library(Matrix)
v1 <- c(2, -1, 3)
v2 <- c(-1, 0, 4)
v1 + v2
## [1] 1 -1 7
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
B <- matrix(c(-5, 5, 2, 1, -2, 0), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
A + B
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] -2 5 -3
## [2,] 0 -5 4
Dalam R, kita dapat melakukan perkalian skalar dari Contoh 52 sebagai berikut: Pertama kita definisikan matriks A:
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
-3 * A
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] -9 0 15
## [2,] 3 9 -12
jumlah dua matriks,Sekarang kita akan mendefinisikan perkalian dua matriks. Ketika kita mengalikan dua matriks, kita harus sangat berhati-hati dengan dimensi mereka. Jumlah vektor kolom kiri matriks harus sama dengan jumlah vektor baris dari matriks kanan. Perkalian matriks m×n dan matriks n×k adalah matriks m×k. Perkalian matriks lebih rumit daripada penambahan matriks. Jadi, kami akan menunjukkan beberapa contoh terlebih dahulu. Pertama, kami menunjukkan perkalian titik, yaitu a kasus khusus perkalian matriks
Dari Contoh 54, misalkan kita memiliki dua vektor
v1 <- c(2, -1, 3)
v2 <- c(-1, 0, 4)
v1 %*% v2
## [,1]
## [1,] 10
Ini dari Contoh 55. Misalkan kita memiliki matriks 2 × 3 dan matriks 3 × 2 Di R, kami melakukan hal berikut: Pertama kami mendefinisikan dua matriks
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
B <- matrix(c(-5, 5, 2, 1, -2, 0), nrow = 3, ncol = 2, byrow = TRUE)
A %*% B
## [,1] [,2]
## [1,] -5 15
## [2,] -9 -8
Kita dapat menggunakan R untuk menghitung transpose matriks menggunakan t() fungsi. Dengan matriks A dari Contoh 58, pertama-tama kita membuat matriks menggunakan fungsi matrix():
A <- matrix(c(4, -1, -5, 0, 1, -2), 2, 3, byrow = TRUE)
t(A)
## [,1] [,2]
## [1,] 4 0
## [2,] -1 1
## [3,] -5 -2