Kode di Hide dalam default, untuk menampilkan
kode, klik Code .
# -=( Install & Load Package Function )=-
install_load <- function (package1, ...) {
# convert arguments to vector
packages <- c(package1, ...)
# start loop to determine if each package is installed
for(package in packages){
# if package is installed locally, load
if(package %in% rownames(installed.packages()))
do.call('library', list(package))
# if package is not installed locally, download, then load
else {
install.packages(package)
do.call("library", list(package))
}
}
}
path <- function(){
gsub ( "\\\\", "/", readClipboard () )
}
#Copy path, Panggil function di console
#Copy r path, paste ke var yang diinginkan
#Export chart
export.chart <- "C:/Users/Fathan/Documents/Obsidian Vault/2. Kuliah/Smt 5/6. Metode Peramalan Deret Waktu/@Proj/STA1341-MPDW/Pertemuan 67/Chart"
1 Tentang Data
Dataset yang saya gunakan merupakan koleksi data harga saham historis periode Juli 2018 hingga Juli 2023 dari beberapa raksasa teknologi paling berpengaruh di dunia: Microsoft, Apple, Amazon, Nvidia, Google, Netflix, dan Meta (sebelumnya dikenal sebagai Facebook). Dataset ini menjadi sumber daya berharga bagi analis keuangan, ilmuwan data, dan penggemar pasar saham yang ingin menganalisis dan memahami tren harga perusahaan-perusahaan terkemuka di industri ini.
Dataset ini memilki data :
- Open: yakni Harga saham pada awal periode perdagangan tertentu. Ini adalah harga saham pertama pada hari perdagangan tersebut.
- High: Harga tertinggi yang saham capai selama periode perdagangan tersebut. Ini mencerminkan harga tertinggi yang pembeli bersedia bayar selama hari tersebut.
- Low: Harga terendah yang saham capai selama periode perdagangan tersebut. Ini mencerminkan harga terendah yang penjual bersedia terima selama hari tersebut.
- Close: Harga saham pada akhir periode perdagangan tertentu. Ini adalah harga saham terakhir pada hari perdagangan tersebut.
- Adj Close (Adjusted Close): Harga penutup yang telah disesuaikan untuk memperhitungkan perubahan seperti pembagian saham atau dividen. Ini adalah harga penutup yang paling relevan untuk analisis jangka panjang, karena mencerminkan harga saham yang sebenarnya setelah penyesuaian.
- Volume: Volume perdagangan saham selama periode tertentu. Ini mencerminkan jumlah saham yang diperdagangkan selama hari perdagangan tersebut.
Karena tugas kali ini hanya menggunakan satu peubah dan satu kategori
saja. Maka kali ini saya akan menggunakan peubah
Adj Close (Adjusted Close) .Karena Adj Close
Adalah peubah yang paling sesuai untuk dianalisis dibandingkan peubah
lainnya. Untuk pemilihan data sahamnya, saya ingin mengeksplorasi
terlebih dahulu.
1.1 Data Preparation
1.1.1 Import Data
install_load('rio')
raw.data <- import("https://raw.githubusercontent.com/Zen-Rofiqy/STA1341-MPDW/main/Data/MAANG%20Stock%20Prices.csv")
1.1.2 Data Checking
Cek Tipe data.
str(raw.data)
## 'data.frame': 8812 obs. of 8 variables:
## $ Name : chr "AMZN" "AMZN" "AMZN" "AMZN" ...
## $ Date : chr "7/30/18" "7/31/18" "8/1/18" "8/2/18" ...
## $ Open : chr "91.366501" "89.324501" "89.199997" "89.438499" ...
## $ High : chr "91.474998" "90.091499" "89.921997" "91.828003" ...
## $ Low : chr "88.301003" "86.966003" "88.801003" "89.300003" ...
## $ Close : chr "88.960999" "88.872002" "89.858498" "91.716499" ...
## $ Adj Close: chr "88.960999" "88.872002" "89.858498" "91.716499" ...
## $ Volume : chr "131246000" "114774000" "83062000" "87094000" ...
Semua data Karakter, harus diubah.
Cek Data kosong.
sum(is.na(raw.data))
## [1] 0
Tidak ada data kosong.
1.1.3 Penyesuaian Tipe Data
Semua tipe data masih berupa character. Harus diubah menjadi tipe data yang sesuai.
install_load('dplyr')
data <- raw.data %>%
mutate(
Date = as.Date(raw.data[, 2], format = "%m/%d/%y"), #Mengubah menjadi Date
across(3:ncol(raw.data), as.numeric) #Mengubah menjadi Numerik
)
str(data)
## 'data.frame': 8812 obs. of 8 variables:
## $ Name : chr "AMZN" "AMZN" "AMZN" "AMZN" ...
## $ Date : Date, format: "2018-07-30" "2018-07-31" ...
## $ Open : num 91.4 89.3 89.2 89.4 91.9 ...
## $ High : num 91.5 90.1 89.9 91.8 92.1 ...
## $ Low : num 88.3 87 88.8 89.3 91.1 ...
## $ Close : num 89 88.9 89.9 91.7 91.2 ...
## $ Adj Close: num 89 88.9 89.9 91.7 91.2 ...
## $ Volume : num 1.31e+08 1.15e+08 8.31e+07 8.71e+07 6.92e+07 ...
1.1.4 Rechecking Data
Cek kembali data kosong.
cat('Banyaknya Data Kosong', sum(is.na(data)))
## Banyaknya Data Kosong 42
Melihat baris, kolom mana data yang kosong.
