R Markdown

This is an R Markdown document. Markdown is a simple formatting syntax for authoring HTML, PDF, and MS Word documents. For more details on using R Markdown see http://rmarkdown.rstudio.com.

When you click the Knit button a document will be generated that includes both content as well as the output of any embedded R code chunks within the document. You can embed an R code chunk like this:

summary(cars)
##      speed           dist       
##  Min.   : 4.0   Min.   :  2.00  
##  1st Qu.:12.0   1st Qu.: 26.00  
##  Median :15.0   Median : 36.00  
##  Mean   :15.4   Mean   : 42.98  
##  3rd Qu.:19.0   3rd Qu.: 56.00  
##  Max.   :25.0   Max.   :120.00

Including Plots

You can also embed plots, for example:

Note that the echo = FALSE parameter was added to the code chunk to prevent printing of the R code that generated the plot.

Melanjutkan Sedikit tentang Materi Pertemuan ke 1, kita akan mencoba membuat matriks baru tentang produksi dari suatu perusahaan bir. Sebuah perusahaan bir memiliki dua lokasi produksi, A dan B, dan keduanya ingin mengangkut bir mereka ke dua distributor, C dan D. Permintaan daridistributor C adalah 542 bir per minggu, dan permintaan dari distributor D adalah 422 bir per minggu. Pasokan dari tempat produksi A adalah 475 bir per minggu, dan pasokan dari tempat produksi B adalah 489 bir per minggu. Kami ingin tahu apakah tempat produksi ini menghasilkan bir yang cukup untuk memenuhi permintaan daridistributor. Masalah ini dapat diatur sebagai sistem persamaan linier

xAC + xAD = 475 xBC + xBD = 489 xAC + xBC = 542 xAD + xBD = 42

di mana variabel xij adalah jumlah bir yang dikirim dari lokasi produksi i ke distributor j. Kemudian kita memiliki matriks yang diperbesar:

1 1 0 0 475 0 0 1 1 489 1 0 1 0 542 0 1 0 1 422

Sebelum kita harus menggunkan package matlib untuk menyelesaikan ini.

library(matlib)

Di R, pertama-tama Anda membuat matriks koefisien A sebagai berikut:

A <- matrix(c(1,0,1,0,1,0,0,1,0,1,1,0,0,1,0,1),nrow=4,ncol=4)

Setalah itu ketik A maka akan menampilkan

A
##      [,1] [,2] [,3] [,4]
## [1,]    1    1    0    0
## [2,]    0    0    1    1
## [3,]    1    0    1    0
## [4,]    0    1    0    1

Sekarang kita membuat vektor untuk sisi kanan sistem linier persamaan seperti berikut

b <- c(475, 489, 542,422)

Kemudian jika mengetik b, maka akan menampilkan

b
## [1] 475 489 542 422

Sekarang kita akan menggunakan fungsi Solve() untuk menyelesaikan sistem persamaan linear yang kemudian akan menampilkan

Solve(A, b)
## x1     - 1*x4  =   53 
##   x2     + x4  =  422 
##     x3   + x4  =  489 
##             0  =    0

Ini berarti ada banyak solusi yang tak terhingga karena x4 adalah variabel independen, yaitu, Anda dapat memasukkan angka apa pun ke dalam variabel x4.

Berikut merupakan contoh jika angka yang ada dalam operasi diubah

x4=4
x1       =   53 + 1*x4
  x2       =  422 + x4
    x3     =  489 + x4
    x1
## [1] 57
    x2
## [1] 426
    x3
## [1] 493
    x4
## [1] 4

Tidak semua persamaan bisa diselesaikan dengan linear algebra. Pada situasi tertentu kadang kita akan menemui bahwa tidak menampilkan hasil dari suatu persamaan

Sebelum melanjutkan ke pembahasan setlahnya. Mari mereview ulang tentang beberapa pengertian

a1x1 + a2x2 + … + anxn = b

Di mana a1, a2, …, an, dan b adalah konstanta bilangan real, dan x1, x2, …, xn adalah variabel-variabel yang dapat dihitung nilainya. Persamaan linier dapat dipecahkan untuk mencari nilai-nilai dari variabel-variabel tersebut, dengan syarat bahwa jumlah variabelnya tidak lebih banyak dari jumlah persamaannya. Persamaan linier sangat penting dalam matematika dan banyak disalahgunakan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ekonomi, teknik, fisika, dan sebagainya.

Sebagai contoh, sistem persamaan linier dengan dua variabel, x dan y, dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

Matriks koefisien adalah matriks yang terdiri dari koefisien-koefisien variabel dalam sistem persamaan linier, dengan setiap baris mewakili sebuah persamaan linier. Sebagai contoh, sistem persamaan linier dengan tiga variabel x, y, dan z dapat dituliskan dalam bentuk matriks koefisien sebagai berikut:

[ a11 a12 a13 ] [ a21 a22 a23 ] [ a31 a32 a33 ]

Sementara itu, matriks tambahan (augmented matrix) adalah matriks yang terdiri dari matriks koefisien ditambahkan dengan kolom tambahan yang berisi konstanta-koefisien pada setiap baris, yang mewakili persamaan linier lengkap dalam sistem persamaan linier. Dalam contoh yang sama dengan matriks koefisien di atas, matriks tambahan untuk sistem persamaan linier tersebut adalah:

[ a11 a12 a13 | b1 ] [ a21 a22 a23 | b2 ] [ a31 a32 a33 | b3 ]

Matriks tambahan ini digunakan dalam metode-metode penyelesaian sistem persamaan linier seperti metode eliminasi Gauss-Jordan, karena memungkinkan untuk melakukan operasi baris pada sistem persamaan linier secara lebih mudah dan efisien.

