Invers matriks hanyalah kebalikan dari matriks seperti yang kita lakukan dalam aritmatika normal untuk bilangan tunggal yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan untuk menemukan nilai variabel yang tidak diketahui. Invers suatu matriks adalah matriks yang jika dikalikan dengan matriks asalnya akan menjadi matriks identitas.
Menemukan invers dari matriks adalah salah satu tugas paling umum saat bekerja dengan ekspresi aljabar linier. Kita hanya dapat menemukan invers dari matriks-matriks yang berbentuk bujur sangkar dan determinannya bukan nol.
Catatan: Pastikan matriksnya non-singular yaitu determinannya tidak boleh 0.
Cara mencari invers matriks ada 2 yaitu sebagai berikut :
a1 <- c(3, 2, 5)
a2 <- c(2, 3, 2)
a3 <- c(5, 2, 4)
A <- rbind(a1, a2, a3)
# print
print(A)
## [,1] [,2] [,3]
## a1 3 2 5
## a2 2 3 2
## a3 5 2 4
memanggil fungsi solve()
T1 <- solve(A)
# print invers dari matriks
print(T1)
## a1 a2 a3
## [1,] -0.29629630 -0.07407407 0.4074074
## [2,] -0.07407407 0.48148148 -0.1481481
## [3,] 0.40740741 -0.14814815 -0.1851852
a1 <- c(3, 2, 8)
a2 <- c(6, 3, 2)
a3 <- c(5, 2, 4)
A <- rbind(a1, a2, a3)
# cetak determinan dari matriks
print(det(A))
## [1] -28