Maulana Ahsan F

2023-06-24

Distribusi Gempa di Indonesia Berdasarkan Kategori Kedalamannya dan Magnitudenya pada Selang Tahun 2008-2023

Memuat Paket yang Akan di Gunakan

library(leaflet)
library(dplyr)
library(readr)
library(ggplot2)
library(factoextra)
library(sf)
library(DT)

Import Dataset

indonesia <- read_tsv("C:/Users/User/Documents/Portofolio/Rpubs/katalog_gempa_v2.tsv")
head(indonesia)
## # A tibble: 6 × 38
##    ...1 eventID     datetime            latitude longitude magni…¹ mag_t…² depth
##   <dbl> <chr>       <dttm>                 <dbl>     <dbl>   <dbl> <chr>   <dbl>
## 1     0 bmg2008vkye 2008-11-01 00:31:25   -0.604      98.9    2.99 MLv        20
## 2     1 bmg2008vlag 2008-11-01 01:34:29   -6.61      129.     5.51 mb         30
## 3     2 bmg2008vlaj 2008-11-01 01:38:14   -3.65      128.     3.54 MLv         5
## 4     3 bmg2008vlbt 2008-11-01 02:20:05   -4.20      128.     2.42 MLv         5
## 5     4 bmg2008vlcd 2008-11-01 02:32:18   -4.09      128.     2.41 MLv        10
## 6     5 bmg2008vldw 2008-11-01 03:24:09   -3.76      127.     2.94 MLv        10
## # … with 30 more variables: phasecount <dbl>, azimuth_gap <dbl>,
## #   location <chr>, agency <chr>, datetimeFM <dttm>, latFM <dbl>, lonFM <dbl>,
## #   magFM <dbl>, magTypeFM <chr>, depthFM <dbl>, phasecountFM <dbl>,
## #   AzGapFM <dbl>, scalarMoment <dbl>, Mrr <dbl>, Mtt <dbl>, Mpp <dbl>,
## #   Mrt <dbl>, Mrp <dbl>, Mtp <dbl>, varianceReduction <dbl>,
## #   doubleCouple <dbl>, clvd <dbl>, strikeNP1 <dbl>, dipNP1 <dbl>,
## #   rakeNP1 <dbl>, strikeNP2 <dbl>, dipNP2 <dbl>, rakeNP2 <dbl>, …

Pemrosesan Data Awal Gempa

indonesia.f <- indonesia %>% filter(! is.na(magnitude))

Memastikan bahwa informasi mengenai kekuatan gempa (magnitude) tersedia dan bukan NA

indonesia.f$magnitude <- round(indonesia.f$magnitude, 1)

Membulatkan nilai dalam kolom ‘magnitude’ ke dalam satu angka desimal. Misalnya, jika magnitude awalnya adalah 6.123, maka nilainya akan menjadi 6.1

Grafik

Dari kedua grafik tersebut, kita dapat memahami karakteristik gempa yang sering terjadi di Indonesia. Kebanyakan gempa memiliki kekuatan yang rendah hingga sedang dan terjadi pada kedalaman yang dangkal. Informasi ini sangat penting untuk memahami risiko dan potensi dampak gempa di Indonesia, serta untuk perencanaan dan upaya mitigasi di masa depan.

Kedalaman dan kekuatan gempa bumi bisa memengaruhi seberapa besar dampak yang dirasakan di permukaan. Gempa yang dangkal cenderung menyebabkan kerusakan yang lebih besar karena episenternya (titik asal gempa) dekat dengan permukaan. Dengan memahami pola ini, kita bisa lebih siap dalam menghadapi risiko gempa di masa mendatang.

Distribusi Gempa di Indonesia Berdasarkan Kategori Kedalamannya dan Magnitudenya pada Selang Tahun 2008-2023

Visualisasi tersebut menampilkan peta Indonesia dengan titik-titik yang mewakili lokasi kejadian gempa. Setiap titik memiliki pewarnaan berdasarkan kategori gempa, yaitu:

  1. Gempa \(\color{red}{\text{Besar}}\) - Diinterpretasikan dengan titik warna \(\color{red}{\text{merah}}\)

    -Gempa dengan kedalaman (kurang dari) < 60 km dan magnitude (lebih dari) > 5

  2. Gempa \(\color{yellow}{\text{Sedang}}\) - Diinterpretasikan dengan titik warna \(\color{yellow}{\text{kuning}}\)

    -Gempa dengan kedalaman (kurang dari) < 60 km dan magnitude (kurang dari atau sama dengan) \(\le\) 5

    -Gempa dengan kedalaman antara 60 km hingga 300 km

  3. Gempa \(\color{green}{\text{Kecil}}\) - Diinterpretasikan dengan titik warna \(\color{green}{\text{hijau}}\)

    -Gempa dengan kedalaman (lebih dari) > 300 km

Dari visualisasi, kita dapat memahami distribusi dan frekuensi gempa berdasarkan kategorinya di seluruh wilayah Indonesia. Beberapa poin penting yang mungkin dapat diinterpretasikan meliputi:

  • Distribusi Gempa: Dengan memperhatikan titik-titik pada peta, kita dapat mengetahui frekuensi pada daerah yang paling sering mengalami gempa dan seberapa besar kategori gempa yang terjadi di daerah tersebut. Daerah dengan titik merah yang banyak mungkin memiliki risiko gempa besar yang lebih tinggi.

  • Kedalaman dan Magnitude: Kategori gempa didasarkan pada kedalaman dan magnitude gempa. Oleh karena itu, titik merah menandakan titik gempa memiliki kedalaman yang dangkal dan magnitude yang besar.

  • Detail Gempa: Dengan mengklik setiap titik, kita dapat melihat detail gempa seperti magnitude, kedalaman, dan lokasi kejadian. Ini memberikan informasi lebih lanjut tentang karakteristik gempa di setiap lokasi.