# Mencari indeks baris dan kolom yang mengandung NA
na.idx <- which(is.na(data), arr.ind = TRUE)
# Menampilkan data raw dengan baris dan kolom yang mengandung NA
install_load('DT')
## Warning: package 'DT' was built under R version 4.2.3
datatable(raw.data[ # Subsetting
unique(na.idx[, 1]), # Vektor indeks baris yang mengandung NA
unique(na.idx[, 2]) ] # Vektor indeks kolom yang mengandung NA
)
Ternyata pada baris tersebut ada data karakter text yang merupakan
label dari tiap kolomnya. Sehingga ketika diubah ke numerik akan menjadi
NA. Maka saya akan menghapus baris tersebut.
1.1.5 Data Cleaned
data <- data %>%
filter(!row_number() %in% unique(na.idx[, 1]))
datatable(data, filter = 'top',
options = list(pageLength = 5))
1.2 Pemilihan Variabel Saham
install_load('ggplot2','extrafont')
# font_import(); loadfonts() #Run ini sekali aja
theme.ts <- list(
theme(legend.position = "none",
axis.text.x = element_text(hjust = 1,
margin = margin(b = 10, t=20)),
axis.text.y = element_text(vjust = 0.5, face = "bold",
margin = margin(l = 20, r = 20)),
plot.title = element_text(hjust = 0.5, face = "bold"),
text = element_text(size = 30),
plot.subtitle = element_text(hjust = 0.5),
panel.background = element_rect(fill = 'transparent'),
plot.background = element_rect(fill='transparent', color=NA),
panel.grid.major = element_blank(),
panel.grid.minor = element_blank(),
axis.line = element_line(linewidth = 1, colour = "black"))
)
theme.ts1 <- list(
theme(legend.position = "none",
axis.text.x = element_text(hjust = 1,
margin = margin(b = 10, t=20)),
axis.text.y = element_text(vjust = 0.5, face = "bold",
margin = margin(l = 50, r = 20)),
plot.title = element_text(hjust = 0.5, face = "bold"),
text = element_text(size = 30),
plot.subtitle = element_text(hjust = 0.5),
panel.background = element_rect(fill = 'transparent'),
plot.background = element_rect(fill='transparent', color=NA),
panel.grid.major = element_blank(),
panel.grid.minor = element_blank(),
axis.line = element_line(linewidth = 1, colour = "black"))
)
1.2.1 Time Series MAANG
Melihat keseluruhan Time Series data saham.
install_load('viridis','ggrepel')
#Plot
chart <-
ggplot(data, aes(x=Date, y=`Adj Close`, color=Name, alpha=Name)) + #Data
geom_line(aes(color=Name), linewidth=1.5) + #Timeseries
#Color
scale_color_manual(values = c(NVDA="green4", NFLX="red4", MSFT="steelblue3",
META="royalblue4", AAPL="lightskyblue4",
GOOG="yellow3", AMZN="orange2") ) +
scale_alpha_manual(values = c("NVDA" = .25, "NFLX" = .25, "MSFT" = .25,
"META" = .25, "AAPL" = .25, "GOOG" = .25,
"AMZN" = 1)) +
theme.ts + #THeme
labs(x = "\nPeriode (Tahun)", y='Harga Saham (USD)',
title = "Time Series MAANG",
subtitle = "Seperti apa sih pola deret waktu saham MAANG?\n") +
# Label / legend
geom_text_repel(
data=data[data$Date == max(data$Date),], #Posisi di ujung data
aes(color = Name, label = Name), #Warna garis & label saham
size = 8, #Ukuran text
nudge_x = 80, #Posisi Text (kanan 50)
hjust = 0, #Ujung
segment.size = 1, #Ukuran garis
segment.alpha = .75, #transparasi garis
segment.linetype = "dotted", #Time garis
box.padding = .4, #Biar label saham nggak dempetan
segment.curvature = -0.1, #biar garis mulus
segment.ncp = 8,
segment.angle = 60
) +
#Axis
coord_cartesian(clip = "off"
) +
scale_x_date( #Sumbu x
date_breaks = "1 year", # Menampilkan label setiap tahun
date_labels = "%Y", # Format label tahun
limits = c(as.Date("2018-07-30"), as.Date("2023-12-28"))
#Tampilin lebih dari 20023-07-28 agar label saham bisa masuk
) +
scale_y_continuous( #Sumbu y
labels = scales::dollar_format(prefix = "$") #tambahin dolar
) +
annotate( #Buat nandain batas data
"text", x = as.Date("2023-7-28"), y = 50,
label = "28 Juli", size=6
) +
geom_vline( #Buat garis batas data
xintercept = as.numeric(as.Date("2023-07-28")),
linetype = "dotted", color = "red")
chart
#Export Chart
ggsave("01_Time Series MAANG.png", chart, path = export.chart,
dpi = 300, height = 12, width = 23)
Jika dilihat dari tahun 2019-2022, semua saham cenderung
memiliki pola trend naik. Lalu dari 2021-2023 polanya
cenderung trend turun. Untuk tugas praktikum kali ini, saya hanya akan
menggunakan rentang tahun 2022-2023 dengan tren cenderung
turun. Agar pengerjaannya tidak terlalu sulit, karena masih tahap awal
pembelajaran.