[ 1 0 0 ] [ 0 1 0 ] [ 0 0 1 ]

Matriks identitas memiliki sifat yang penting dalam aljabar linier dan matematika secara umum, karena matriks identitas memiliki sifat bahwa ketika dikalikan dengan matriks lain, hasilnya adalah matriks itu sendiri. Dalam notasi matematika, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:

AI = IA = A

Di mana A adalah matriks apapun yang kompatibel dengan matriks identitas I, yaitu matriks yang memiliki jumlah kolom sama dengan jumlah baris dari matriks identitas. Sifat ini memungkinkan matriks identitas digunakan sebagai identitas perkalian dalam aljabar matriks, dan memainkan peran penting dalam berbagai konsep dan aplikasi aljabar linier, seperti invers matriks, determinan, dan transformasi linier.

Secara formal, sebuah matriks dinyatakan dalam bentuk echelon form jika memenuhi kondisi-kondisi berikut:

  1. Semua baris nol berada di bagian bawah matriks.
  2. Setiap leading entry (elemen pertama yang tidak nol) pada sebuah baris berada di kolom yang lebih ke kanan dibandingkan leading entry pada baris di atasnya.
  3. Jika sebuah baris tidak nol, maka semua elemen pada kolom leading entry tersebut di bawah leading entry tersebut adalah nol.

Sebagai contoh, matriks berikut adalah dalam bentuk echelon form:

[ 2 4 6 ] [ 0 1 3 ] [ 0 0 -5 ]

Bentuk echelon dari sebuah matriks dapat dicapai melalui serangkaian operasi baris yang termasuk dalam metode eliminasi Gauss, seperti menukar baris, mengalikan sebuah baris dengan konstanta non-nol, dan menambahkan hasil perkalian sebuah baris dengan konstanta ke baris lain. Bentuk echelon sering digunakan dalam menyelesaikan sistem persamaan linier dan berbagai masalah aljabar linier, seperti mencari invers matriks dan mencari basis dan ruang kolom matriks.

Gaussian Elimination (eliminasi Gauss) adalah sebuah metode untuk menyelesaikan sistem persamaan linier dengan cara mentransformasi matriks koefisien menjadi bentuk echelon menggunakan serangkaian operasi baris. Metode ini mengambil nama dari matematikawan Jerman, Carl Friedrich Gauss.

Metode eliminasi Gauss dimulai dengan memasukkan koefisien dari masing-masing variabel ke dalam sebuah matriks augmented, yang terdiri dari koefisien variabel dan kolom hasil. Kemudian, dengan melakukan serangkaian operasi baris pada matriks augmented, matriks tersebut diubah menjadi bentuk echelon atau bentuk tereduksi baris. Selanjutnya, sistem persamaan linier dapat diselesaikan dengan menggunakan metode back-substitution atau substitusi balik.

Pada setiap tahap metode eliminasi Gauss, operasi baris yang dilakukan harus memastikan bahwa leading entry (elemen pertama yang tidak nol) dari setiap baris selalu berada di kolom yang lebih kanan dibandingkan leading entry pada baris di atasnya. Operasi baris yang umum dilakukan dalam metode eliminasi Gauss meliputi:

Menukar dua baris Mengalikan sebuah baris dengan sebuah konstanta non-nol Menambahkan hasil perkalian sebuah baris dengan sebuah konstanta ke sebuah baris lain. Pada akhirnya, setelah matriks augmented telah dikonversi ke bentuk echelon atau bentuk tereduksi baris, solusi sistem persamaan linier dapat ditemukan dengan mudah menggunakan substitusi balik atau metode back-substitution. Metode eliminasi Gauss adalah metode yang sangat umum digunakan dalam aljabar linier dan memiliki banyak aplikasi dalam berbagai bidang, seperti teknik sipil, ilmu komputer, dan fisika.

Di R kita juga bisa melihat bagaimana Gaussian Elimination bekerja menggunakan package matlib. Kita akan menggunakan contoh di atas. Misalkan kita memiliki sistem persamaan linear berikut :

x2 + 3x3 − x4 = 1 −x1 + x2 − 4x3 = 1 x1 + 2x3 + 4x4 = 5 x2 − 4x4 = −2.

Maka Augmented Matriksnya adalah :

0 1 3 −1 1 −1 1 −4 0 1 1 0 2 4 5 0 1 0 −4 −2

Pertama kita harus menggunakan package matlib

library(matlib)

Kemudian kita membuat matriks koefisien dan vektor untuk ruas kanan dari sistem persamaan linear.

