library(ISLR)
Di R, kita dapat membuat matriks ini dengan memanggil fungsi matrix().
M <- matrix(c(1,1,1,2,1,3,1,4),nrow=2,ncol=4)
Di sini, fungsi c() digunakan untuk menyimpan elemen dalam matriks. Urutan elemen dalam fungsi c() sangat penting. Sebagai pengaturan default, dimulai dari elemen pertama dari vektor kolom pertama hingga elemen terakhir dari vektor kolom pertama. Kemudian, berlanjut dari elemen pertama vektor kolom kedua hingga elemen terakhir vektor kolom kedua, dan seterusnya. “nrow” mendefinisikan jumlah vektor baris dan “ncol” mendefinisikan jumlah vektor kolom. Pada contoh ini, jumlah vektor baris adalah 2 dan jumlah vektor kolom adalah 4, jadi kita mengatur “nrow=2” dan “ncol=4”. Seperti sebelumnya, <- berarti kita mengassign matriks ini sebagai variabel M. Jika Anda mengetik M di R, maka Anda akan melihat keluaran sebagai berikut:
M
## [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,] 1 1 1 1
## [2,] 1 2 3 4
Sekarang, misalkan kita ingin hanya memiliki vektor kolom pertama dari matriks M ini, maka kita mengetik:
M[1,]
## [1] 1 1 1 1
Demikian pula, jika kita ingin memiliki kolom kedua dari matriks M, maka kita mengetik M[,2]
M[,2]
## [1] 1 2
Sekarang kita akan menunjukkan cara lain untuk membuat matriks dengan menggabungkan vektor baris atau vektor kolom. Pertama, kita akan menunjukkan cara membuat matriks dengan menggabungkan vektor dengan menggunakan fungsi rbind(). Mari kita definisikan r1 dan r2 sebagai vektor baris pertama dan vektor baris kedua dari matriks. Di R, kita dapat mendefinisi sebagai berikut:
r1 <- c(1, 1, 1, 1)
r2 <- c(1, 2, 3, 4)
Kemudian kita menggunakan fungsi rbind() untuk membuat matriks M sebagai berikut:
M <- rbind(r1, r2)
Jika Anda mengetik M di R, maka keluarannya akan terlihat seperti ini:
M
## [,1] [,2] [,3] [,4]
## r1 1 1 1 1
## r2 1 2 3 4
Di sini Anda dapat mengabaikan r1 dan r2 dalam keluaran karena mereka merupakan sisa dari rbind(). Dalam pembelajaran statistik atau ilmu data, informasi ini dapat berguna, tetapi untuk saat ini Anda dapat mengabaikannya.