> # install.packages("knitr")
> # install.packages("rmarkdown")
> # install.packages("prettydoc")
> # install.packages("equatiomatic")
Indonesia memiliki daratan luas yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian sekitar 188.20 juta ha, terdiri atas 148 juta ha lahan kering (78%) dan 40.20 juta ha lahan basah (22%). Lahan kering yang sesuai untuk lahan pertanian mencapai sekitar 76.22 juta ha (52%) dari total luas 148 juta ha (Ade Alavan et al., 2015). Ketersediaan lahan harus diiringi dengan perlakuan yang tepat agar menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Pertumbuhan tanaman meliputi diameter, tinggi, dan berat tanaman yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari dalam tanaman itu sendiri maupun yang berasal dari luartanaman. Faktor yang berasal dari dalam tanaman dikenal sebagai faktor genetik, sedangkan yang berasal dari luar tanaman dikenal sebagai faktor lingkungan atau faktor keliling (Gardner et al., 1991).
Ketersediaan air yang cukup merupakan syarat pertumbuhan tanaman. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencukupi ketersediaan air tanaman ialah dengan pemberian irigasi. Menurut Sulistyono dan Isnawati (2016) interval irigasi yang lebih banyak mampu meningkatkan produksi pada tanaman. Selain itu, pemupukan sebagai upaya untuk menambahkan unsur hara dalam tanah secara langsung maupun tidak langsung bisa menunjang pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Pemberian pupuk yang tepat dan seimbang pada tanaman akan menurunkan biaya pemupukan, takaran pupuk juga lebih rendah, hasil padi relatif sama, tanaman lebih sehat, mengurangi hara yang terlarut dalam air, dan menekan unsur berbahaya yang terbawa dalam makanan. Maka dari itu, pemupukan dan irigasi merupakan faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan tanaman.
Dalam penelitian ini, memerlukan faktor-faktor pendukung lainnya yang mempengaruhi masing-masing faktor dan saling ketergantungan antara faktor tersebut agar dapat memahami tentang kejadian yang sebenarnya. Dengan menggunakan teknik analisis multivariat, maka memungkinkan kita untuk dapat menganalisis pengaruh beberapa perlakuan terhadap beberapa variabel dalam waktu yang bersamaan. Penelitian berjudul Analisis Manova Pada Data Desain Eksperimen Di Pertanian bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan perlakuan akan memberikan perbedaan juga terhadap respon (diameter, tinggi, dan berat tanaman).
Maka dari itu, penelitian ini menggunakan Multivariate Analysis of Variance (MANOVA), yaitu suatu teknik statistik yang digunakan untuk menghitung pengujian signifikansi perbedaan rata-rata secara bersamaan antara kelompok untuk dua atau lebih variabel terikat yang merupakan generalisasi dari ANOVA untuk situasi dimana terdapat beberapa variabel terikat (Tabachnick dan Fidell, 2007), sehingga dapat memenuhi tujuan penelitian.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Analisis ragam peubah ganda (Multivariate Analysis of Variance atau MANOVA) merupakan teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan nilai tengah beberapa variabel dari beberapa populasi secara bersama atau teknik untuk menguji kesamaan vektor rata-rata dari beberapa populasi. MANOVA merupakan suatu teknik dependensi guna mengukur perbedaan dua atau lebih variabel dependen bersifat metrik yang berdasar pada sederet variabel independen bersifat non-metrik (Hair, 2019).
Menurut Finch dan French (2013), terdapat 2 asumsi yang harus dipenuhi sebelum melakukan pengujian dengan MANOVA. Data berasal dari populasi yang berdistribusi multivariat normal dan matriks varians kovarians bersifat homogen. Dijelaskan juga oleh Sheryly, dkk.(2013), bahwa asumsi yang harus dipenuhi dalam ANOVA yaitu setiap pengamatan diasumsikan bersifat independen serta mengasumsikan bahwa variabel bebas adalah kategorik dan variabel terikat adalah kontinu dan bersifat homogen.
