Email : valensiusjimy27@gmail.com
RPubs : https://rpubs.com/valensiusjimy/
Jurusan : Statistika
Address : ARA Center, Matana University Tower
Jl. CBD Barat Kav, RT.1, Curug Sangereng, Kelapa Dua, Tangerang, Banten 15810.
Tak terasa sudah menempuh pertemuan ke-7 untuk mata kuliah Komputasi Statistika dan pada pertemuan ke-8 ini artinya akan dinilai selama 7 pertemuan apakah sudah mengerti materi kuliah dengan baik atau tidak. Adapun bentuk tugas yang diberikan adalah soal-soal yang dijawab pada software R, untuk soal tersebut akan berkaitan dengan distribusi peluang dan uji hipotesis. Berikut untuk pengerjaan yang telah dibuat, kiranya mendapat hasil yang baik sesuai dengan kemampuan yang dinilai secara objektif.
Jika diketahui jumlah penjualan sebuah produk A berdistribusi normal dengan rata-rata 250 unit per-hari dengan standar deviasi 10 unit. Maka, berapakah peluang pada suatu hari hasil penjualan dengan kondisi :
# Diketahui
mean = 250
sd = 10Pada soal nomor 1 bagian a ini diminta untuk mencari peluang jika lebih besar dari 268 unit pada satu harinya.
a <- pnorm(268, mean = mean, sd = sd, lower.tail = F)
print(cat("Peluang lebih besar dari 268 unit dalam satu hari adalah", a))## Peluang lebih besar dari 268 unit dalam satu hari adalah 0.03593032NULL
Jadi, untuk peluang satu hari bisa lebih dari 268 unit adalah 0.03593032 atau 3.59%
Pada bagian kedua ini diminta untuk menghitung peluang dalam satu hari terdapat 245 - 260 unit yang terjual.
b <- pnorm(260, mean = mean, sd = sd) - pnorm(245, mean = mean, sd = sd)
print(cat("Peluang di antara 245 - 260 unit dalam satu hari adalah", b))## Peluang di antara 245 - 260 unit dalam satu hari adalah 0.5328072NULL
Jadi, peluang dalam satu hari terjual 245-260 unit adalah 0.5328072 atau 53.28%
Salah satu penyakit mata yang disebut Glaukoma dapat berdampak negatif pada penderita apabila Intraocular Pressure (IOP) nya tinggi. Pada subuah penelitian diketahui bahwa distribusi dari IOP populasi secara umum mengikuti sebaran normal dengan rata-rata 16 mm/HG dan standar deviasinya 3 mm/Hg. Jika nilai IOP sekitar 12 dan 20 mm/Hg dianggap normal, maka berapa persen dari populasi umum akan berada dalam rentang ini?
Pada soal tersebut diketahui bahwa untuk rata-rata adalah 16 mm/HG dengan standar deviasi 3 mm/HG
#Diketahui
mean2 = 16
sd2 = 3iop <- pnorm(20, mean = mean2, sd = sd2, lower.tail = T) - pnorm(12, mean = mean2, sd = sd2, lower.tail = T)
print(cat("Populasi umum yang akan berada pada rentang 12 mm/HG sampai 20 mm/HG adalah", iop))## Populasi umum yang akan berada pada rentang 12 mm/HG sampai 20 mm/HG adalah 0.8175776NULL
Berdasarkan hasil tersebut populasi yang akan berada pada rentang tersebut adalah 0.8175776 atau 81.75%
Dalam R terdapat Dataset chickwts yang terdiri dari dua variabel (weight dan feed) dan 71 kasus/baris. Diketahui bahwa ariabel weight merupakan variabel numerik dengan skala interval/rasio, sedangkan variabel feed merupakan variabel nonnumerik dengan skala nominal. Perlu dicatat bahwa, variabel weight ini berisi nilai pertumbuhan berat badan anak ayam, sedangkan variabel feed berisi perlakuan (treatment) dalam pemberian jenis pakannya. Andaikan anda sebagai peneliti ingin melakukan pengujian apakah rata-rata dari variabel weight sama dengan nilai 150, dimana α=0.025!
data <- chickwts$weightTaraf Signifikansi :
dengan alpha = 0.025
Kriteria Pengujian :
* Jika p-value < alpha, maka H0 ditolak
* Jika p-value > alpha, maka H0 diterima
t.test(data, alternative = 'two.sided', mu = 150)##
## One Sample t-test
##
## data: data
## t = 12.013, df = 70, p-value < 2.2e-16
## alternative hypothesis: true mean is not equal to 150
## 95 percent confidence interval:
## 242.8301 279.7896
## sample estimates:
## mean of x
## 261.3099
Didapat hasil p-value = 2.2e-16 yang artinya p-value < 0.025 dan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan demikian rata-rata berat badan anak ayam tidak sama dengan 150. Adapun selang kepercayaannya adalah 242.83 sampai dengan 279.78 dengan point estimate 261.31
Untuk lebih meyakinkan juga bisa menggunakan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel, dimana t hitung yang didapat adalah 12.013 dan nantinya jika t hitung > t hitung, maka H0 ditolak. Mari kita buktikan!
