library(knitr)
options(digits = 3)
set.seed(1234)
Buat3 baris demi2 matriks kolom A. Perhatikan penggunaan c()fungsi penggabungan untuk mengumpulkan elemen matriks individual (fileAsaya j’s) bersama-sama, dan urutan isian default ( byrow = FALSE), yang berarti mengisi matriks dengan kolom:
A <- matrix(c(6, 9, 12, 13, 21, 5), nrow = 3, ncol = 2)
A
## [,1] [,2]
## [1,] 6 13
## [2,] 9 21
## [3,] 12 5
class(A)
## [1] "matrix" "array"
Fungsi tersebut class()menunjukkan bahwa Amemang sebuah matriks (berlawanan dengan bingkai data).
Buat matriks lain,B , dengan elemen yang sama, kali ini hanya diisi dengan baris:
B <- matrix(c(6, 9, 12, 13, 21, 5), nrow = 3, ncol = 2, byrow = TRUE)
B
## [,1] [,2]
## [1,] 6 9
## [2,] 12 13
## [3,] 21 5
Elemen matriks individual dapat direferensikan menggunakan aturan pemilihan kurung siku .
A[1, 2] # row 1, col 2
## [1] 13
A[2, 1] # row 2, col 1
## [1] 9
A[2, ] # all elements in row 2
## [1] 9 21
A[, 2] # all elements in column 2
## [1] 13 21 5
Sebagai perbandingan, buat vektor C:
c <- c(1,2,3,4,5,6,7,8,9)
c
## [1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9
class(c)
## [1] "numeric"
Pada saat ini,C hanyalah daftar angka. Fungsi as.matrix()membuat vektor 9 baris dengan 1 kolom, yang dapat diverifikasi oleh dim()fungsi:
c <- as.matrix(c)
class(c)
## [1] "matrix" "array"
dim(c)
## [1] 9 1
VektorC memiliki 9 baris dan 1 kolom. Vektor dapat dibentuk kembali menjadi matriks:
C <- matrix(c, nrow = 3, ncol = 3)
C
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] 1 4 7
## [2,] 2 5 8
## [3,] 3 6 9
Vektor juga dapat dibuat dari satu baris atau kolom matriks:
a1 <- as.matrix(A[, 1]) # vector from column 1
a1
## [,1]
## [1,] 6
## [2,] 9
## [3,] 12
dim(a1)
## [1] 3 1
sebuah 1 adalah vektor kolom 3 baris kali 1 kolom.