Salah satu model MANOVA sebagai perluasan dari One-Way ANOVA adalah One-Way MANOVA. Model ini dengan pengaruh tetap dapat digunakan untuk menguji apakah ke-g populasi (dari satu faktor yang sama) menghasilkan vektor rata-rata yang sama untuk p variabel respon atau variabel dependent yang diamati dalam penelitian. Hipotesis untuk pengujian MANOVA satu arah yaitu:
\(H_0:\mu_1=...=\mu_g\)
vs
\(H_1\) : minimal terdapat satu \(\mu_j\) yang berbeda, \(j=1, ..., g\)
Model linier bagi MANOVA satu arah adalah:
\[Y_ij=\mu_ij+\tau_i+\epsilon_ij\] \[=\mu_i+\epsilon_ij\]
dengan \(i=1,2,…,g\), \(j=1,2,…,n_i\) dan \(ε_ij\) adalah galat yang diasumsikan bebas dan berdistribusi Np(0,∑) untuk data multivariat.
Sama seperti ANOVA Satu Arah (identik dengan RAL), jumlah kuadrat terkoreksi pada MANOVA satu arah dapat diuraikan sebagai jumlah dari jumlah kuadrat perlakuan dan jumlah kuadrat galat, seperti pada tabel berikut:
Hipotesis terkait pengaruh perlakuan, yaitu:
\(H_0=\tau_1=\tau_2=\tau_g\)
vs
\(H_1=\)minimal terdapat satu \(\tau_j\) yang berbeda, \(j=1, 2, ..., g\)
Statistik uji yang digunakan adalah Wilk’s Lambda, yaitu \(\wedge*\) yang didefinisikan sebagai:
\[\wedge*=\frac{|W|}{|B+W|}\]
Keterangan:
W = matriks varians-kovarians galat pada MANOVA
B = matriks varians-kovarians perlakuan pada MANOVA
Statistik \(\wedge*\) digunakan dalam perhitungan nilai statistik uji sebagai dasar penolakan atau penerimaan \(H_0\).
Selain menggunakan statistik Wilks’ Lambda, pengujian hipotesis pengaruh perlakuan juga dapat dilakukan menggunakan statistik uji Lawley-Hotelling, Pillai, dan Roy’s.
Pada uji MANOVA terdapat lebih dari satu variabel terikat, sehingga ukuran normalitas multivariat digunakan. Uji normalitas multivariat harus dilakukan pada semua variabel terikat secara bersamaan (simultan) (Hair and et al, 2010). Uji normalitas dilakukan untuk memenuhi asumsi bahwa data menyebar normal pada setiap populasi atau perlakuan. Pada penelitian ini digunakan uji normalitas uji mardia, dengan hipotesis sebagai berikut:
\(H_0=\)Data pengamatan menyebar normal
vs
\(H_1=\)Data pengamatan tidak menyebar normal
Data pengamatan menyebar normal apabila nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas > \(\alpha\).
Uji Homogenitas dilakukan untuk memeriksa kesamaan matriks varians kovarians antara dua populasi atau lebih. Pada penelitian ini dilakukan uji Box’s M untuk menguji homogenitas secara bersama-sama yang dihipotesiskan sebagai berikut:
\(H_0=\)Data pengamatan memiliki matriks varians kovarians yang sama
vs
\(H_1=\)Data pengamatan memiliki matriks varians kovarians yang berbeda
Data pengamatan memiliki matriks varians kovarians yang sama apabila nilai sig. (signifikasi) atau nilai probabilitas > \(\alpha\).
Data dalam makalah ini diambil dari software Minitab (poplar3), yaitu mengenai rancangan percobaan dalam pertanian dimana terdapat 4 jenis perlakuan dengan variabel yang diamati adalah diameter, tinggi, dan berat tanaman yang dapat dijelaskan pada tabel berikut:
| Variabel | Keterangan | |
|---|---|---|
| Y1 | Diameter Tanaman | 1 - 6 (cm) |
| Y2 | Tinggi Tanaman | 1 - 8 (cm) |
| Y3 | Berat Tanaman | 0.02 - 2 (kg) |
| X | Perlakuan | 1 untuk tidak ada perlakuan |
| 2 untuk diberi pemupukan | ||
| 3 untuk diberi irigasi | ||
| 4 untuk diberi pemupukan dan irigasi |
> library(readxl)
> library(MVN)
> library(MVTests)
Library “readxl” digunakan untuk membaca file yang diimport dari excel.
Library “MVN” digunakan untuk menguji apakah variabel prediktor berdistribusi normal multivariat.
Library “MVTests” digunakan untuk menguji apakah matriks varians kovarians homogen.