Ada yang menarik perhatian saya. Kenapa dulu Pendiri Amazon, Jeff
Bezos yang pernah menjadi orang terkaya di dunia pada tahun
2017 lalu, harga saham sekarang tidak setinggi yang saya
kira?. Oleh karena itu saya memutuskan untuk menggunakan data saham
Amazon untuk praktikum kali ini.
amzn <- data %>%
select(1, 2, 7) %>% # Memilih kolom 1, 2, dan 7
filter(Name == "AMZN", Date >= as.Date("2022-01-01")) # Filter data saham Amazon tahun 2022 ke atas
rownames(amzn) <- NULL
str(amzn)
## 'data.frame': 394 obs. of 3 variables:
## $ Name : chr "AMZN" "AMZN" "AMZN" "AMZN" ...
## $ Date : Date, format: "2022-01-03" "2022-01-04" ...
## $ Adj Close: num 170 168 164 163 163 ...
datatable(amzn)
Mengubah Ajd Close Menjadi Time series.
amzn.ts <- ts(amzn[,3])
Ringkasan Data Ajd CLose.
summary(amzn.ts)
## Min. 1st Qu. Median Mean 3rd Qu. Max.
## 81.82 102.01 115.77 119.81 134.88 170.40
1.2.2 Time Series Amazon
min_value <- min(amzn$`Adj Close`)
min_date <- amzn$Date[which.min(amzn$`Adj Close`)]
percentage <- (which.min(amzn$`Adj Close`) / nrow(amzn)) * 100
chart <-
ggplot(amzn, aes(x=Date, y=`Adj Close`)) +
geom_line(aes(color=Name), linewidth=2) +
scale_color_manual(values = c("orange2")) +
labs(x = "\nPeriode (Tahun)", y='Saham Harga penutup',
title = "Time Series Saham Amazon",
subtitle = "Seperti apa sih pola deret waktu saham Amazon?\n") +
theme(legend.position = "none") +
theme.ts1 +
geom_vline(xintercept = as.numeric(min_date),
linetype = "dotted", color = "cyan4", linewidth = 1.5) +
geom_text(aes(x = min_date-1*40, y = max(`Adj Close`)/1.59, label =
paste0("Titik Potong\n","(",round(percentage, 2), "%)",
" ",min_date)),
vjust = -1.5, hjust = 0, size = 7, color = "cyan4")
chart
#Export Chart
ggsave("02_Time Series Amazon.png", chart, path = export.chart,
dpi = 300, height = 12, width = 20)
Berdasarkan chart data deret waktu diatas, terlihat bahwa data
cenderung memiliki trend naik dan turun dengan titik potong di tanggal
20222-12-28. Namun titik potongnya masih jauh dari angka
\(80\%\). Sehingga tidak akan dijadikan
acuan untuk pemisahan data training dan testing.
Pembagian Data Training Dan Test.
#membagi 80% data latih (training) dan 20% data uji (testing)
training <- amzn[1: round(nrow(amzn) *80/100),]
testing <- amzn[round(nrow(amzn) *80/100): nrow(amzn),]
train.ts <- ts(training[,3])
test.ts <- ts(testing[,3])
chart <-
ggplot() +
geom_line(data = training, linewidth=2,
aes(x = Date, y = `Adj Close`, col = "Data Latih")) +
geom_line(data = testing, linewidth=2,
aes(x = Date, y = `Adj Close`, col = "Data Uji")) +
labs(x = "\nPeriode (Tahun)", y='Saham Harga penutup',
title = "Time Series Saham Amazon",
subtitle = "Pembagian Data Training dan Test\n") +
theme(legend.position = "none") +
scale_colour_manual(name="Keterangan:",
breaks = c("Data Latih", "Data Uji"),
values = c("orange", "cyan4")) + theme.ts1
chart
#Export Chart
ggsave("02_TSA_train-test.png", chart, path = export.chart,
dpi = 300, height = 12, width = 20)
Berdasarkan plot data deret waktu pada data training, terlihat bahwa data cenderung memiliki trend yang turun dan cenderung tidak bergerak pada nilai tengah tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa data tidak stasioner dalam rataan. Pada plot data uji, terlihat bahwa data cenderung memiliki trend yang naik dan cenderung tidak bergerak pada nilai tengah tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa data uji tidak stasioner dalam rataan.
library(ggplot2)
library(tsibble)
library(tseries)
2 Uji Stasioner Data
2.1 Plot ACF
acf(train.ts)
Berdasarkan plot ACF, terlihat bahwa plot ACF data train menurun secara perlahan (tails of slowly). Hal ini juga menjadi indikasi bahwa data tidak stasioner dalam rataan dan tidak membentuk gelombang sinus.
2.2 Uji ADF
tseries::adf.test(train.ts)
##
## Augmented Dickey-Fuller Test
##
## data: train.ts
## Dickey-Fuller = -2.6387, Lag order = 6, p-value = 0.3071
## alternative hypothesis: stationary
\(H_0\) : Data tidak stasioner dalam rataan
\(H_1\) : Data stasioner dalam rataan
Berdasarkan uji ADF tersebut, didapat p-value sebesar \(0.3071\) yang lebih besar dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tak tolak \(H_0\) dan menandakan bahwa data tidak stasioner dalam rataan. Hal ini sesuai dengan hasil eksplorasi menggunakan plot time series dan plot ACF, sehingga ketidakstasioneran model kedepannya harus ditangani.
