalam tentang perbedaan antarlevel dengan menggunakan metode-metode statistika.

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

Analysis of variance (ANOVA) adalah alat statistik yang digunakan untuk mendeteksi perbedaan antara rata-rata kelompok eksperimental.

2.2 ASUMSI ANOVA

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis varian. Asumsi-asumsi tersebut, yaitu :

2.2.1 NORMALITAS RESIDUAL

Nilai residual dalam setiap perlakuan yang terkait dengan nilai pengamatan harus terdistribusi secara normal. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengecek asumsi ini adalah Uji Shapiro Wilk dan Uji Jarque Bera.

2.2.2 HOMOGENITAS RAGAM

Kehomogenan ragam atau dikenal juga dengan homoskedastisitas, menyatakan bahwa distribusi residu untuk masing-masing perlakuan atau kelompok harus memiliki ragam yang sama. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk mengecek asumsi ini adalah Uji Bartlett dan Uji Levene.

2.2.3 OBSERVASI SALING BEBAS

Nilai residual dan data setiap pengamatan harus saling bebas, baik di dalam perlakuan itu sendiri maupun diantara perlakuan. Uji yang dapat dilakukan untuk mengecek asumsi ini adalah Uji Durbin Watson.

2.3 UJI LANJUT

Merupakan tahapan lanjut dari analisis ragam ketika H0 ditolak. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada rata-rata antarkelompok. Salah satu uji yang dapat digunakan adalah Uji LSD (Least Significant DIfference).

3 SOURCE CODE

3.1 LIBRARY

> library(agricolae)
> library(car)

3.2 DATA

> Perlakuan=c(rep(c('s0','s1','s2','s3','s4'),each=5))
> Ulangan=c(rep(c('1','2','3','4','5'),times=5))
> obs=c(4, 4, 3, 4, 4,
+       3, 4, 3, 3, 3,
+       3, 3, 3, 3, 3,
+       2, 2, 2, 2, 2,
+       3, 2, 2, 2, 3)
> data1<-data.frame(Perlakuan,Ulangan,obs)
   Perlakuan Ulangan obs
1         s0       1   4
2         s0       2   4
3         s0       3   3
4         s0       4   4
5         s0       5   4
6         s1       1   3
7         s1       2   4
8         s1       3   3
9         s1       4   3
10        s1       5   3
11        s2       1   3
12        s2       2   3
13        s2       3   3
14        s2       4   3
15        s2       5   3
16        s3       1   2
17        s3       2   2
18        s3       3   2
19        s3       4   2
20        s3       5   2
21        s4       1   3
22        s4       2   2
23        s4       3   2
24        s4       4   2
25        s4       5   3

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANOVA

Hipotesis

H0 : \(\mu\)1=\(\mu\)2=\(\mu\)3=\(\mu\)4=\(\mu\)5

vs

H1 : Setidaknya terdapat sepasang \(\mu\)i\(\neq\)\(\mu\)j

Taraf Nyata

\(\alpha\)=0.05

> anova=aov(obs~Perlakuan,data=data1)
> summary(anova)
            Df Sum Sq Mean Sq F value  Pr(>F)    
Perlakuan    4   9.84    2.46   17.57 2.5e-06 ***
Residuals   20   2.80    0.14                    
---
Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1

Karena p-value (2.5 \(\times\) 10-6) < \(\alpha\) (0.05), maka tolak H0. Dengan kata lain, setidaknya terdapat satu perlakuan yang memberikan pengaruh signifikan daripada perlakuan yang lainnya. Oleh karena itu, diperlukan uji lanjut untuk mengetahui perbandingan pengaruh antarperlakuan lebih dalam.

4.2 ASUMSI NORMALITAS RESIDUAL

Hipotesis

H0 : Residual menyebar normal

vs

H1 : Residual tidak menyebar normal

Taraf Nyata

\(\alpha\)=0.05

> shapiro.test(anova$residuals)

    Shapiro-Wilk normality test

data:  anova$residuals
W = 0.92381, p-value = 0.06261

Karena p-value (0.06261) > \(\alpha\) (0.05), maka terima H0. Dengan kata lain asumsi normalitas residual terpenuhi, karena residual menyebar secara normal.