> library(readxl)
> data_pertanian <- read_excel("C:/Users/user/OneDrive/Documents/Semester 5/Analisis Multivariat/Data Pertanian.xlsx")
> data_pertanian
>
> y1 <- as.matrix(data_pertanian$`Diameter`, nrow=36, ncol=1)
> y1
[,1]
[1,] 2.23
[2,] 2.12
[3,] 1.06
[4,] 2.12
[5,] 2.99
[6,] 4.01
[7,] 2.41
[8,] 2.75
[9,] 2.20
[10,] 4.88
[11,] 2.73
[12,] 3.05
[13,] 2.11
[14,] 1.03
[15,] 4.84
[16,] 5.28
[17,] 1.66
[18,] 1.57
[19,] 3.26
[20,] 4.19
[21,] 4.03
[22,] 2.42
[23,] 1.30
[24,] 3.00
[25,] 2.93
[26,] 2.21
[27,] 1.44
[28,] 5.73
[29,] 2.64
[30,] 4.65
[31,] 3.76
[32,] 4.92
[33,] 3.09
[34,] 4.22
[35,] 5.13
[36,] 6.14
>
> y2 <- as.matrix(data_pertanian$`Height`, nrow=36, ncol=1)
> y2
[,1]
[1,] 3.76
[2,] 3.15
[3,] 1.85
[4,] 3.64
[5,] 4.64
[6,] 5.25
[7,] 4.07
[8,] 4.72
[9,] 4.17
[10,] 6.68
[11,] 4.91
[12,] 5.46
[13,] 3.70
[14,] 1.85
[15,] 6.86
[16,] 6.82
[17,] 3.28
[18,] 2.86
[19,] 5.07
[20,] 5.60
[21,] 5.68
[22,] 4.14
[23,] 2.50
[24,] 4.46
[25,] 4.75
[26,] 3.62
[27,] 2.82
[28,] 7.34
[29,] 4.40
[30,] 7.20
[31,] 6.75
[32,] 7.10
[33,] 6.35
[34,] 6.85
[35,] 7.14
[36,] 7.59
>
> y3 <- as.matrix(data_pertanian$`Weight`, nrow=36, ncol=1)
> y3
[,1]
[1,] 0.17
[2,] 0.15
[3,] 0.02
[4,] 0.16
[5,] 0.37
[6,] 0.73
[7,] 0.22
[8,] 0.30
[9,] 0.19
[10,] 1.34
[11,] 0.30
[12,] 0.46
[13,] 0.14
[14,] 0.02
[15,] 1.26
[16,] 1.54
[17,] 0.08
[18,] 0.08
[19,] 0.47
[20,] 0.80
[21,] 0.81
[22,] 0.23
[23,] 0.04
[24,] 0.34
[25,] 0.36
[26,] 0.16
[27,] 0.05
[28,] 2.03
[29,] 0.27
[30,] 1.42
[31,] 0.92
[32,] 1.34
[33,] 0.56
[34,] 1.07
[35,] 1.64
[36,] 2.38
>
> perlakuan <- as.matrix(data_pertanian$Treatment, nrow=36, ncol=1)
> perlakuan
[,1]
[1,] 1
[2,] 1
[3,] 1
[4,] 1
[5,] 1
[6,] 1
[7,] 1
[8,] 1
[9,] 1
[10,] 2
[11,] 2
[12,] 2
[13,] 2
[14,] 2
[15,] 2
[16,] 2
[17,] 2
[18,] 2
[19,] 3
[20,] 3
[21,] 3
[22,] 3
[23,] 3
[24,] 3
[25,] 3
[26,] 3
[27,] 3
[28,] 4
[29,] 4
[30,] 4
[31,] 4
[32,] 4
[33,] 4
[34,] 4
[35,] 4
[36,] 4
>
> data_fix=data.frame(perlakuan,y1,y2,y3)
> data_fix
> split=split(data_pertanian[,-1], data_pertanian$`Treatment`)
> perlakuan1=split[['1']]
> perlakuan1
>
> perlakuan2=split[['2']]
> perlakuan2
>
> perlakuan3=split[['3']]
> perlakuan3
>
> perlakuan4=split[['4']]
> perlakuan4
> summary(data_pertanian[,-1])
Diameter Height Weight
Min. :1.030 Min. :1.850 Min. :0.0200
1st Qu.:2.180 1st Qu.:3.685 1st Qu.:0.1600
Median :2.960 Median :4.735 Median :0.3500
Mean :3.169 Mean :4.918 Mean :0.6228
3rd Qu.:4.197 3rd Qu.:6.697 3rd Qu.:0.9575
Max. :6.140 Max. :7.590 Max. :2.3800
> summary(perlakuan1)
Diameter Height Weight
Min. :1.060 Min. :1.850 Min. :0.0200
1st Qu.:2.120 1st Qu.:3.640 1st Qu.:0.1600
Median :2.230 Median :4.070 Median :0.1900
Mean :2.432 Mean :3.917 Mean :0.2567
3rd Qu.:2.750 3rd Qu.:4.640 3rd Qu.:0.3000
Max. :4.010 Max. :5.250 Max. :0.7300
> summary(perlakuan2)
Diameter Height Weight
Min. :1.030 Min. :1.850 Min. :0.02
1st Qu.:1.660 1st Qu.:3.280 1st Qu.:0.08
Median :2.730 Median :4.910 Median :0.30
Mean :3.017 Mean :4.713 Mean :0.58
3rd Qu.:4.840 3rd Qu.:6.680 3rd Qu.:1.26
