Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebaik yang diinginkan (Purwanto, 2006). Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa dalam pendidikan orang perlu belajar bukan hanya untuk memperoleh informasi dan pengetahuan, tapi untuk dapat memakainya dalam membuat keputusan, pertimbangan dan lain-lain. Karena itu kepada siswa perlu diberikan pengalaman yang berguna dalam pengambilan keputusan secara aktual dan untuk mencapai kemampuan menguasai dan menentukan pelajaran mereka sendiri.
Salah satu alternatif untuk memecahkah permasalahan diatas yaitu menggunakan media pembelajaran. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, pothografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal (Azhar, 1997). Perbedaan-perbedaan antar pribadi yang menetap dalam cara menyusun dan mengelola informasi serta pengalaman-pengalaman ini dikenal sebagai gaya kognitif. Gaya kognitif terbagi atas dua bagian, yaitu field dependent dan field independent (Ibrahim dan Nana, 2003). Dimensi FI dan FD memiliki dampak bagi dunia pendidikan yaitu tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, bagaimana siswa dan guru berinteraksi, dan bagaimana siswa membuat keputusan dalam memilih pekerjaan.
Hasan (2004:185) menjelaskan: Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sample. Analisa deskriptif ini dilakukan dengan pengujian hipotesis deskriptif. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat digeneralisasikan atau tidak. Jika hipotesis nol (H0) diterima, berarti hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu variabel atau lebih tapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak berbentuk perbandingan atau hubungan.
Selanjutnya Hasan (2001:7) menjelaskan : Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah bagian dari statistik mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga muda dipahami. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena. Dengan kata lain statistik deskriptif berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.
Anova satu arah adalah analisis untuk menguji hubungan yang melibatkan hanya satu peubah bebas. Menurut Kukuh Setiawan(2019), Anova satu arah digunakan dalam suatu penelitian yang memiliki ciri-ciri yaitu melibatkan hanya satu peubah bebas dengan 2 kategori atau lebih yang dipilih dan ditentukan oleh peneliti secara tidak acak.Tujuan dari uji anova satu jalur adalah untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Sedangkan gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi. Maksudnya dari signifikansi hasil penelitian. Jika terbukti berbeda berarti kedua sampel tersebut dapat digeneralisasikan (data sampel dianggap dapat mewakili populasi). Anova lebih dikenal dengan uji-F (Fisher Test), sedangkan arti variasi atau varian itu asalnya dari pengertian konsep “Mean Square” (KT).
Rumusnya:
\[ KT= \frac{JK}{db} \]
Dimana:
JK= Jumlah Kuadrat
db= derajat bebas
Sedangkan untuk menghitung nilai Anova atau Fhitung dengan rumus:
\[ F~hitung~= \frac{KT_{Perlakuan}}{KT_{Galat}}=\frac{JK_{perlakuan}/db_{perlakuan}}{JK_{Galat}/db_{galat}} \]
Dimana:
dbperlakuan= p-1
dbgalat= np-1
dan untuk menghitung Jumlah Kuadrat perlakuan dan galat dapat dirumuskan: \[ JK_{perlakuan}= \frac{\Sigma Y_{i}^2}{n}-\frac{(\Sigma \Sigma Y_{ij})^2}{np} \]
\[ JK_{Total}= \Sigma \Sigma Y_{ij}^2-\frac{(\Sigma \Sigma Y_{ij})^2}{np} \]
\[ JK_{Galat}= JK_{Total}-JK_{Perlakuan} \]
Uji BNt (Beda Nyata terkecil) atau yang lebih dikenal sebagai uji LSD (Least Significance Different)adalah metode yang diperkenalkan oleh Ronald Fisher. Metode ini menjadikan nilai BNt atau nilaiLSD sebagai acuan dalam menentukan apakah rata-rata dua perlakuan berbeda secara statistik atau tidak.Untuk menghitung nilai BNt atau LSD, kita membutuhkan beberapa data yang berasal dari perhitungan sidik ragam (ANOVA) yang telah dilakukan sebelumnya, data tersebut berupa KTGalat dan dbgalat. Selain itu juga butuh tabel t-student (Susilawati, M 2015). Secara lengkap rumusnya adalah sebagai berikut:
\[ BNt_{\alpha}= t_{\alpha,db_{Galat}}\sqrt{\frac{2.KT_{Galat}}{n}} \]
Uji normalitas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang bertujuan untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam model (Ghozali, 2016). Model yang memenuhi persyaratan ialah residual berdistribusi normal dalam model. Kasus normalitas disebabkan oleh ada data residual dari model yang nilainya terletak jauh dari kumpulan data, sehingga data tidak berdistribusi normal dan ada kondisi alam dari data tidak berdistribusi normal. Pengujian asumsi normalitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu melalui uji Saphiro-Wilk, uji Anderson-Darling, dan uji Kolmogorov-Smirnov.
Data yang dilakukan pengujian dikatakan memiliki residual yang berdistribusi normal berdasarkan nilai signifikansinya:
Uji homogenitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki varians sama (homogen). Dalam buku yang ditulis Sudjana (2005:250), uji homogenitas dapat dilakukan dengan uji levene, fisher atau uji bartlett. Pengujian ini merupakan persyaratan sebelum melakukan pengujian lain, misalnya T Test dan Anova. Pengujian ini digunakan untuk meyakinkan bahwa kelompok data memang berasal dari sampel yang sama.
