Dalam analisis ini, kita menggunakan dataset “USArrests” yang tersedia di R. Dataset ini berisi data kejahatan di Amerika Serikat pada tahun 1973, dengan empat variabel yaitu Murder, Assault, UrbanPop, dan Rape.
data(USArrests)
arrests_matrix <- as.matrix(USArrests)
correlation <- cor(arrests_matrix)
print("Matriks Korelasi:")
## [1] "Matriks Korelasi:"
print(correlation)
## Murder Assault UrbanPop Rape
## Murder 1.00000000 0.8018733 0.06957262 0.5635788
## Assault 0.80187331 1.0000000 0.25887170 0.6652412
## UrbanPop 0.06957262 0.2588717 1.00000000 0.4113412
## Rape 0.56357883 0.6652412 0.41134124 1.0000000
heatmap(correlation, main = "Heatmap Korelasi USArrests",
xlab = "Variabel", ylab = "Variabel",
col = colorRampPalette(c("darkblue", "white", "darkred"))(100))
Sintaks ini digunakan untuk membuat visualisasi heatmap menggunakan fungsi heatmap(). Parameter correlation digunakan untuk memberikan matriks korelasi sebagai input untuk heatmap. Parameter main digunakan untuk memberikan judul pada plot heatmap. Parameter xlab dan ylab digunakan untuk memberikan label sumbu x dan y pada plot. Parameter col digunakan untuk menentukan skema warna pada heatmap.