Operasi Invers

Invers matriks hanyalah kebalikan dari matriks seperti yang kita lakukan dalam aritmatika normal untuk bilangan tunggal yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan untuk menemukan nilai variabel yang tidak diketahui. Invers suatu matriks adalah matriks yang jika dikalikan dengan matriks asalnya akan menjadi matriks identitas.

Catatan: Pastikan matriksnya non-singular yaitu determinannya tidak boleh 0.

Ada dua cara mencari invers matriks:

-Menggunakan fungsi solve(): solve() adalah fungsi built-in generik di R yang berguna untuk menyelesaikan persamaan aljabar linier berikut seperti yang ditunjukkan di atas pada gambar. Ini dapat diterapkan baik pada vektor maupun matriks.

# R program to find inverse of a Matrix
  
# Create 3 different vectors
# using combine method.
a1 <- c(3, 2, 5)
a2 <- c(2, 3, 2)
a3 <- c(5, 2, 4)
  
# bind the three vectors into a matrix 
# using rbind() which is basically
# row-wise binding.
A <- rbind(a1, a2, a3)
  
# print the original matrix
print(A)
##    [,1] [,2] [,3]
## a1    3    2    5
## a2    2    3    2
## a3    5    2    4
# Use the solve() function 
# to calculate the inverse.
T1 <- solve(A)
  
# print the inverse of the matrix.
print(T1)
##               a1          a2         a3
## [1,] -0.29629630 -0.07407407  0.4074074
## [2,] -0.07407407  0.48148148 -0.1481481
## [3,]  0.40740741 -0.14814815 -0.1851852

-Menggunakan fungsi inv(): inv() function adalah fungsi bawaan di R yang khusus digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks. Catatan: Pastikan Anda telah menginstal paket 'matlib' di lingkungan Anda.

Mencari Determinan Matriks:

# Create 3 different vectors.
a1 <- c(3, 2, 8)
a2 <- c(6, 3, 2)
a3 <- c(5, 2, 4)
  
# Bind the 3 matrices row-wise 
# using the rbind() function.
A <- rbind(a1, a2, a3)
  
# determinant of matrix
print(det(A))
## [1] -28