2.3 Plot Box-Cox
install_load('MASS')
##
## Attaching package: 'MASS'
## The following object is masked from 'package:dplyr':
##
## select
index <- seq(1:nrow(amzn))
bc = boxcox(amzn.ts~index, lambda = seq(-2, 4, by=0.01))
#Nilai Rounded Lambda
lambda <- bc$x[which.max(bc$y)]
#SK
sk <- bc$x[bc$y > max(bc$y) - 1/2 * qchisq(.95,1)]
cat(" Lambda :", lambda,
"\n\n Selang Kepercyaan 95% \n",
"Batas Bawah :", min(sk), "\n Batas Bawah :", max(sk) )
## Lambda : 0.21
##
## Selang Kepercyaan 95%
## Batas Bawah : -0.33
## Batas Bawah : 0.74
Gambar di atas menunjukkan nilai rounded value (\(\lambda\)) optimum sebesar \(0.21\) dan pada selang kepercayaan \(95\%\) nilai memiliki batas bawah \(0\) dan batas atas \(0.74\). Selang tersebut tidak memuat nilai satu sehingga dapat dikatakan bahwa data saham amazon tidak stasioner dalam ragam.
2.4 Penanganan Ketidakstasioneran Data
train.diff <- diff(train.ts, differences = 1)
plot.ts(train.diff, lty=1, xlab="Periode (Tahun)", col = "orange", lwd = 3.5,
ylab="Saham Harga penutup",
main="Plot Difference Saham Amazon")
Berdasarkan plot data deret waktu, terlihat bahwa data sudah stasioner dalam rataan ditandai dengan data bergerak pada nilai tengah tertentu (tidak terdapat trend ataupun musiman pada data).
3 Uji Ulang
3.1 Plot ACF
acf(train.diff)
Berdasarkan plot tersebut, terlihat bahwa plot ACF cuts off pada lag ke 13. Sejalan dengan penanganannya, data sudah stasioner dalam rataan dan ketidakstasioneran data telah berhasil tertangani.
3.2 Uji ADF
tseries::adf.test(train.diff)
##
## Augmented Dickey-Fuller Test
##
## data: train.diff
## Dickey-Fuller = -6.515, Lag order = 6, p-value = 0.01
## alternative hypothesis: stationary
\(H_0\) : Data tidak stasioner dalam rataan
\(H_1\) : Data stasioner dalam rataan
Berdasarkan uji ADF tersebut, didapat p-value sebesar \(0.01\) yang lebih kecil dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tolak \(H_0\) atau data stasioner dalam rataan. Hal ini sesuai dengan hasil eksplorasi menggunakan plot time series dan plot ACF, sehingga dalam hal ini ketidakstasioneran data sudah berhasil ditangani dan dapat dilanjutkan ke pemodelan.
4 Identifikasi Model
4.1 Plot ACF
acf(train.diff)
Berdasarkan plot tersebut, terlihat bahwa plot ACF cenderung cuts off pada lag ke 13.
4.2 PACF
pacf(train.diff)
Berdasarkan plot tersebut, terlihat bahwa plot PACF cenderung cuts off pada lag ke 13 dan 15.
4.3 Plot EACF
install_load('TSA')
eacf(train.diff)
## AR/MA
## 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
## 0 o o o o o o o o o o o o x o
## 1 x o o o o o o o o o o o x o
## 2 o x o o o o o o o o o o o o
## 3 x x x o o o o o o o o o o o
## 4 x x x x o o o o o o o o o o
## 5 x x o x o o o o o o o o o o
## 6 x o o x o x o o o o o o o o
## 7 x o x x o x o o o o o o o o
Identifikasi model menggunakan plot EACF dilakukan dengan melihat titik sudut kiri segitiga pada pola segitiga nol atas (pola mariks segitiga bawah).
Dalam hal ini model tentatif yang terbentuk adalah ARIMA(0,1,1), ARIMA(1,1,1), ARIMA(2,1,2), ARIMA(3,1,3), dst..
5 Pendugaan Parameter Model Tentatif
5.1 Menggunakan Function
Keterangan parameter function :
data= data Time Series baik yang sudah di.diffmaupun belump_max= ordo maksimal dari ARd= ordo Iq_max= ordo maksimal dari MAalpha= alpha
install_load('forecast')
# Fungsi untuk menghitung model ARIMA dan menganalisis parameter
analyze_ARIMA_models <- function(data, p_max, d, q_max, alpha=0.05) {
best_model <- NULL
best_aic <- Inf
eacf_result <- eacf(data)
models <- data.frame(Model = character(0),
AIC = numeric(0),
Signif = character(0),
Keterangan = character(0))
for (p in 0:p_max) {
for (q in 1:q_max) {
if (!is.na(eacf_result$symbol[p + 1, q + 1]) &&
!is.na(eacf_result$symbol[p + 1, q + 2]) &&
!is.na(eacf_result$symbol[p + 2, q + 2])) {
if (eacf_result$symbol[p + 1, q + 1] == "o" &&
eacf_result$symbol[p + 1, q + 2] == "o" &&
eacf_result$symbol[p + 2, q + 2] == "o") {
model <- Arima(data, order = c(p, d, q), method = "ML")
aic <- AIC(model)
# Mendapatkan nilai coef dari model
coeftest_result <- lmtest::coeftest(model)
# jika lebih kecil dari alpha, maka signifikan
significant_params <-
rownames(coeftest_result)[coeftest_result[, "Pr(>|z|)"] < alpha]
# jika lebih besar dari alpha, maka tidak signifikan
non_significant_params <-
