| Proposed indcators | nama_variabel_input | Unit | Kategori Indikator | Tersedia? | |
|---|---|---|---|---|---|
| 1 | Keberadaan (luas) kawasan hutan lindung | kawasan_lindung | Hektar | social | Yes |
| 2 | Keberadaan (luas) kawasan hutan konservasi | kawasan_konservasi | Hektar | social | Yes |
| 3 | Keberadaan (luas) lahan tahura | tahura | Hektar | social | Yes |
| 4 | Keberadaan(luas) kawasan hutan produksi | hutan_produksi | Hektar | social | Yes |
| 5 | Keberadaan (luas) kawasan APL | apl | Hektar | social | Yes |
| 6 | Keberadaan (luas) lahan kritis | lahan_kritis | fraction | biophysical | Yes |
| 7 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial | indikatif_piaps | Hektar | social | Yes |
| 8 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial: PKK | pkk | Hektar | social | Yes |
| 9 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial: PPHD | pphd | Hektar | social | Yes |
| 10 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial: PPH KM | pph_km | Hektar | social | Yes |
| 11 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial: HTR | htr | Hektar | social | No |
| 12 | RTRW Provinsi: Pertanian | rtrw_pertanian | fraction | social | Yes |
| 13 | RTRW Provinsi: Pariwisata (jarak ke area RTRW pariwisata) | rtrw_pariwisata | Meter | social | Yes |
| 14 | RTRW Provinsi: Permukiman | rtrw_permukiman | fraction | social | Yes |
| 15 | RTRW Provinsi: Kawasan Lindung diluar kawasan hutan | rtrw_kwslindung | fraction | social | Yes |
| 16 | RZWP3K: Pemanfaatan umum laut | rzwp_pftumumlaut | Meter | social | No |
| 17 | RZWP3K: KSNT laut | rzwp_kznt | Meter | social | No |
| 18 | RZWP3K: Konservasi laut | rzwp_konservasilaut | Meter | social | Yes |
| 19 | Tutupan Lahan pertanian | pertanian | Hektar | biophysical | Yes |
| 20 | Tutupan Lahan tidak produktif | lahan_tidak_produktif | Hektar | biophysical | Yes |
| 21 | Tutupan Lahan terbangun | lahan_terbangun | Hektar | biophysical | Yes |
| 22 | Tutupan Badan Air | badan_air | Hektar | biophysical | Yes |
| 23 | Tutupan Hutan Alam | hutan_alam | Hektar | biophysical | Yes |
| 24 | Tutupan Hutan Tanaman | hutan_produksi | Hektar | biophysical | Yes |
| 25 | Tutupan Perkebunan | perkebunan | Hektar | biophysical | Yes |
| 26 | Keberadaan (luas) hutan mangrove → konservasi melalui pengayaan dan ecotourism | mangrove | Hektar | biophysical | Yes |
| 27 | Keberadaan ekosistem karst | ekosistem_karst | fraction | biophysical | Yes |
| 28 | Posisi desa terhadap bentang lahan: hulu-tengah-hilir | hulu_tengah_hilir | Meter | biophysical | Yes |
| 29 | Daerah dengan resiko deforestasi | deforestasi | Hektar | social | Yes |
| 30 | Peta resiko bencana banjir | risiko_banjir | indeks | biophysical | No |
| 31 | Peta resiko bencana kekeringan | risiko_kekeringan | indeks | biophysical | No |
| 32 | Peta resiko bencana tanah longsor | risiko_longsor | indeks | biophysical | No |
| 33 | Jumlah petani yang mengusahakan komoditas X/ Jenis mata pencaharian di desa | penghasilan_utama | kategorikal | economy | Yes |
| 34 | Kelembagaan Desa: BUMDES+Koperasi | total_koperasi | Jumlah | economy | Yes |
| 35 | Institusi Keuangan: Bank BPR, Swasta, dan Negeri | total_bank | Jumlah | economy | Yes |
| 36 | Komoditi unggulan di desa X / Data sebaran komoditas unggulan | komoditi_unggulan | kategorikal | economy | Yes |
| 37 | Infrstruktur pemrosesan komoditi X atau jarak ke fasilitas pemrosesan komoditi X | total_imk | Jumlah | economy | Yes |
| 38 | Keberadaan tambak | laut_budidaya | kategorikal | economy | Yes |
| 39 | Kelembagaan kelompok tani | total_poktan | Jumlah | social | Yes |
| 40 | Jaringan jalan | jaringan_jalan | Meter | economy | Yes |
