Untuk menghitung integral suatu fungsi, Numerical Integration menggunakan pendekatan berbasis perhitungan yang berfokus pada pembagian daerah di bawah kurva fungsi menjadi segmen kecil yang mudah dihitung, seperti persegi panjang atau trapesium. Untuk memulai prosedur, interval integrasi dibagi menjadi subinterval dengan lebar yang sama. Selanjutnya, titik tengah ditetapkan dalam setiap subinterval.
Luas segmen persegi panjang yang dibentuk oleh nilai fungsi di titik tengah subinterval dan lebar subinterval dijumlahkan dalam metode Riemann Sum, yang sering digunakan. Dengan menjumlahkan luas segmen-segmen tersebut di seluruh subinterval, integral fungsi dapat diperkirakan. Penting untuk diingat bahwa hasil integrasi numerik adalah aproksimasi integral, dan tingkat akurasi bergantung pada berapa banyak subinterval yang digunakan.
Numerical Integration sering dilakukan dengan bantuan komputer untuk menghasilkan hasil perhitungan yang efisien dan akurat, tetapi metode ini memiliki keterbatasan dalam hal presisi dan kompleksitas fungsi yang diintegrasikan. Namun demikian, integrasi numerik tetap menjadi alat penting untuk memecahkan berbagai masalah dalam bidang matematika, fisika, ekonomi, dan bidang lain yang membutuhkan perhitungan integral.
Langkah pertama: kita menentukan fungsi yang ingin
diintegrasikan, yaitu f(x) = x^2. Fungsi ini menggambarkan
hubungan antara variabel x dan y, di mana
y adalah kuadrat dari x.
# Langkah pertama
function_to_integrate <- function(x) x^2
Langkah kedua: kita menentukan batas-batas
integrasi, yaitu lower_limit = 0 dan
upper_limit = 2. Batas-batas ini menunjukkan interval di
mana kita ingin menghitung luas di bawah kurva fungsi
f(x).
# Langkah kedua
lower_limit <- 0
upper_limit <- 2
Langkah ketiga: kita menentukan jumlah subinterval,
yaitu n = 10. Subinterval adalah pembagian interval
integrasi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan sama lebar. Jumlah
subinterval menentukan tingkat akurasi dari perhitungan integral.
Semakin banyak subinterval, semakin akurat hasilnya, tetapi semakin lama
waktu yang dibutuhkan.
# Langkah ketiga
n <- 10
Langkah keempat: kita membuat deret nilai
x untuk titik-titik awal dari setiap subinterval. kita
menggunakan fungsi seq() untuk membuat deret tersebut,
dengan parameter lower_limit, upper_limit -
(upper_limit - lower_limit) / n, dan
length.out = n. Parameter pertama menunjukkan nilai awal
deret, parameter kedua menunjukkan nilai akhir deret, dan parameter
ketiga menunjukkan jumlah elemen deret. Nilai akhir deret dikurangi
dengan lebar subinterval agar tidak melebihi batas atas integrasi.
# Langkah keempat
x_values <- seq(lower_limit, upper_limit - (upper_limit - lower_limit) / n, length.out = n)
Langkah kelima: kita menghitung lebar setiap
subinterval dengan rumus (upper_limit - lower_limit) / n.
Lebar subinterval adalah selisih antara batas atas dan batas bawah
integrasi dibagi dengan jumlah subinterval.
# Langkah kelima
width_subinterval <- (upper_limit - lower_limit) / n
Langkah keenam: kita menghitung integral pasti
dengan menggunakan integrasi numerik (Riemann sum). kita
menggunakan rumus
sum(width_subinterval * function_to_integrate(x_values))
untuk menghitung luas daerah di bawah kurva fungsi f(x).
Rumus ini menjumlahkan luas segmen-segmen persegi panjang yang dibentuk
oleh nilai-nilai fungsi f(x) di titik-titik awal
subinterval dan lebar subinterval. Luas segmen-segmen ini mendekati luas
daerah yang sebenarnya.
# Langkah keenam
integral_result <- sum(width_subinterval * function_to_integrate(x_values))
Langkah ketujuh: kita membuat data frame untuk
membuat plot. Data frame adalah struktur data
yang menyimpan data dalam bentuk tabel dengan baris dan kolom. kita
menggunakan fungsi data.frame() untuk membuat data
frame tersebut, dengan parameter
x = x_values dan y = function_to_integrate(x_values).
Parameter ini menunjukkan nama dan nilai kolom dalam data
frame. Kolom x berisi nilai-nilai
x untuk titik-titik awal subinterval, dan kolom
y berisi nilai-nilai y untuk fungsi
f(x) di titik-titik tersebut.
# Langkah ketujuh
df <- data.frame(x = x_values, y = function_to_integrate(x_values))
Langkah kedelapan: kita membuat plot dari fungsi
f(x) dan segmen-segmen persegi panjang yang mendekati luas
daerah. kita menggunakan fungsi ggplot() untuk membuat
plot tersebut, dengan parameter df dan
aes(x, y). Parameter pertama menunjukkan data
frame yang digunakan sebagai sumber data, dan parameter
kedua menunjukkan variabel estetika yang digunakan untuk
plot. Variabel estetika adalah variabel yang
mempengaruhi tampilan plot, seperti posisi, warna, ukuran,
bentuk, dan lain-lain. Dalam hal ini, kita menggunakan variabel
x dan y sebagai posisi titik-titik pada
plot.
# Langkah kedelapan
plot <- ggplot(df, aes(x, y)) +
geom_rect(data = subset(df, x >= lower_limit & x <= upper_limit), aes(xmin = x, xmax = x + width_subinterval, ymin = 0, ymax = y), fill = "lightblue") +
geom_line() +
labs(title = "Grafik Numerical Integration",
x = "x",
y = "f(x)",
subtitle = paste("Integral dari", lower_limit, "ke", upper_limit, "adalah:", round(integral_result, 2))) +
theme_minimal()
print(plot)