rownames(coeftest_result)[coeftest_result[, "Pr(>|z|)"] > alpha]
# Keterangan signifikansi
if (length(significant_params) == 0) {
keterangan <- "Semua parameter tidak signifikan"
} else if (length(significant_params) == nrow(coeftest_result)) {
keterangan <- "Semua parameter signifikan"
} else {
keterangan <- paste("Parameter yang tidak signifikan adalah",
paste(non_significant_params, collapse = ", "))
}
models <- rbind(models,
data.frame(Model = paste("ARIMA(", p, ",", d, ",", q, ")",
sep = ""),
AIC = aic,
Signif = paste(significant_params, collapse = ", "),
Keterangan = keterangan))
if (aic < best_aic) {
best_model <- model
best_aic <- aic
}
}
}
}
}
cat("\nModel ARIMA dengan AIC terkecil:\n")
print(best_model)
datatable(models, filter = 'top',
options = list(pageLength = 5))
}
# Contoh penggunaan fungsi dengan p_max = 3, q_max = 3
analyze_ARIMA_models(train.diff, p_max = 6, d = 1, q_max = 12)
## AR/MA
## 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
## 0 o o o o o o o o o o o o x o
## 1 x o o o o o o o o o o o x o
## 2 o x o o o o o o o o o o o o
## 3 x x x o o o o o o o o o o o
## 4 x x x x o o o o o o o o o o
## 5 x x o x o o o o o o o o o o
## 6 x o o x o x o o o o o o o o
## 7 x o x x o x o o o o o o o o
##
## Model ARIMA dengan AIC terkecil:
## Series: data
## ARIMA(4,1,5)
##
## Coefficients:
## ar1 ar2 ar3 ar4 ma1 ma2 ma3 ma4
## -0.2750 0.4927 -0.2505 -0.8488 -0.6975 -0.7685 0.7276 0.7147
## s.e. 0.0519 0.0554 0.0493 0.0482 0.0348 0.0276 0.0424 0.0297
## ma5
## -0.9762
## s.e. 0.0317
##
## sigma^2 = 13.22: log likelihood = -849.02
## AIC=1718.04 AICc=1718.77 BIC=1755.5
Berdasarkan pendugaan parameter di atas, nilai AIC terkecil \(1718.04\) dimiliki oleh model
ARIMA(4,1,5) dan seluruh parameternya signifikan sehingga
model yang dipilih adalah model ARIMA(4,1,5).
5.2 Manual
Pembuktian Function nya sudah benar.
5.2.1 ARIMA(0,1,1)
model1.da=Arima(train.diff, order=c(0,1,1),method="ML")
summary(model1.da)
## Series: train.diff
## ARIMA(0,1,1)
##
## Coefficients:
## ma1
## -1.0000
## s.e. 0.0131
##
## sigma^2 = 13.87: log likelihood = -858.02
## AIC=1720.04 AICc=1720.08 BIC=1727.53
##
## Training set error measures:
## ME RMSE MAE MPE MAPE MASE ACF1
## Training set 0.2263963 3.711957 2.701246 102.999 130.2316 0.7194769 -0.01544094
lmtest::coeftest(model1.da)
##
## z test of coefficients:
##
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## ma1 -0.999994 0.013122 -76.205 < 2.2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Didapatkan nilai AIC sebesar \(1720.04\) dan seluruh parameter signifikan.
Sesuai dengan function
5.2.2 ARIMA(1,1,1)
model2.da=Arima(train.diff, order=c(1,1,1),method="ML")
summary(model2.da)
## Series: train.diff
## ARIMA(1,1,1)
##
## Coefficients:
## ar1 ma1
## -0.0099 -1.0000
## s.e. 0.0566 0.0133
##
## sigma^2 = 13.91: log likelihood = -858
## AIC=1722.01 AICc=1722.08 BIC=1733.25
##
## Training set error measures:
## ME RMSE MAE MPE MAPE MASE
## Training set 0.2282761 3.711646 2.704446 102.3478 130.0943 0.7203291
## ACF1
## Training set -0.004925212
lmtest::coeftest(model2.da)
##
## z test of coefficients:
##
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## ar1 -0.0099178 0.0565844 -0.1753 0.8609
## ma1 -0.9999999 0.0133448 -74.9355 <2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Didapatkan nilai AIC sebesar \(1722.01\) dan parameter ar1
tidak signifikan.
Sesuai dengan function
5.2.3 ARIMA(2,1,2)
model3.da=Arima(train.diff, order=c(2,1,2),method="ML")
summary(model3.da)
## Series: train.diff
## ARIMA(2,1,2)
##
## Coefficients:
## ar1 ar2 ma1 ma2
## -0.3613 0.0603 -0.6457 -0.3542
## s.e. 1.1394 0.0650 1.1429 1.1427
##
## sigma^2 = 13.94: log likelihood = -857.28
## AIC=1724.55 AICc=1724.75 BIC=1743.28
##
## Training set error measures:
## ME RMSE MAE MPE MAPE MASE
## Training set 0.2203966 3.703627 2.703416 95.80655 127.7273 0.7200548
## ACF1
## Training set -0.005979234
lmtest::coeftest(model3.da)
##
## z test of coefficients:
##
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## ar1 -0.361269 1.139416 -0.3171 0.7512
## ar2 0.060255 0.064954 0.9277 0.3536
## ma1 -0.645719 1.142861 -0.5650 0.5721
## ma2 -0.354238 1.142704 -0.3100 0.7566
Didapatkan nilai AIC sebesar \(1724.55\) dan semua parameter tidak signifikan.