| 41 | Jaringan Sungai | jaringan_sungai | Meter | biophysical | Yes |
| 42 | Elektrifikasi (Rasio) | rasio_elektrifikasi | Persen | economy | Yes |
| 43 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | total_bank_sampah | Jumlah | social | Yes |
| 44 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | sampah_diangkut | kategorikal | social | Yes |
| 45 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | sampah_lubang_bakar | kategorikal | social | Yes |
| 46 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | sampah_badan_air | kategorikal | social | Yes |
| 47 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | sampah_drainase | kategorikal | social | Yes |
| 48 | Potensi timbulan sampah/Sebaran bank sampah | sampah_lainnya | kategorikal | social | Yes |
| 49 | Total KK | total_kk | Jumlah | social | Yes |
| 50 | Luas Tambak | tambak | Hektar | economy | Yes |
| 51 | Luas Kebun Campur | kebun_campur | Hektar | economy | Yes |
| 52 | Keberadaan (luas) lahan perhutanan sosial: hutan adat | hutan_adat | Hektar | social | Yes |
| 53 | Konsesi PBPH + Hutan Tanaman | konsesi_pbph | fraction | social | Yes |
| 54 | KK density | kk_dens | household/ 100 hectares | social | Yes |
[DRAFT] Pengembangan Tipologi Wilayah Berdasarkan Karakteristik Modal Penghidupan Desa: Provinsi Sulawesi Tengah
1 Pendahuluan
Proyek LASSO/SOLUSI bertujuan untuk menekan laju degradasi lanskap darat dan laut di Indonesia, meningkatkan ketahanan ekosistem dan mendukung mata pencaharian yang tahan terhadap perubahan iklim. Para pemangku kepentingan nasional, sub-nasional, dan lokal akan meningkatkan perencanaan ruang dan pembangunan dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip ekonomi hijau dan biru untuk perlindungan, pemulihan, dan pengelolaan ekosistem alami serta semi-alami. Upaya juga mencakup penanganan polusi air, promosi model bisnis berkelanjutan, ekowisata, pengelolaan sampah terintegrasi di situs ekowisata, akses ke keuangan berkelanjutan, dan kemitraan rantai pasok. Semua ini bertujuan menciptakan pengelolaan berkelanjutan sistem akuatik dan lahan pertanian serta agroforestri dari punggungan bukit hingga terumbu karang.
Proyek LASSO/SOLUSI mencakup intervensi di tingkat nasional dan regional di tiga provinsi: Jawa Tengah, Kepulauan Bangka-Belitung, dan Sulawesi Tengah. Ketiga wilayah ini menjadi fokus Bappenas dalam pendekatan terintegrasi dari lanskap darat hingga laut. Masing-masing provinsi memiliki keragaman tahapan konservasi, pemulihan, dan pengembangan sosial-ekonomi, serta dinamika pengelolaan sumber daya pesisir-laut dan perubahan penggunaan lahan di kepulauan Indonesia yang beragam. Keanekaragaman hayati tinggi terdapat di ketiga provinsi tersebut, dengan banyak spesies endemik. Namun, tekanan degradasi di area pesisir dari ekspansi akuakultur di ekosistem mangrove, penggunaan lahan industri, dan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan menjadi tantangan utama. Ancaman lainnya meliputi penambangan mineral dan pasir yang tidak berkelanjutan serta pengelolaan sampah yang tidak tepat, yang berdampak pada ekosistem darat dan laut di semua provinsi, menyebabkan banyak spesies terancam punah.
Dalam konteks Provinsi Sulawesi Tengah, fokus diberikan pada kecamatan dengan fitur biofisik dan sosial-ekonomi yang serupa, terutama di Kabupaten Pasigala yang mencakup Palu, Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong. Pendekatan ini membantu dalam mengidentifikasi risiko serupa di antara kecamatan. Area homogen atau ‘tipologi’ ini didefinisikan dengan menggunakan pengelompokan hierarchical clustering, yang berdasarkan pada indikator biofisik dan sosial-ekonomi.
Tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi ‘tipologi’ kecamatan dengan karakteristik sosial-ekonomi dan lingkungan yang serupa di Provinsi Sulawesi Tengah. Pengelompokan hierarchical clustering digunakan pada data yang disederhanakan oleh PCA. Dengan demikian, diharapkan dapat mengembangkan tipologi desa dalam konteks lokal, termasuk karakteristik sosial, ekonomi, dan biofisik, serta potensi intervensi lanskap darat dan laut untuk semua desa di kabupaten sasaran. Hal ini akan menjadi dasar pemilihan lokasi dan peningkatan skala.
Bagaimana variabilitas desa-desa dalam hal lima modal, tata kelola, program, opsi mata pencaharian, bahaya, konteks, dan masalah lingkungan yang krusial untuk mata pencaharian pedesaan? - Apa saja indikator yang menjelaskan banyak perbedaan antar kelompok desa variabilitas utama yang ada? - Apakah terdapat pola, termasuk pola spasial, yang membentuk tipologi potensi desa?
2 Deskripsi wilayah & Metodologi
Unit analisis terkecil: Desa
2.1 Intisari Hasil PCA
2.1.1 Interpretasi Komponen Utama (PCs)
2.1.2 Interpretasi Komponen Utama (PCs): Biplots
2.1.3 Hierarchical Clustering Evaluation Criterion
Titik ‘siku’ dari sebuah elbow plot adalah titik di mana menambahkan penambahan jumlah kluster tidak banyak memberikan tambahan informasi baru.
Plot siluet yang mendekati +1 menunjukkan pengelompokan yang baik, sementara nilai yang mendekati 0 atau nilai negatif menunjukkan pengelompokan yang tumpang tindih atau tidak baik.
Plot choicealpha menampilkan dua kurva yang mewakili informasi yang dijelaskan oleh data sosial-ekonomi-biofisik (D0) dan jarak geografis (D1) pada berbagai nilai alpha, membantu dalam memilih nilai alpha yang seimbang antara data dan pengelompokan berdasarkan jarak geografis.
- Sumbu x,y dan z dari diagram pencar merupakan tiga komponen utama teratas dari hasil PCA.
- PC1: Predominan xxxx
- PC2: Predominan xxxxx
- PC3: Predominan xxxx
- Tiap-titiknya mewakili sebuah desa di Kabupaten proyek SOLUSI di Sulawesi Tengah
- Titik yang berwarna sama berarti tergolong dalam tipologi yang sama.
3 Hasil Sementara (Draft)
3.1 Peta sebaran tipologi
Tabel statistik deskriptif
Rata-Rata
Rata-rata adalah angka yang sering kita gunakan untuk mengetahui gambaran umum dari sekelompok data. Misalnya, jika rata-rata jarak ke jalan terdekat di daerah urban cuma 0,24 km, ini menunjukkan bahwa umumnya daerah tersebut dekat dengan jalan raya.
Standar Deviasi
Standar deviasi (SD) memberitahu kita seberapa besar variasi atau perbedaan antar angka dalam sekelompok data. Semakin tinggi SD, makin besar juga variasinya. Misalnya, rata-rata jarak ke jalan terdekat di daerah urban adalah 0,24 km dengan SD 0,45 km. Ini artinya yang sangat dekat dengan jalan, tetapi juga ada yang jauh—bahkan lebih dari dua kali lipat dari rata-rata.
Nilai standar deviasi (SD) yang besar, seperti contoh diatas, menjadi indikasi bahwa, rata-rata mungkin tidak memberikan gambaran yang mewakili suatu tipologi. Dalam hal ini, standar deviasi memberikan konteks tambahan yang penting untuk memahami sejauh mana data bervariasi.
Kode warna pada tabel dibawah menunjukkan rentang nilai dari variabel yang diberikan untuk masing-masing tipe wilayah. Warna biru gelap menunjukkan nilai yang lebih tinggi, sementara warna yang lebih merah terang menunjukkan nilai yang lebih rendah.