Uji Levene merupakan metode pengujian homogenitas varians yang hampir sama dengan uji Bartlett. Perbedaan uji Levene dengan uji Bartlett yaitu bahwa data yang diuji dengan uji Levene tidak harus berdistribusi normal, namun harus kontinu. Data yang dilakukan pengujian dikatakan homogen berdasarkan nilai signifikansinya:
> #library(readxl)
> #library(agricolae)
> #library(car)
> #library(dplyr)
> #library(ggpubr)> library(readxl)
> Data_komstat<-read_excel("C:/Users/MOH ZHAFRAN H/OneDrive/Documents/MiniProject.xlsx")> library(dplyr)
> library(ggpubr)
> group_by(Data_komstat, GayaKognitif) %>% get_summary_stats(Nilai,type="common")> anovas<- aov(Nilai~as.factor(GayaKognitif), data = Data_komstat)
> summary(anovas)> library(agricolae)
> BNT= LSD.test(anovas,"as.factor(GayaKognitif)", alpha = 0.05)
> BNT> shapiro.test(anovas$residuals)> library(car)
> leveneTest(Nilai~as.factor(GayaKognitif), data = Data_komstat)# A tibble: 2 × 11
GayaKognitif variable n min max median iqr mean sd se ci
<chr> <fct> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl> <dbl>
1 Field Depende… Nilai 12 50 70 60 6.25 62.1 6.20 1.79 3.94
2 Field Indepen… Nilai 14 60 80 67.5 13.8 68.9 7.89 2.11 4.56
Berdasarkan Hasil perhitungan statistika deskriptif dari penelitian terhadap 2 group kelompok siswa diatas diperoleh rata-rata siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent mendapatkan nilai 62.083 dan rata-rata siswa yang memperoleh gaya pembelajaran field independent mendapatkan nilai 68.929. pada hasil diatas, nilai minimum yang diperoleh siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent adalah sebesar 50, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 70, dan nilai minimum yang diperoleh siswa yang memiliki gaya kognitif field independent adalah sebesar 60, sedangkan nilai maksimumnya sebesar 80.
Df Sum Sq Mean Sq F value Pr(>F)
as.factor(GayaKognitif) 1 302.8 302.77 5.899 0.023 *
Residuals 24 1231.8 51.33
---
Signif. codes: 0 '***' 0.001 '**' 0.01 '*' 0.05 '.' 0.1 ' ' 1
Hipotesis
H0: Tidak ada perbedaan rata-rata antara nilai siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dengan field independent.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata antara nilai siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dengan field independent.
Keputusan
Dari hasil output diatas, diperoleh P-value (0.023) < 0.05, maka tolak H0.
Kesimpulan
Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara nilai siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dengan field independent.
$statistics
MSerror Df Mean CV
51.32688 24 65.76923 10.89305
$parameters
test p.ajusted name.t ntr alpha
Fisher-LSD none as.factor(GayaKognitif) 2 0.05
$means
Nilai std r LCL UCL Min Max Q25 Q50
Field Dependent 62.08333 6.200562 12 57.81488 66.35178 50 70 60.00 60.0
Field Independent 68.92857 7.888300 14 64.97675 72.88039 60 80 61.25 67.5
Q75
Field Dependent 66.25
Field Independent 75.00
$comparison
NULL
$groups
Nilai groups
Field Independent 68.92857 a
Field Dependent 62.08333 b
attr(,"class")
[1] "group"
Karena diperoleh keputusan tolak H0, maka perlu dilakukan uji lanjut. Dari hasil uji BNT diatas, dapat dilihat bahwa gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field independent memiliki notasi yang berbeda, yang artinya bahwa rata-rata siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dan gaya kognitif field independent berbeda nyata.
Shapiro-Wilk normality test
data: anovas$residuals
W = 0.94038, p-value = 0.1372
Hipotesis
H0: Residual menyebar secara normal.
H1`: Residual tidak menyebar secara normal.
Keputusan
Dari hasil uji shapiro-wilk diatas, dapat dilihat bahwa P-value (0.1372) > 0.05, maka terima H0.
Kesimpulan
Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa residual pada data tersebut berdistribusi normal.
Levene's Test for Homogeneity of Variance (center = median)
Df F value Pr(>F)
group 1 1.8092 0.1912
24
Hipotesis
H0: σ21 = σ22
H1: paling sedikit ada satu σ2i yang tidak sama
Keputusan
Dari hasil uji levene test diatas, dapat dilihat bahwa P-value (0.1912) > 0.05, maka terima H0.
Kesimpulan
Dengan tingkat kepercayaan 95%, dapat disimpulkan bahwa ragam bersifat homogen.
setelah dilakukan uji tentang pengaruh gaya kognitif terhadap hasil belajar siswa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji One-Way Anova diperoleh hasil bahwa nilai signifikan uji anova adalah 0,023 < 0,05 dan H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwaa terdapat perbedaan rata-rata gaya kognitif yang dimiliki siswa terhadap hasil belajar siswa.