Dalam pemrograman R, kita dapat melakukan komputasi logaritmik menggunakan fungsi-fungsi matematika yang disediakan oleh R. Logaritma adalah operasi matematika yang menghitung eksponen yang harus kita naikkan ke basis tertentu untuk mendapatkan suatu nilai. R menyediakan beberapa fungsi logaritmik yang umum digunakan.
Fungsi log(x) digunakan untuk menghitung logaritma natural (basis e) dari suatu nilai x. Contohnya, jika kita ingin menghitung logaritma natural dari angka 10, kita dapat menggunakan log(10). Jika kita ingin menghitung logaritma dengan basis lain, kita dapat menggunakan log(x, base), di mana base adalah basis logaritma yang diinginkan. Misalnya, untuk menghitung logaritma basis 10 dari angka 100, kita dapat menggunakan log(100, 10).
Selain itu, R juga menyediakan fungsi-fungsi logaritma lainnya seperti log10(x) untuk menghitung logaritma basis 10, log2(x) untuk menghitung logaritma basis 2, dan exp(x) untuk menghitung nilai eksponensial dari x, yaitu e^x.
Ketika kita bekerja dengan matriks, kita juga dapat melakukan komputasi logaritmik pada setiap elemen matriks. R menyediakan fungsi log() yang dapat diterapkan pada matriks secara keseluruhan. Misalnya, jika kita memiliki matriks mt dan kita ingin menghitung logaritma natural dari setiap elemen, kita dapat menggunakan log(mt). Fungsi ini akan menghasilkan matriks baru dengan elemen-elemen yang merupakan logaritma dari matriks awal.
Dengan menggunakan fungsi-fungsi logaritmik ini, kita dapat melakukan berbagai komputasi logaritmik dalam pemrograman R. Misalnya, kita dapat menghitung logaritma dari suatu nilai tunggal atau dari setiap elemen dalam matriks. Hal ini sangat berguna dalam analisis data dan pemodelan matematika yang melibatkan operasi logaritmik.
print(log(1))
## [1] 0
print(log(30))
## [1] 3.401197
print(log(0))
## [1] -Inf
print(log(-44))
## Warning in log(-44): NaNs produced
## [1] NaN
print(log(10,base=10))
## [1] 1
print(log(16,base=2))
## [1] 4
print(log(0,base=10))
## [1] -Inf
print(log(-44,base=4))
## Warning in print(log(-44, base = 4)): NaNs produced
## [1] NaN
print(log1p(1))
## [1] 0.6931472
print(log1p(10))
## [1] 2.397895
print(log1p(0))
## [1] 0
print(log1p(-44))
## Warning in log1p(-44): NaNs produced
## [1] NaN
print(log2(1))
## [1] 0
print(log2(2))
## [1] 1
print(log2(0))
## [1] -Inf
print(log2(-44))
## Warning in print(log2(-44)): NaNs produced
## [1] NaN
Untuk menghitung turunan logaritmik dari fungsi gamma dalam
pemrograman R, kita dapat menggunakan fungsi digamma() yang
disediakan dalam paket pracma. Fungsi ini menghitung
turunan logaritmik dari fungsi psi (digamma) yang merupakan turunan
logaritmik dari fungsi gamma.
Pertama, kita perlu menginstal paket pracma jika belum
terpasang. Kita dapat melakukannya dengan perintah
install.packages("pracma"). Setelah paket terinstal, kita
dapat memuatnya menggunakan perintah library(pracma).
Setelah itu, kita dapat menggunakan fungsi digamma()
untuk menghitung turunan logaritmik dari fungsi gamma. Fungsi ini
mengambil argumen berupa bilangan riil atau vektor bilangan riil.
Misalnya, jika kita ingin menghitung turunan logaritmik dari fungsi
gamma pada nilai 2, kita dapat menggunakan digamma(2).
Hasil dari fungsi digamma() adalah nilai turunan
logaritmik pada titik yang diberikan. Turunan logaritmik dari fungsi
gamma memberikan informasi penting tentang perubahan tingkat pertumbuhan
fungsi gamma pada titik tersebut.
Dalam bahasa Indonesia, untuk menghitung turunan logaritmik dari
fungsi gamma dalam pemrograman R, kita dapat menggunakan fungsi
digamma() dari paket pracma. Fungsi ini
memberikan nilai turunan logaritmik pada titik yang diberikan, dan dapat
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang perubahan tingkat
pertumbuhan fungsi gamma pada titik tersebut.
digamma(2)
## [1] 0.4227843
digamma(4)
## [1] 1.256118
digamma(5.2)
## [1] 1.549434
x <- c(2.3, 3, 1.2)
digamma(x)
## [1] 0.6000399 0.9227843 -0.2890399
digamma(-2.3)
## [1] 3.317323
digamma(-2)
## Warning in digamma(-2): NaNs produced
## [1] NaN