Max. :5.280 Max. :6.860 Max. :1.54
> summary(perlakuan3)
Diameter Height Weight
Min. :1.300 Min. :2.500 Min. :0.0400
1st Qu.:2.210 1st Qu.:3.620 1st Qu.:0.1600
Median :2.930 Median :4.460 Median :0.3400
Mean :2.753 Mean :4.293 Mean :0.3622
3rd Qu.:3.260 3rd Qu.:5.070 3rd Qu.:0.4700
Max. :4.190 Max. :5.680 Max. :0.8100
> summary(perlakuan4)
Diameter Height Weight
Min. :2.640 Min. :4.400 Min. :0.270
1st Qu.:3.760 1st Qu.:6.750 1st Qu.:0.920
Median :4.650 Median :7.100 Median :1.340
Mean :4.476 Mean :6.747 Mean :1.292
3rd Qu.:5.130 3rd Qu.:7.200 3rd Qu.:1.640
Max. :6.140 Max. :7.590 Max. :2.380
> library(MVN)
> norm.test = mvn(data = data_pertanian, subset = "Treatment", mvnTest = "mardia")
> uji_mardia = norm.test$multivariateNormality
> library(MVTests)
> ujiboxm<-BoxM(data = data_pertanian[,2:4], data_pertanian$`Treatment`)
> summary(ujiboxm)
Box's M Test
Chi-Squared Value = 59.60128 , df = 18 and p-value: 2.37e-06
> ujimanova <- manova(cbind(y1,y2,y3)~perlakuan,data=data_fix)
> summary(ujimanova, test="Pillai")
Df Pillai approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.42133 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Roy")
Df Roy approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.72811 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Wilks")
Df Wilks approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.57867 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Hotelling-Lawley")
Df Hotelling-Lawley approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.72811 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
>
> summary.aov(ujimanova)
Response y1 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 15.488 15.4880 10.234 0.002982 **
Residuals 34 51.457 1.5135
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Response y2 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 29.306 29.3062 14.766 0.0005071 ***
Residuals 34 67.478 1.9847
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Response y3 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 3.7556 3.7556 13.027 0.0009766 ***
Residuals 34 9.8022 0.2883
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(data_pertanian[,-1])
Diameter Height Weight
Min. :1.030 Min. :1.850 Min. :0.0200
1st Qu.:2.180 1st Qu.:3.685 1st Qu.:0.1600
Median :2.960 Median :4.735 Median :0.3500
Mean :3.169 Mean :4.918 Mean :0.6228
3rd Qu.:4.197 3rd Qu.:6.697 3rd Qu.:0.9575
Max. :6.140 Max. :7.590 Max. :2.3800
> summary(perlakuan1)
Diameter Height Weight
Min. :1.060 Min. :1.850 Min. :0.0200
1st Qu.:2.120 1st Qu.:3.640 1st Qu.:0.1600
Median :2.230 Median :4.070 Median :0.1900
Mean :2.432 Mean :3.917 Mean :0.2567
3rd Qu.:2.750 3rd Qu.:4.640 3rd Qu.:0.3000
Max. :4.010 Max. :5.250 Max. :0.7300
> summary(perlakuan2)
Diameter Height Weight
Min. :1.030 Min. :1.850 Min. :0.02
1st Qu.:1.660 1st Qu.:3.280 1st Qu.:0.08
Median :2.730 Median :4.910 Median :0.30
Mean :3.017 Mean :4.713 Mean :0.58
3rd Qu.:4.840 3rd Qu.:6.680 3rd Qu.:1.26
Max. :5.280 Max. :6.860 Max. :1.54
> summary(perlakuan3)
