Operasi matriks adalah dasar dari aljabar linier, yang kita definisikan di sini. Pertama, kita akan mendefinisikan penjumlahan matriks. Untuk melakukannya, jumlah vektor baris A dan B harus sama dan jumlah vektor kolom A dan B harus sama.
Contoh Matrix Equation ; Untuk melakukan operasi penjumlahan matriks pada bahasa R, kita dapat menggunakan operator +. Namun, untuk melakukan operasi penjumlahan matriks, matriks yang akan dijumlahkan harus memiliki dimensi yang sama.
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
B <- matrix(c(-5, 5, 2, 1, -2, 0), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
A + B
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] -2 5 -3
## [2,] 0 -5 4
Contoh Matrix Multiplication ; Untuk melakukan operasi perkalian matriks pada bahasa R, kita dapat menggunakan operator %*%. Perlu diperhatikan bahwa operasi perkalian matriks hanya dapat dilakukan jika dimensi matriks yang akan dikalikan sesuai, yaitu jumlah kolom dari matriks pertama harus sama dengan jumlah baris dari matriks kedua.
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
-3 * A
## [,1] [,2] [,3]
## [1,] -9 0 15
## [2,] 3 9 -12
Contoh perkalian matriks dengan matriks ; Untuk melakukan operasi perkalian elemen-wise antara dua matriks (matriks dengan matriks), kita dapat menggunakan operator *. Operator ini mengalikan setiap elemen dari matriks pertama dengan elemen yang memiliki posisi yang sama dari matriks kedua.
A <- matrix(c(3, 0, -5, -1, -3, 4), nrow = 2, ncol = 3, byrow = TRUE)
B <- matrix(c(-5, 5, 2, 1, -2, 0), nrow = 3, ncol = 2, byrow = TRUE)
A %*% B
## [,1] [,2]
## [1,] -5 15
## [2,] -9 -8
Contoh Matrix Transpose ; Matriks transpose adalah matriks yang hasilnya didapatkan dengan membalikkan posisi baris dan kolom dari matriks asal. Dalam bahasa R, kita dapat melakukan operasi transpose pada sebuah matriks menggunakan fungsi t().
A <- matrix(c(4, -1, -5, 0, 1, -2), 2, 3, byrow = TRUE)
t(A)
## [,1] [,2]
## [1,] 4 0
## [2,] -1 1
## [3,] -5 -2