Sesuai dengan function
5.2.4 ARIMA(3,1,3)
model4.da=Arima(train.diff, order=c(3,1,3),method="ML")
summary(model4.da)
## Series: train.diff
## ARIMA(3,1,3)
##
## Coefficients:
## ar1 ar2 ar3 ma1 ma2 ma3
## -0.1041 0.3262 0.0017 -0.9038 -0.3547 0.2585
## s.e. 0.9780 0.4728 0.0887 0.9764 0.7967 0.4738
##
## sigma^2 = 14.02: log likelihood = -857.17
## AIC=1728.33 AICc=1728.7 BIC=1754.56
##
## Training set error measures:
## ME RMSE MAE MPE MAPE MASE
## Training set 0.2154983 3.70268 2.705672 96.69477 128.6789 0.7206558
## ACF1
## Training set -0.005229142
lmtest::coeftest(model4.da)
##
## z test of coefficients:
##
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## ar1 -0.1040802 0.9780405 -0.1064 0.9153
## ar2 0.3261986 0.4727589 0.6900 0.4902
## ar3 0.0017341 0.0886766 0.0196 0.9844
## ma1 -0.9038021 0.9763744 -0.9257 0.3546
## ma2 -0.3546642 0.7967347 -0.4451 0.6562
## ma3 0.2584697 0.4737918 0.5455 0.5854
Didapatkan nilai AIC sebesar \(1728.33\) dan semua parameter tidak signifikan.
Sesuai dengan function
5.2.5 ARIMA(4,1,5)
model5.da=Arima(train.diff, order=c(4,1,5),method="ML")
summary(model5.da)
## Series: train.diff
## ARIMA(4,1,5)
##
## Coefficients:
## ar1 ar2 ar3 ar4 ma1 ma2 ma3 ma4
## -0.2750 0.4927 -0.2505 -0.8488 -0.6975 -0.7685 0.7276 0.7147
## s.e. 0.0519 0.0554 0.0493 0.0482 0.0348 0.0276 0.0424 0.0297
## ma5
## -0.9762
## s.e. 0.0317
##
## sigma^2 = 13.22: log likelihood = -849.02
## AIC=1718.04 AICc=1718.77 BIC=1755.5
##
## Training set error measures:
## ME RMSE MAE MPE MAPE MASE ACF1
## Training set 0.207726 3.577948 2.622015 107.5843 161.1924 0.6983738 -0.01911452
lmtest::coeftest(model5.da)
##
## z test of coefficients:
##
## Estimate Std. Error z value Pr(>|z|)
## ar1 -0.275029 0.051891 -5.3001 1.157e-07 ***
## ar2 0.492659 0.055361 8.8991 < 2.2e-16 ***
## ar3 -0.250506 0.049259 -5.0855 3.667e-07 ***
## ar4 -0.848818 0.048201 -17.6100 < 2.2e-16 ***
## ma1 -0.697516 0.034758 -20.0675 < 2.2e-16 ***
## ma2 -0.768509 0.027565 -27.8799 < 2.2e-16 ***
## ma3 0.727565 0.042374 17.1699 < 2.2e-16 ***
## ma4 0.714674 0.029735 24.0347 < 2.2e-16 ***
## ma5 -0.976213 0.031736 -30.7602 < 2.2e-16 ***
## ---
## Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
best.model.da <- model5.da
6 Analisis Sisaan
Model terbaik hasil identifikasi kemudian dicek asumsi sisaannya. Sisaan model ARIMA harus memenuhi asumsi normalitas, kebebasan sisaan, dan kehomogenan ragam. Diagnostik model dilakukan secara eksplorasi dan uji formal.
6.1 Eksplorasi Sisaan
#Eksplorasi
sisaan.da <- best.model.da$residuals
par(mfrow=c(2,2))
qqnorm(sisaan.da)
qqline(sisaan.da, col = "blue", lwd = 2)
plot(c(1:length(sisaan.da)),sisaan.da)
acf(sisaan.da)
pacf(sisaan.da)
Berdasarkan plot kuantil-kuantil normal, secara eksplorasi
ditunjukkan sisaan tidak menyebar normal ditandai dengan titik titik
yang cenderung tidak mengikuti garis \(45^{\circ}\). Kemudian dapat dilihat juga
lebar pita sisaan yang cenderung sama menandakan bahwa sisaan memiliki
ragam yang homogen. Plot ACF dan PACF sisaan ARIMA(4,1,5)
juga tidak signifikan pada lag 13 yang menandakan saling bebas. Kondisi
ini akan diuji lebih lanjut dengan uji formal.
6.2 Uji Formal
6.2.1 Sisaan Menyebar Normal
ks.test(sisaan.da,"pnorm") #tak tolak H0 > sisaan menyebar normal
##
## Asymptotic one-sample Kolmogorov-Smirnov test
##
## data: sisaan.da
## D = 0.27186, p-value < 2.2e-16
## alternative hypothesis: two-sided
Selain dengan eksplorasi, asumsi tersebut dapat diuji menggunakan uji formal. Pada tahapan ini uji formal yang digunakan untuk normalitas adalah uji Kolmogorov-Smirnov (KS). Hipotesis pada uji KS adalah sebagai berikut.
\(H_0\) : Sisaan menyebar normal
\(H_1\) : Sisaan tidak menyebar normal
Berdasarkan uji KS tersebut, didapat p-value sebesar \(2.2e-16\) yang kurang dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tolak \(H_0\) dan menandakan bahwa sisaan tidak menyebar normal. Hal ini sesuai dengan hasil eksplorasi menggunakan plot kuantil-kuantil normal.