Diameter Height Weight
Min. :1.300 Min. :2.500 Min. :0.0400
1st Qu.:2.210 1st Qu.:3.620 1st Qu.:0.1600
Median :2.930 Median :4.460 Median :0.3400
Mean :2.753 Mean :4.293 Mean :0.3622
3rd Qu.:3.260 3rd Qu.:5.070 3rd Qu.:0.4700
Max. :4.190 Max. :5.680 Max. :0.8100
> summary(perlakuan4)
Diameter Height Weight
Min. :2.640 Min. :4.400 Min. :0.270
1st Qu.:3.760 1st Qu.:6.750 1st Qu.:0.920
Median :4.650 Median :7.100 Median :1.340
Mean :4.476 Mean :6.747 Mean :1.292
3rd Qu.:5.130 3rd Qu.:7.200 3rd Qu.:1.640
Max. :6.140 Max. :7.590 Max. :2.380
Interpretasi
Pemberian perlakuan 4 (pemupukan dan irigasi) memberikan nilai rata-rata pertumbuhan tanaman (diameter, tinggi, dan berat) yang lebih besar dibandingkan pemberian perlakuan lainnya.
Hipotesis
\(H_0=\)Data desain eksperimen pertanian menyebar normal
vs
\(H_1=\)Data desain eksperimen pertanian tidak menyebar normal
Taraf Nyata
\(\alpha=0.05\)
Output Hasil Perhitungan
> #Memanggil Hasil Uji Mardia
> uji_mardia
$`1`
Test Statistic p value Result
1 Mardia Skewness 23.0925895765999 0.0104099262554407 NO
2 Mardia Kurtosis 0.402072315555161 0.68763080642912 YES
3 MVN <NA> <NA> NO
$`2`
Test Statistic p value Result
1 Mardia Skewness 9.88773518168301 0.450397346596719 YES
2 Mardia Kurtosis -1.06967177130828 0.284767076912386 YES
3 MVN <NA> <NA> YES
$`3`
Test Statistic p value Result
1 Mardia Skewness 8.69300162255164 0.561465495119228 YES
2 Mardia Kurtosis -1.24577070297196 0.212848588178289 YES
3 MVN <NA> <NA> YES
$`4`
Test Statistic p value Result
1 Mardia Skewness 21.4055724505049 0.0184364256559972 NO
2 Mardia Kurtosis -0.0674680070665798 0.946209130635449 YES
3 MVN <NA> <NA> NO
Keputusan
Berdasarkan Mradia’s Skewness, didapatkan keputusan sebagai berikut:
Perlakuan 1 (Tidak ada perlakuan) : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0
Perlakuan 2 (Diberi pemupukan) : \(p-value>\alpha=0.05\), maka terima H0
Perlakuan 3 (Diberi irigasi) : \(p-value>\alpha=0.05\), maka terima H0
Perlakuan 4 (Diberi pemupukan dan irigasi) : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0
Kesimpulan dan Interpretasi
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Mardia, dengan taraf nyata 5%, dapat disimpulkan bahwa data desain eksperimen pertanian perlakuan 2 (Diberi pemupukan) dan perlakuan 3 (Diberi irigasi) menyebar normal, sedangkan perlakuan 1 (Tidak ada perlakuan) dan perlakuan 4 (Diberi pemupukan dan irigasi) tidak menyebar normal.
Hipotesis
\(H_0=\)Data desain eksperimen pertanian memiliki matriks varians kovarians yang sama
vs
\(H_1=\)Data desain eksperimen pertanian memiliki matriks varians kovarians yang berbeda
Taraf Nyata
\(\alpha=0.05\)
Output Hasil Perhitungan
> summary(ujiboxm)
Box's M Test
Chi-Squared Value = 59.60128 , df = 18 and p-value: 2.37e-06
\(P-value(0.00000237)<\alpha(0.05)\), maka tolak \(H_0\)
Kesimpulan dan Interpretasi
Dengan taraf nyata 5%, dapat disimpulkan bahwa data desain eksperimen pertanian terhadap pertumbuhan tanaman memiliki matriks varians kovarians berbeda.