A <- matrix(c(0, -1, 1, 0, 1, 1, 0, 1, 3, -4, 2, 0, -1, 0, 4, -4), 4, 4)
b <- c(1, 1, 5, -2)

Di sini, kami tidak mengetikkan “nrow=” dan “ncol=”. Jika sudah jelas bisa kita lewati mengetik mereka. Dengan menggunakan fungsi showEqn() kita dapat melihat sistem persamaan linear maka R akan menampilkan.

showEqn(A, b)
##  0*x1 + 1*x2 + 3*x3 - 1*x4  =   1 
## -1*x1 + 1*x2 - 4*x3 + 0*x4  =   1 
##  1*x1 + 0*x2 + 2*x3 + 4*x4  =   5 
##  0*x1 + 1*x2 + 0*x3 - 4*x4  =  -2

Sekarang dengan menggunakan fungsi eselon() kita dapat melihat bagaimana Penghapusan Gaussian bekerja. Dengan contoh ini, kita dapat mengetikkan echelon(A, b, verbose=TRUE, fractions=TRUE) Jika opsi “fraksi” ini disetel sebagai “BENAR”, maka hasilnya dalam bentuk angka rasional. R menampilkan yang berikut ini sebagai cara kerja Penghapusan Gaussian:

echelon(A, b, verbose=TRUE, fractions=TRUE)
## 
## Initial matrix:
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  0    1    3   -1    1  
## [2,] -1    1   -4    0    1  
## [3,]  1    0    2    4    5  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
## row: 1 
## 
##  exchange rows 1 and 2 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,] -1    1   -4    0    1  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  1    0    2    4    5  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
##  multiply row 1 by -1 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1   -1    4    0   -1  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  1    0    2    4    5  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
##  subtract row 1 from row 3 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1   -1    4    0   -1  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    1   -2    4    6  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
## row: 2 
## 
##  multiply row 2 by 1 and add to row 1 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    7   -1    0  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    1   -2    4    6  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
##  subtract row 2 from row 3 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    7   -1    0  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    0   -5    5    5  
## [4,]  0    1    0   -4   -2  
## 
##  subtract row 2 from row 4 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    7   -1    0  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    0   -5    5    5  
## [4,]  0    0   -3   -3   -3  
## 
## row: 3 
## 
##  multiply row 3 by -1/5 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    7   -1    0  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0   -3   -3   -3  
## 
##  multiply row 3 by 7 and subtract from row 1 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    6    7  
## [2,]  0    1    3   -1    1  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0   -3   -3   -3  
## 
##  multiply row 3 by 3 and subtract from row 2 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    6    7  
## [2,]  0    1    0    2    4  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0   -3   -3   -3  
## 
##  multiply row 3 by 3 and add to row 4 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    6    7  
## [2,]  0    1    0    2    4  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0    0   -6   -6  
## 
## row: 4 
## 
##  multiply row 4 by -1/6 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    6    7  
## [2,]  0    1    0    2    4  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0    0    1    1  
## 
##  multiply row 4 by 6 and subtract from row 1 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    0    1  
## [2,]  0    1    0    2    4  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0    0    1    1  
## 
##  multiply row 4 by 2 and subtract from row 2 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,]  1    0    0    0    1  
## [2,]  0    1    0    0    2  
## [3,]  0    0    1   -1   -1  
## [4,]  0    0    0    1    1  
## 
##  multiply row 4 by 1 and add to row 3 
##      [,1] [,2] [,3] [,4] [,5]
## [1,] 1    0    0    0    1   
## [2,] 0    1    0    0    2   
## [3,] 0    0    1    0    0   
## [4,] 0    0    0    1    1

Jadi solusi untuk sistem ini adalah x1 = 1, x2 = 2, x3 = 0, x4 = 1.

Solve(A,b)
## x1        =  1 
##   x2      =  2 
##     x3    =  0 
##       x4  =  1

Berlanjut ke contoh selanjutnya pada sistem persamaan linier

5x2 + 4x3 + 7x4 = −9 −9x1 + 6x2 + 6x3 + 7x4 = −17 4x1 + 3x2 + 5x4 = −3 4x1 + 8x2 + 4x3 + 12x4 = 0.

Dimana mempunyai augmented matriks

0 5 4 7 −9 −9 6 6 7 −17 4 3 0 5 −3 4 8 4 12 0

Kami menggunakan paket matlib untuk contoh ini. Kami membuat matriks koefisiendan vektor ruas kanan persamaan sistem. Kemudian kita punya

A <- matrix(c(0, -9, 4, 4, 5, 6, 3, 8, 4, 6, 0, 4, 7, 7, 5, 12), 4, 4)
b <- c(-9, -17, -3, 0)

Dengan menggunakan fungsi showEqn() kita dapat melihat sistem persamaan linear maka akan menampilkan

showEqn(A, b)
##  0*x1 + 5*x2 + 4*x3  + 7*x4  =   -9 
## -9*x1 + 6*x2 + 6*x3  + 7*x4  =  -17 
##  4*x1 + 3*x2 + 0*x3  + 5*x4  =   -3 
##  4*x1 + 8*x2 + 4*x3 + 12*x4  =    0