4.3 ASUMSI HOMOGENITAS RAGAM

Hipotesis

H0 : Ragam antarperlakuan homogen

vs

H1 : Ragam antarperlakuan tidak homogen

Taraf Nyata

\(\alpha\)=0.05

> leveneTest(obs~Perlakuan,data=data1)
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
      Df F value Pr(>F)
group  4       1 0.4307
      20               

Karena p-value (0.4307) > \(\alpha\) (0.05), maka terima H0. Dengan kata lain asumsi homogenitas ragam terpenuhi.

4.4 ASUMSI OBSERVASI SALING BEBAS

Hipotesis

H0 : Data antarobservasi saling bebas

vs

H1 : Data antarobservasi tidak saling bebas

Taraf Nyata

\(\alpha\)=0.05

> durbinWatsonTest(anova)
 lag Autocorrelation D-W Statistic p-value
   1      -0.2428571      2.342857   0.988
 Alternative hypothesis: rho != 0

Karena p-value (0.964) > \(\alpha\) (0.05), maka terima H0. Dengan kata lain asumsi saling bebas antarobservasi terpenuhi.

4.5 UJI LANJUT

Hasil pada anova menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata antarperlakuan. Oleh karena itu, dilakukan uji lanjut berupa perbandingan berganda agar dapat mengetahui perbandingan pengaruh untuk setiap pasangan perlakuan.

Kali ini akan dilakukan perbandingan berganda menggunakan Uji LSD atau biasa dikenal dengan Uji BNJ (Beda Nyata Jujur).

Hipotesis

H0 : \(\mu\)i=\(\mu\)j

vs

H1 : \(\mu\)i\(\neq\)\(\mu\)j

Taraf Nyata

\(\alpha\)=0.05

> uji_lanjut<-LSD.test(anova,'Perlakuan',alpha = 0.05)
> uji_lanjut
$statistics
  MSerror Df Mean       CV  t.value      LSD
     0.14 20 2.88 12.99187 2.085963 0.493629

$parameters
        test p.ajusted    name.t ntr alpha
  Fisher-LSD      none Perlakuan   5  0.05

$means
   obs       std r       se      LCL      UCL Min Max Q25 Q50 Q75
s0 3.8 0.4472136 5 0.167332 3.450952 4.149048   3   4   4   4   4
s1 3.2 0.4472136 5 0.167332 2.850952 3.549048   3   4   3   3   3
s2 3.0 0.0000000 5 0.167332 2.650952 3.349048   3   3   3   3   3
s3 2.0 0.0000000 5 0.167332 1.650952 2.349048   2   2   2   2   2
s4 2.4 0.5477226 5 0.167332 2.050952 2.749048   2   3   2   2   3

$comparison
NULL

$groups
   obs groups
s0 3.8      a
s1 3.2      b
s2 3.0      b
s4 2.4      c
s3 2.0      c

attr(,"class")
[1] "group"

Dari Uji BNJ di atas, dapat disimpulkan :

  1. Pengaruh perlakuan S0 berbeda signifikan dengan yang yang lain dan menghasilkan pengaruh jumlah akar paling besar pada perkecambahan kacang hijau dengan rata-rata 4.

  2. Pengaruh S1 & S2 tidak berbeda signifikan satu sama lain dan memiliki pengaruh jumlah akar paling besar setelah S0 dengan rata-rata 3.2 & 3.

  3. Pengaruh S3 & S4 tidak berbeda signifikan satu sama lain dan memiliki pengaruh jumlah akar paling kecil diantara perlakuan yang lain dengan rata-rata 2 & 2.3.

5 KESIMPULAN

Dari hasil anova dan uji lanjut, dapat disimpulkan bahwa perlakuan level salinitas S0 memiliki pengaruh terbaik dalam meningkatkan jumlah akar pada perkecambahan kacang hijau daripada perlakuan level salinitas yang lain.

Hal-hal tersebut dapat disimpulkan karena anova merupakan alat statistik yang sangat bagus nan kuat untuk mendeteksi perbedaan rata-rata antarkelompok. Namun, asumsi harus dipenuhi agar hasil analisis yang didapatkan valid dan dapat diandalkan dalam mengambil keputusan atau kesimpulan.

6 DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Steven. (2009). Analysis of Variance: The Fundamental Concepts. Journal of Manual & Manipulative Therapy. 17. 27E-38E. 10.1179/jmt.2009.17.2.27E.

Romadloni, A., & Wicaksono, K. P. (2018). Pengaruh Beberapa Level Salinitas Terhadap Perkecambahan Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Varietas Vima 1. Jurnal Produksi Tanaman, 6(8).