6.2.2 Sisaan saling bebas/tidak ada autokorelasi
Box.test(sisaan.da, type = "Ljung") #tak tolak H0 > sisaan saling bebas
##
## Box-Ljung test
##
## data: sisaan.da
## X-squared = 0.11582, df = 1, p-value = 0.7336
Selanjutnya akan dilakukan uji formal untuk kebebasan sisaan menggunakan uji Ljung-Box. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut.
\(H_0\) : Sisaan saling bebas
\(H_1\) : Sisaan tidak tidak saling bebas
Berdasarkan uji Ljung-Box tersebut, didapat p-value sebesar \(0.7336\) yang lebih besar dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tak tolak \(H_0\) dan menandakan bahwa sisaan saling bebas. Hal ini sesuai dengan hasil eksplorasi menggunakan plot ACF dan PACF.
6.2.3 Sisaan homogen
Box.test((sisaan.da)^2, type = "Ljung") #tak tolak H0 > sisaan homogen
##
## Box-Ljung test
##
## data: (sisaan.da)^2
## X-squared = 5.9174, df = 1, p-value = 0.01499
Hipotesis yang digunakan untuk uji kehomogenan ragam adalah sebagai berikut.
\(H_0\) : Ragam sisaan homogen
\(H_1\) : Ragam sisaan tidak homogen
Berdasarkan uji Ljung-Box terhadap sisaan kuadrat tersebut, didapat p-value sebesar \(0.01499\) yang lebih kecil dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tolak \(H_0\) dan menandakan bahwa ragam sisaan tidak homogen.
#4) Nilai tengah sisaan sama dengan nol
t.test(sisaan.da, mu = 0, conf.level = 0.95) #tak tolak h0 > nilai tengah sisaan sama dengan 0
##
## One Sample t-test
##
## data: sisaan.da
## t = 1.0289, df = 313, p-value = 0.3043
## alternative hypothesis: true mean is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.1895198 0.6049718
## sample estimates:
## mean of x
## 0.207726
Terakhir, dengan uji-t, akan dicek apakah nilai tengah sisaan sama dengan nol. Hipotesis yang diujikan sebagai berikut.
\(H_0\) : nilai tengah sisaan sama dengan 0
\(H_1\) : nilai tengah sisaan tidak sama dengan 0
Berdasarkan uji-ttersebut, didapat p-value sebesar \(0.3043\) yang lebih besar dari taraf nyata \(5\%\) sehingga tak tolak \(H_0\) dan menandakan bahwa nilai tengah sisaan sama dengan nol.
7 Peramalan
7.1 Ramal
Peramalan dilakukan menggunakan fungsi forecast() .
Contoh peramalan berikut ini dilakukan untuk 54 hari ke depan.
#---FORECAST---#
ramalan.da <- forecast::forecast(best.model.da, h = 54)
ramalan.da
## Point Forecast Lo 80 Hi 80 Lo 95 Hi 95
## 316 0.251247616 -4.429551 4.932046 -6.907416 7.409911
## 317 -0.635499219 -5.317692 4.046694 -7.796295 6.525297
## 318 -0.128136086 -4.811768 4.555496 -7.291132 7.034860
## 319 -0.637500928 -5.322216 4.047214 -7.802154 6.527152
## 320 -0.342710902 -5.063782 4.378360 -7.562966 6.877544
## 321 -0.049140884 -4.774811 4.676529 -7.276430 7.178148
## 322 -0.287710304 -5.019938 4.444518 -7.525028 6.949608
## 323 0.281044764 -4.466269 5.028359 -6.979345 7.541435
## 324 -0.316677265 -5.067468 4.434114 -7.582385 6.949031
## 325 -0.061508105 -4.812310 4.689294 -7.327233 7.204217
## 326 -0.366134987 -5.120338 4.388068 -7.637061 6.904791
## 327 -0.489678815 -5.265427 4.286069 -7.793555 6.814198
## 328 -0.162341996 -4.938168 4.613484 -7.466337 7.141653
## 329 -0.453515624 -5.238579 4.331548 -7.771639 6.864608
## 330 0.077352536 -4.707775 4.862480 -7.240868 7.395573
## 331 -0.189234844 -4.978144 4.599674 -7.513239 7.134770
## 332 -0.059287005 -4.848233 4.729659 -7.383348 7.264774
## 333 -0.112195459 -4.911606 4.687215 -7.452261 7.227870
## 334 -0.417452850 -5.220890 4.385984 -7.763675 6.928770
## 335 -0.165832430 -4.969314 4.637649 -7.512124 7.180459
## 336 -0.482471552 -5.289866 4.324922 -7.834746 6.869803
## 337 -0.150044849 -4.961043 4.660953 -7.507831 7.207742
## 338 -0.201391612 -5.013104 4.610321 -7.560271 7.157488
## 339 -0.157756598 -4.970828 4.655314 -7.518713 7.203200
## 340 -0.009559831 -4.829433 4.810314 -7.380920 7.361800
## 341 -0.298128259 -5.117989 4.521732 -7.669469 7.073212
## 342 -0.113099695 -4.933293 4.707094 -7.484949 7.258750
## 343 -0.380316300 -5.200505 4.439873 -7.752159 6.991527
## 344 -0.269171794 -5.093856 4.555512 -7.647889 7.109546
## 345 -0.232795206 -5.057484 4.591894 -7.611520 7.145930
## 346 -0.278159695 -5.106216 4.549897 -7.662035 7.105716
## 347 -0.048785922 -4.877877 4.780305 -7.434243 7.336671
## 348 -0.237673732 -5.066763 4.591416 -7.623129 7.147782
## 349 -0.092233925 -4.921490 4.737022 -7.477943 7.293476
## 350 -0.244244807 -5.074458 4.585968 -7.631418 7.142929
## 351 -0.278164151 -5.110081 4.553753 -7.667944 7.111616
## 352 -0.219827055 -5.051774 4.612120 -7.609653 7.169999
## 353 -0.337954461 -5.172515 4.496606 -7.731777 7.055868
## 354 -0.139199035 -4.973824 4.695426 -7.533120 7.254722
## 355 -0.237881636 -5.072455 4.596692 -7.631723 7.155960
## 356 -0.132748260 -4.967361 4.701864 -7.526650 7.261154
## 357 -0.159800685 -4.995847 4.676246 -7.555895 7.236294
## 358 -0.244552162 -5.080853 4.591749 -7.641036 7.151931
## 359 -0.177143600 -5.013653 4.659366 -7.573947 7.219659
## 360 -0.319898868 -5.157021 4.517223 -7.717639 7.077841
## 361 -0.203234163 -5.040907 4.634439 -7.601817 7.195348
## 362 -0.250597764 -5.088260 4.587065 -7.649164 7.147968
## 363 -0.201551981 -5.039892 4.636788 -7.601155 7.198051
## 364 -0.146427083 -4.985241 4.692387 -7.546754 7.253900
## 365 -0.224587443 -5.063421 4.614246 -7.624945 7.175770
## 366 -0.148016428 -4.987041 4.691008 -7.548665 7.252632
## 367 -0.263022213 -5.102007 4.575962 -7.663610 7.137566
## 368 -0.220880184 -5.060234 4.618474 -7.622033 7.180273
## 369 -0.241966723 -5.081293 4.597360 -7.643078 7.159145
7.2 Plot
data.ramalan.da <- ramalan.da$mean
plot(ramalan.da)
Berdasarkan hasil plot ramalan di atas, dapat dilihat bahwa ramalan
ARIMA(4,1,5) cenderung stabil hingga akhir periode.
Selanjutnya, dapat dicari nilai akurasi antara hasil ramalan dengan data
uji sebagai berikut.
pt_1 <- train.ts[length(train.ts)] #nilai akhir data latih
hasil.forc.Diff <- data.ramalan.da
hasil <- diffinv(hasil.forc.Diff, differences = 1) + pt_1
#has.1 sama hasilnta dengan: cumsum(c(pt_1,hasil.forc.Diff))
ts.plot(train.ts,hasil)
Dapat dilihat bahwa rata-rata harga lelang plat nomor mobil di shanghai diramalkan akan terus menurun setiap periodenya.
7.3 Perbandingan
perbandingan.da<-matrix(data=c(head(test.ts, n=54), hasil[-1]),
nrow = 54, ncol = 2)
colnames(perbandingan.da)<-c("Aktual","Hasil Forecast")
perbandingan.da
## Aktual Hasil Forecast
## [1,] 103.95 104.20124
## [2,] 101.10 103.56575
## [3,] 102.06 103.43761
## [4,] 102.17 102.80011
## [5,] 99.92 102.45740
## [6,] 97.83 102.40826
## [7,] 102.40 102.12055
## [8,] 102.51 102.40159
## [9,] 102.74 102.08491
## [10,] 102.30 102.02341
## [11,] 104.30 101.65727
## [12,] 103.81 101.16759
## [13,] 106.96 101.00525
## [14,] 106.21 100.55173
## [15,] 102.57 100.62909
## [16,] 104.98 100.43985
## [17,] 109.82 100.38056
## [18,] 105.45 100.26837
## [19,] 102.05 99.85092
## [20,] 103.63 99.68508
## [21,] 103.65 99.20261
## [22,] 104.00 99.05257
## [23,] 105.66 98.85118
## [24,] 105.83 98.69342
## [25,] 106.62 98.68386
## [26,] 110.19 98.38573
## [27,] 112.18 98.27263
## [28,] 110.26 97.89232
## [29,] 111.20 97.62314
## [30,] 113.40 97.39035
## [31,] 115.50 97.11219
## [32,] 118.15 97.06340
## [33,] 116.25 96.82573
## [34,] 115.01 96.73350
## [35,] 114.99 96.48925
## [36,] 116.75 96.21109
## [37,] 115.00 95.99126
## [38,] 120.11 95.65330
## [39,] 121.66 95.51411
## [40,] 120.58 95.27622
## [41,] 122.77 95.14348
## [42,] 124.25 94.98368
## [43,] 125.30 94.73912
## [44,] 126.61 94.56198
## [45,] 121.23 94.24208
## [46,] 124.25 94.03885
## [47,] 123.43 93.78825
## [48,] 126.57 93.58670
## [49,] 126.66 93.44027
## [50,] 126.42 93.21568
## [51,] 127.11 93.06767
## [52,] 125.49 92.80464
## [53,] 125.78 92.58376
## [54,] 124.83 92.34180
accuracy(ts(hasil[-1]), head(test.ts, n=54))
## ME RMSE MAE MPE MAPE ACF1 Theil's U
## Test set 14.47885 19.11476 14.91738 12.0552 12.49469 0.9509729 7.698132
Didapatkan nilai MAPE sebesar \(12.49469\%\) (lebih dari \(10\%\)) yang menandakan bahwa hasil
peramalan dari model ARIMA(4,1,5) sudah cukup baik.