Judul: Pengaruh Protein dan Energi yang Tersarang pada Protein terhadap Penambahan Berat Badan Hewan

Pengantar

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui “Pengaruh Protein dan Energi yang Tersarang pada Protein terhadap Penambahan Berat Badan Hewan”. Variabel respon pada percobaan ini adalah Penambahan Berat Badan, dan memiliki 2 faktor yaitu Protein dan Energi yang tersarang pada Protein. Faktor Protein sendiri memiliki 2 level faktor, yaitu Protein Tinggi dan Protein Rendah. Sedangkan level faktor yang dimiliki Energi yang tersarang pada Protein, yaitu 2 level faktor (120, dan 100 pada Protein Tinggi) dan 3 level faktor (95, 90, dan 80 pada Protein Rendah) dengan dua kali pengulangan. Unit percobaan yang digunakan pada percobaan ini 15 hewan dengan jenis rancangan percobaan Unbalanced Nested Design (Rancangan Tersarang Tidak Seimbang)

Perumusan Masalah

  1. Apakah jenis protein mempengaruhi pertambahan berat badan hewan?
  2. Apakah jenis energi yang tersarang pada jenis protein mempengaruhi pertambahan berat badan hewan?

Tujuan

  1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jenis protein terhadap pertambahan berat badan hewan
  2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh jenis energi yang tersarang pada jenis protein terhadap pertambahan berat badan hewan

Memanggil Dataset

animal2 <- read.csv(file = "D:/kuliah/data/animal2.csv",header = TRUE)
animal2
str(animal2)
## 'data.frame':    30 obs. of  4 variables:
##  $ Protein   : chr  "High" "High" "High" "High" ...
##  $ Energy    : int  120 120 120 100 100 100 95 95 95 90 ...
##  $ AnimalID  : int  205 1395 705 785 2025 612 925 885 1205 115 ...
##  $ WeightGain: num  60.4 53.5 55 77.3 34.9 22.8 84.2 55.1 73.9 23.9 ...
animal2$Protein <- factor(animal2$Protein)
animal2$Energy <- factor(animal2$Energy)
str(animal2)
## 'data.frame':    30 obs. of  4 variables:
##  $ Protein   : Factor w/ 2 levels "High","Low": 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 ...
##  $ Energy    : Factor w/ 5 levels "80","90","95",..: 5 5 5 4 4 4 3 3 3 2 ...
##  $ AnimalID  : int  205 1395 705 785 2025 612 925 885 1205 115 ...
##  $ WeightGain: num  60.4 53.5 55 77.3 34.9 22.8 84.2 55.1 73.9 23.9 ...

Model Linier

mod <- aov(WeightGain ~ Protein + Energy%in%Protein,data=animal2)

Uji Normalitas

qqnorm(residuals(mod))

Terlihat bahwa titik-titik mengikuti arah garis lurus dan sebagian besar titik-titik sangat dekat dengan garis lurus sehingga dapat diasumsuikan bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

shapiro.test(residuals(mod))
## 
##  Shapiro-Wilk normality test
## 
## data:  residuals(mod)
## W = 0.94293, p-value = 0.1091

Oleh karena W = 0.94293 atau p-value = 0.1091 > 0.05 maka H0 tidak ditolak. Jadi, pada taraf signifikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.

Uji Homogenitas

plot(fitted.values(mod),residuals(mod),xlab = "Nilai dugaan",ylab = "Residuals")
abline(h=0, lty="dashed")

Dari plot nilai dugaan dan residual, terlihat bahwa keragaman dari residual hampir sama bagi masing-masing nilai dugaan.

Analisis Variansi

summary(mod)
##                Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)  
## Protein         1   1223  1223.0   2.998 0.0957 .
## Protein:Energy  3   1115   371.6   0.911 0.4498  
## Residuals      25  10200   408.0                 
## ---
## Signif. codes:  0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
  1. Dengan Uji F diperoleh F = 2.998 atau p-value = 0.0957 > 0.05 maka Ho tidak ditolak. Jadi pada taraf signikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh jenis protein terhadap pertambahan berat badan hewan
  2. Dengan Uji F diperoleh F = 0.911 atau p-value=0.4498 > 0.05 maka Ho tidak ditolak. Jadi pada taraf signikansi 0.05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh jenis energi yang tersarang pada jenis protein terhadap pertambahan berat badan hewan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh jenis protein terhadap berat badan hewan dan tidak ada perbedaan pengaruh jenis energi yang tersarang pada jenis protein terhadap pertambahan berat badan hewan. Oleh karena pada hasil uji ANAVA didapatkan hasil H0 tidak ditolak maka tidak diperlukan uji kontras maupun uji lanjut.