n = length(data)
t_tabel = qt(1-(0.025/2), df = n-1)
t_tabel## [1] 2.290639
Didapat nilai t tabel adalah 2.290639 yang mana kurang dari t hitung, artinya H0 ditolak dan dengan demikian rata-rata berat badan anak ayam tidak sama dengan 150
Dengan menggunakan dataset chickwts pada R. Lakukan pengujian perbandingan rata-rata weight dari dua kelompok dalam variabel feed, yaitu antara kelompok casein dan sunflower.
dat <- chickwts[chickwts$feed %in%
c("casein", "sunflower"), ]
dat## weight feed
## 37 423 sunflower
## 38 340 sunflower
## 39 392 sunflower
## 40 339 sunflower
## 41 341 sunflower
## 42 226 sunflower
## 43 320 sunflower
## 44 295 sunflower
## 45 334 sunflower
## 46 322 sunflower
## 47 297 sunflower
## 48 318 sunflower
## 60 368 casein
## 61 390 casein
## 62 379 casein
## 63 260 casein
## 64 404 casein
## 65 318 casein
## 66 352 casein
## 67 359 casein
## 68 216 casein
## 69 222 casein
## 70 283 casein
## 71 332 casein
dat_cas <- dat$weight[dat$feed == "casein"]
shapiro.test(dat_cas)##
## Shapiro-Wilk normality test
##
## data: dat_cas
## W = 0.91663, p-value = 0.2592
Didapat p-value = 0.2592 yang mana > 0.05 dan artinya H0 diterima dan dengan demikian data casein berdistribusi normal.
dat_sun <- dat$weight[dat$feed == "sunflower"]
shapiro.test(dat_sun)##
## Shapiro-Wilk normality test
##
## data: dat_sun
## W = 0.92809, p-value = 0.3603
Didapat hasil p-value = 0.3603 yang artinya > 0.05 dan dengan demikian H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal.
Oleh karena kedua variabel tersebut memiliki data yang berdistribusi normal, maka dapat dilanjutkan untuk pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kedua variabel tersebut. Sebelum pengujian, sudah seharusnya untuk membuat terlebih dahulu hipotesisnya.
casein dan sunflower sama casein dan sunflower berbedat.test(weight~feed, data = dat, var.equal = TRUE)##
## Two Sample t-test
##
## data: weight by feed
## t = -0.22851, df = 22, p-value = 0.8214
## alternative hypothesis: true difference in means between group casein and group sunflower is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -53.73622 43.06955
## sample estimates:
## mean in group casein mean in group sunflower
## 323.5833 328.9167
Berdasarkan hasil di atas diketahui bahwa p-value sebesar 0.8214 yang mana > 0.05 dengan demikian H0 diterima yang artinya rata-rata casein dan sunflower sama.
Kemenpora ingin menguji efektivitas jenis pelatihan baru yang diusulkan, dengan membandingkan rata-rata 10 pelari di lintasan 100 meter. Berikut adalah catatan waktu (detik) sebelum dan setelah pelatihan dari masing-masing 10 pelari.
* Sebelum training: 12.9, 13.5, 12.8, 15.6, 17.2, 19.2, 12.6, 15.3, 14.4, 11.3.
* Setelah training: 12.7, 13.6, 12.0, 15.2, 16.8, 20.0, 12.0, 15.9, 16.0, 11.1.
Buktikan apakah terdapat perbedaan pada hasil perlakuan pada rata-rata dua sampel berpasangan tersebut?
bef = c(12.9, 13.5, 12.8, 15.6, 17.2,
19.2, 12.6, 15.3, 14.4, 11.3)
aft = c(12.7, 13.6, 12.0, 15.2, 16.8,
20.0, 12.0, 15.9, 16.0, 11.1)shapiro.test(bef-aft)##
## Shapiro-Wilk normality test
##
## data: bef - aft
## W = 0.90307, p-value = 0.2367
didapat p-value sebesar 0.2367 yang artinya > 0.05 dan dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
t.test(bef, aft, paired = TRUE)##
## Paired t-test
##
## data: bef and aft
## t = -0.21331, df = 9, p-value = 0.8358
## alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
## 95 percent confidence interval:
## -0.5802549 0.4802549
## sample estimates:
## mean of the differences
## -0.05
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa p-value adalah sebesar 0.8358 yang mana artinya H0 diterima karena p-value > 0.05 dan dengan demikian juga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata pelari sebelum dan sesudah dilatih.