Hipotesis
\(H_0:\mu_1=...=\mu_g\)
vs
\(H_1\) : minimal terdapat satu \(\mu_j\) yang berbeda, \(j=1, ..., g\)
> ujimanova <- manova(cbind(y1,y2,y3)~perlakuan,data=data_fix)
> summary(ujimanova, test="Pillai")
Df Pillai approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.42133 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Roy")
Df Roy approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.72811 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Wilks")
Df Wilks approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.57867 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
> summary(ujimanova, test="Hotelling-Lawley")
Df Hotelling-Lawley approx F num Df den Df Pr(>F)
perlakuan 1 0.72811 7.7665 3 32 0.0004924 ***
Residuals 34
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
>
> summary.aov(ujimanova)
Response y1 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 15.488 15.4880 10.234 0.002982 **
Residuals 34 51.457 1.5135
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Response y2 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 29.306 29.3062 14.766 0.0005071 ***
Residuals 34 67.478 1.9847
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Response y3 :
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
perlakuan 1 3.7556 3.7556 13.027 0.0009766 ***
Residuals 34 9.8022 0.2883
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Keputusan
Pillai Test : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0.
Roy Test : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0.
Wilk’s Test : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0.
Hotteling-Lawley Test : \(p-value<\alpha=0.05\), maka tolak H0.
Kesimpulan dan Interpretasi
Dengan taraf nyata 5%, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara desain eksperimen pertanian (tidak diberi perlakuan, diberi pemupukan, diberi irigasi, diberi pemupukan dan irigasi) terhadap pertumbuhan diamter, tinggi, dan berat tanaman.
Asumsi normalitas pada data desain eksperimen pertanian dengan perlakuan 2 dan dan perlakuan 3 terpenuhi, artinya data perlakuan pemberian pupuk dan pemberian irigasi terhadap pertumbuhan tanaman menyebar normal.
Asumsi homogenitas peragam tidak terpenuhi, artinya data desain eksperimen pertanian terhadap pertumbuhan tanaman memilik matriks varians kovarians berbeda.
Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara desain eksperimen pertanian, yakni tanpa perlakuan, diberi pemupukan diberi irigasi, serta diberi pemupukan dan irigasi terhadap pertumbuhan diameter, tinggi, dan berat tanaman.
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
Karena hasil menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara desain eksperimen pertanian, yakni tanpa perlakuan, diberi pemupukan diberi irigasi, serta diberi pemupukan dan irigasi terhadap pertumbuhan diameter, tinggi, dan berat tanaman, maka diperlukan uji ANOVA untuk setiap perlakuan untuk mengetahui seberapa besar masing-masing perbedaan pengaruh desain eksperimen pertanian terhadap pertumbuhan tanaman.
Karena hasil menunjukkan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara desain eksperimen pertanian, yakni tanpa perlakuan, diberi pemupukan diberi irigasi, serta diberi pemupukan dan irigasi terhadap pertumbuhan diameter, tinggi, dan berat tanaman, maka diperlukan analisis lanjutan, yaitu analisis profil untuk mengetahui ciri dari masing-masing perlakuan.
Alafan, A.m Hayati, R., Hayati, E. (2015). Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Padi Gogo (Oryza sativa L.). J. Floratek. 10: 61 – 68.
Gardner, F.P. , R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. (1991). Physiology of cropsplants. The Iowa State Univ. Press.
Sulistyono, E.L. Isnawati. (2016). Meningkatkan efisiensi pemakaian air dengan pengatur ketebalan mulsa dan interval irigasi untuk kacang hijau (Vigna radiata L.). Agrovigor. 9:48-57.
Finch, H., & French, B. (2013). A Monte Carlo Comparison of Robust MANOVA Test Statistics. Journal of Modern Applied Statistical Methods.
Hair. J. F., et al (2010) Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. 7th edition.
Rusli, Gaffar, S. B., Jasruddin, & Ahmad, M. A. (2018). Pengujian normal multivariat dan homoskedastisitas matriks varians-kovarians pada prestasi belajar dan kredit lulus mahasiswa UNM angkatan 2014. Doctoral Dissertaion UNM.
Dahlan, R., Winarni, S., Sunengsih, N. (2017). Multivariate Analysis Of Varians (Manova) Faktorial Pada Pengaruh Jenis Cabai Dan Jenis Kemasan Terhadap Karakteristik Cabai. Seminar Statistika FMIPA Unpad 2017 (SNS VI). 475-483.